"Avanza dan mobil pick up kredit?" tanya Lelis sambil manggut-manggut.
Yesa menggigit bibirnya, membayangkan berapa banyak hutang sang bapak.
"Setiap jatuh tempo kredit mobil, kami yang dimintai uang untuk membayar. Meskipun dihitung sebagai total hutang beliau," tambah Alam.
Kalimat yang sukses membuat Lelis melongo.
"Mobilnya atas nama siapa?" selidik Lelis penasaran.
"Bapak," jawab Yesa singkat.
"Yah, ada komentar? Kok bunda mendadak migren ya," canda Lelis dengan memijat kening dengan kedua tangannya
Wahyu menggeleng, dia bahkan bingung bagaimana sang istri nanti bisa menyelesaikan masalah serumit ini. Menyarankan sesuatu yang nantinya malah menimbulkan kemurkaan sang bapak pada Yesa bukanlah sesuatu yang bijak.
"Rumit ya mbak?"
"Banget," jawab Lelis tegas pada Yesa.
"Aku bahkan rasanya ingin angkat tangan tanda menyerah, boleh gak?" Lelis terkikik dengan kalimatnya sendiri. Wahyu tersenyum melihat ekspresi Lelis yang begitu lepas tertawa.
