"Dinda, Dindaaaa," teriak seseorang memanggilku.
Ya Allah, Allahu Akbar. Alhamdulillah, Lelis melambaikan tangan padaku. Dia langsung berlari ke arahku. Aku tergugu hingga saat dia memelukku aku langsung menumpahkan tamgisku di dadanya. Tidak aku pedulikan orang-orang menatap aneh ke arah kami.
Terserah spa yang mereka pikirkan, aku hanya ingin terbebas dari sesak yang aku rasakan.
Flashback end.
_____I.S_____
"Andi tahu kamu pergi dari rumah?" Lelis bertanya pada Dinda setelah Dinda meluapkan kesedihannya dan menceritakan apa yang terjadi padanya siang tadi, hingga membuat Dinda datang ke tempat Lelis dengan gojek.
Dinda menggeleng dan menyerahkan ponselnya pada Lelis.
"Ya Allah Din, Andi khawatir sama kamu lihat berapa panggilan tak terjawab.
Dinda enggan melihatnya. Napasnya masih tersengal. Matanya sembab dan merah.
