"Bapak...," Pekiknya kaget.
"Bapak?" ulangku dengan nada bertanya.
Dia mengangguk.
"Kalian ke sini izin sama bapak?" sambungku bertanya kembali pada Yesi.
Dia menggelng, raut takut sangat jelas terbaca di wajahnya. Perlahan dengan telunjuk kanan, sia mengusap ke atas layar ponselnya.
"Assalamualaikum pak." Yesi mengucap salam.
"Kamu dimana? Menengok anak kurang ajar yang tak tahu diri itu? Tidak usah ditengok. Biar dia sadar itu adalah balasan karena dia perhitungan dengan orng tua sendiri, jangan ikut-ikutan jadi anak durhaka seperti dia, "cecar bapak yang jelas aku dengar.
Yesi meringis menatapku. Dia kemudian berdiri dan berjalan ke arah ruang tamu untuk menjauh dariku.
Ya Allah, sebegitu salahkah aku di depan bapak?
Benarkah ini balasan karena aku perhitungan dengan bapak?
Apakah keguguran yang aku alami karena kalimatku yang menyakiti hati bapak?