Seperti ritual sebelum tidur, Grizelle selalu menonton ulang performa idolanya di panggung. Namun, kali ini perempuan itu memilih menonton drama yang dibintangi sang idola. Meski sudah melihatnya ratusan kali, dia tidak pernah bosan dan terus mengulangnya. Bahkan Grizelle sampai hafal dialog dan kejadian tiap menitnya.
"Wah, Bo ... aku kesal sekali saat adegan ini. Bagaimana Bo bisa sekejam itu?" ucap Grizelle kepada bantal yang menemaninya saat adegan sang idola menolak perasaan lawan mainnya.
Setelah selesai satu episode yang berlangsung selama satu jam setengah, Grizelle mematikan ponselnya dan bergegas tidur. Sebenarnya wanita itu masih ingin menonton, tetapi dia teringat bahwa besok dirinya sudah harus bekerja. Meski hanya pembantu rumah tangga dan tempatnya di sebelah apartemennya, wanita itu tetap tidak ingin meninggalkan kesan buruk dan berakhir dipecat sebelum bekerja.
Kini Grizelle dan Rery sama-sama terlelap di tempat tidur yang berbatasan dengan dinding tipis. Malam yang dingin membuat keduanya larut dalam mimpi indah masing-masing. Yang satu memimpikan berdiri di panggung megah, sedangkan satunya lagi memimpikan sang idola yang juga menyukainya.
***
Tok ...tok ... tok ....
Suara ketukan pintu terus terdengar tanpa henti, membuat Rery yang masih terlelap terpaksa membuka mata. Pria itu segera berjalan ke arah pintu dan membukanya.
"Selamat pagi, Bos!" sapa Grizelle yang sudah siap bekerja.
"Hah! Pagi ...." sahut Rery sembari memegang keningnya. "Masuklah dan mulai bekerja. Aku akan kembali tidur," imbuh Rery. Begitu Grizelle masuk, Rery segera menutup pintu dan kembali ke kamar.
"Aku mulai dari mana ya?" gumam Grizelle sembari menggaruk kepala yang tidak gatal.
Wanita itu bingung karena baginya apartemen Rery sudah bersih. Setelah sejenak berpikir, dia mulai membersihkan ruang tamu. Menata ulang, menyapu, mengepel, dan mengelap pun dia lakukan hingga tidak ada setitik debu yang menempel.
Setelah beralih dari kamar mandi dan membersihkannya, wanita itu mulai memasuki areal dapur. Dia menata beberapa makanan instan yang masih ada di kantung belanja. Selain itu dia juga memasukkan beberapa bahan makanan ke lemari es.
"Wah, apa ini sungguh lemari es pribadi? Benar-benar tidak bisa dibandingkan dengan milikku." Grizelle menggeleng melihat lemari es Rery yang terisi penuh, sedangkan miliknya air mineral saja tidak ada.
Selepas pekerjaan di dapur selesai, Grizelle memanfaatkan kesempatan saat Rery sedang tertidur. Sejenak ia merebahkan tubuhnya di sofa karena merasa pegal di hari pertama bekerja. Sudah lama perempuan itu tidak bersih-bersih secara menyeluruh seperti yang ia lakukan hari ini.
Waktu terus berlalu, tiga puluh menit sudah Grizelle bersantai di rumah bosnya.
"Apa idolaku memang suka tidur? Kenapa sudah mau siang dia tidak bangun-bangun?" gumam Grizelle. Ia bangkit dari tidurnya dan mengambil posisi duduk. "Ah, mungkin dia kelelahan. Mungkin malam tadi idolaku sibuk berlatih sendiri," ucap Grizelle sembari menunjukkan tingkah gemasnya.
Sejenak Grizelle larut dalam khayalan. Setelah sadar ia segera berdiri dengan penuh semangat.
"Aku akan memasak makan siang untuk Bo. Saat dia bangun pasti perutnya lapar!" Sembari melompat girang, Grizelle menuju ke dapur. Dia membuka lemari es dan memandangi sejenak beberapa bahan makanan yang bisa ia olah.
Sebenarnya kemampuan memasak Grizelle tidak terlalu baik. Dia hampir tidak pernah memasak karena tidak pernah ada bahan makanan di apartemennya. Karena paham betul dengan kekurangannya, maka dari itu dia mencari langkah-langkah memasak di internet. Membutuhkan waktu setengah jam untuknya mencari menu yang paling mudah. Itu pun dia hanya menemukan langkah memasak sup ayam.
"Semua bahannya ada. Apa aku masak ini aja?" gumamnya sembari memegang ponsel dan ayam kemasan.
Sejenak Grizelle berpikir, hingga akhirnya dia yakin akan memasak sup ayam. Tangannya dengan perlahan menyiapkan semua bahan yang tertulis di internet. Ia pun mengikuti langkah demi langkah dengan teliti agar menghasilkan masakan yang terasa lezat.
"Apa yang kamu lakukan?"
Suara yang tiba-tiba terdengar mengejutkan Grizelle.
"Bos sudah bangun? Ayo duduk, Bos. Makan siang akan segera tersaji," ujar Grizelle dengan penuh semangat.
Tanpa memikirkan hal lain, Rery pun segera duduk. Ia menatap Grizelle sembari bertanya, "Apa yang kamu masak? Bukankah aku hanya memintamu membersihkan rumah?"
"Tidak apa-apa, Bos. Lagi pula semua sudah bersih, jadi sekalian masak saja ...."
Setelah hidangan tersaji, Rery hanya menatapnya tanpa berkata apa pun. Dia cukup meragukan masakan yang dimasak Grizelle karena warna kuah dari supnya sangatlah bening.
"Ada apa, Bos? Makan saja, aku akan makan di rumah nanti," ujar Grizelle yang sedang duduk di hadapan Rery.
Pria itu hanya tersenyum mendengar perkataan Grizelle, berhubung ia sedang lapar tanpa menunggu lama tangannya segera menyendok sup di hadapannya.
"...."
"Ada apa, Bos? Enak?" tanya Grizelle penuh semangat.
"Apa kamu yakin ini makanan manusia?" Rery mengernyit menatap perempuan di hadapannya.
Ekspresi Grizelle yang semula penuh semangat, kini berubah kebingungan. Ia pun bertanya ada masalah apa dengan masakannya. Bahkan belum sampai pertanyaannya dijawab, Grizelle merebut mangkuk yang sedang Rery genggam. Tindakannya itu membuat sang idola terkejut, tetapi Rery tetap diam karena penasaran pada tanggapan Grizelle.
Satu suapan masuk ke mulut wanita itu. "A ... anu ... a-apa aku lupa memasukkan garam?" Wajahnya memerah karena malu, tetapi dia juga yakin bahwa setiap langkah yang ada di internet sudah ia ikuti. Termasuk memasukkan garam dan jumlah takarannya.
"Bagaimana rasanya sup hambar ini? Lezat?" tanya Rery menyindir. Dia menyilangkan kedua tangannya dan menatap Grizelle sembari tersenyum ramah.
Grizelle hanya tertawa sembari menundukkan kepala dan menggaruknya. Dia cukup malu karena ketahuan tidak bisa memasak oleh sang idola.
"A-akan kumasak lagi," ucap Grizelle. Ia bangkit dari kursi sembari mengambil mangkuk di hadapannya.
"Sudah tidak usah. Bisa-bisa bahan makananku terbuang sia-sia," sahut Rery dengan nada suara yang datar. Pria itu segera bangkit dan melangkah ke arah lemari es. "Biar aku sendiri saja yang masak. Kamu lanjutkan pekerjaanmu," imbuh Rery sembari melihat-lihat bahan makanan yang ia punya.
"Tapi ... aku sudah selesai membersihkan semua."
Rery menoleh menatap Grizelle. Pria itu hanya melihat wanita di ruang pandangnya tanpa mengatakan apapun. Setelah beberapa detik berlalu, ia kembali menatap bahan makanan sembari berkata, "Ya sudah, kamu pulang saja."
Grizelle tidak memahami maksud sang idola. Dia pikir dirinya diusir karena baru siang hari, tetapi sudah tidak ada yang bisa ia kerjakan. Tanpa basa-basi, perempuan itu pun memohon pada Rery agar tidak memintanya pergi.
"Hah, kamu ini! Ya sudah, kamu duduk saja. Aku akan masak untuk kita berdua. Itu juga baik agar kamu bisa membedakan mana makanan enak atau tidak." Rery yang tidak memahami maksud Grizelle justru memintanya untuk duduk. Grizelle sebenarnya bingung, dia meminta agar tidak dipecat, tetapi justru diminta makan bersama. Namun, karena tidak ingin menolak, dia pun duduk dengan tenang sembari mengamati Rery memasak.