Chereads / My Idol is My Illusion / Chapter 14 - Liburan Grizelle

Chapter 14 - Liburan Grizelle

Suara siulan burung mulai terdengar. Sinar mentari juga menembus celah gorden yang tertutup. Pagi telah tiba, menggantikan malam gelap yang terasa damai. Grizelle yang sudah membuka mata mulai melangkah keluar setelah membasuh wajah. Wanita itu berjalan melewati anak tangga dan berakhir di ruang tamu.

"Apa Bo belum bangun? Tidak ada tanda-tanda darinya," ucapnya sembari menoleh ke lantai dua.

Wanita yang merasa tubuhnya pegal mulai meregangkan tubuh. Ia mempersiapkan agar otot-ototnya tidak kaku saat mulai bekerja. Dia juga merasa lega karena sang idola belum bangun, yang berarti dia bisa santai sedikit lebih lama.

Sepuluh menit berlalu, Grizelle segera bangkit dari duduknya karena merasa haus. Dia yang sudah masuk ke areal dapur terkejut dengan mangkuk serta piring di atas meja. Dengan cepat kakinya pun membawa tubuh ramping itu mendekat.

Tangan Grizelle membuka penutup makanan. "Eh, makanan? Dan masih hangat?"

Belum sampai membuka satu penutup lagi, dia menemukan memo di bawah piring. Saat dibaca, di sana tertulis bahwa idolanya pergi dengan manager karena ada urusan penting. Sang idola juga mengatakan bahwa Grizelle bebas melakukan apapun hari ini dengan syarat dia sudah selesai membersihkan seluruh villa.

"Wah, apa ini? Apa aku bisa bersantai di villa ini sendirian?"

Perasaan bahagianya semakin bertambah saat ia membaca kalimat terakhir. "Ini makanan untukmu, makanlah dengan lahap dan jaga dirimu baik-baik."

"Kyaa! Bo mengkhawatirkanku? Baiklah aku tidak akan mengecewakanmu, aku akan makan dengan baik!" Wanita itu segera duduk dan melahap semua makanan yang tersaji tanpa tersisa sedikitpun.

Begitu perutnya merasa kenyang, tanpa menunggu lama dia segera mencuci piring dan kembali ke kamar untuk mandi. Grizelle tahu bahwa mandi setelah makan tidak baik, tetapi dia tidak ingin membuang waktu untuk bersantai, jadi dia menargetkan seluruh pekerjaannya harus selesai sebelum siang.

Begitu tubuhnya selesai diguyur dengan air bersih, hati yang dipenuhi semangat mulai mengiringi pekerjaan hari ini. Tindakannya yang cekatan membuat wanita itu dapat menyelesaikan pekerjaannya tepat pada waktu yang ia tentukan.

Kini Grizelle yang sudah berganti pakaian mulai melangkah ke dapur. Ia membuka isi kulkas dan mengambil beberapa bahan untuk di buat menjadi toast. Tidak lupa juga wanita itu menyiapkan jus jeruk dingin yang ada dan juga air mineral.

Wanita yang kini mengenakan pakaian santai dan mengikat rambutnya ke atas berencana membuat hari bebas itu menjadi liburan singkat untuknya. Setelah membawa makanan dan minuman itu ke areal belakang yang merupakan kolam renang, dia mulai duduk dan bersantai sembari menikmati hidangan yang ia siapkan sendiri.

Angin yang berembus lembut membuat suasana tenang menjadi semakin tenang. Grizelle benar-benar menikmati waktu yang selama ini belum pernah ia rasakan. Meski hanya di rumah, dia tidak menyangka bahwa dalam hidupnya akan merasakannya.

"Sepertinya ada yang kurang ...." Grizelle yang bersandar segera duduk dengan posisi sempurna. Ia pun tiba-tiba lari ke kamarnya dan mengambil kotak musik kecil yang ia bawa.

Setelah kembali ke posisi semula, wanita itu segera menyalakan musik yang tidak lain adalah lagu-lagu yang dinyanyikan sang idola.

"Nah, begini baru benar. Ini baru namanya liburan," ucapnya. Ia meraih gelas dan meneguk jus jeruk yang masih terasa dingin.

Wanita yang tengah bersantai itu menghabiskan waktu berjam-jam. Bahkan piring dan gelas yang sebelumnya terisi, kini sudah kosong semua.

"Ah, aku ingin berenang ...." Ekspresi cemberut mulai terlihat di wajah cantik tanpa make up itu. Meski sejak awal tiba di villa Grizelle ingin berenang, dia tidak melakukannya karena wanita itu tidak bisa berenang.

Wanita yang tengah sedih mulai melangkah mendekati kolam, dia duduk dan memasukkan kakinya ke dalam air. Suhu dingin dari air yang tidak terkena terik matahari membuatnya menggigil untuk pertama kalinya. Meski lama kelamaan tubuhnya sudah menyesuaikan suhu itu.

Memang halaman belakang termasuk ruang terbuka, hanya saja tepat di atas kolam renang terdapat penutup agar terik matahari tidak langsung menembusnya.

Setelah bosan bermain di lingkungan kolam renang, Grizelle kembali masuk dan mencuci gelas serta piring yang ia bawa. Kini wanita itu bersantai di hadapan televisi sembari menikmati acara yang ada.

Di tengah waktu santainya, mata yang terbuka lebar lama kelamaan mulai tertutup. Sinar senja yang merambat masuk pun menemani wanita yang terlelap di sofa. Grizelle yang kelelahan dengan liburan sederhananya itu tertidur dengan pulas tanpa mempedulikan tempat.

Di sisi lain, sang idola yang masih mengganggu managernya pun tengah bersantai di tengah kesibukan orang lain.

"Sebenarnya kenapa kamu ini? Padahal tidak sakit tapi memintaku menjemputmu," ucap direktur sembari membaca sebuah kertas. "Terlebih lagi, apa ... kamu sedang sekarat? Hah, apa-apaan itu, padahal tubuhmu sehat dan makanmu juga banyak." Manager melirik meja yang terdapat berbagai makanan instan serta berbagai minuman.

"Kak, tenanglah, apa kamu tidak merindukan adikmu yang tampan ini?" tanya Rery sembari memainkan ponsel.

"Tidak!" Manager menjawab dengan singkat, tetapi Rery tidak menanggapinya. Ia hanya tertawa dan kembali fokus pada ponselnya.

"Hei!" panggil manager.

Pria yang tengah bermain ponsel menoleh tanpa menjawab.

"Apa jangan-jangan, kamu sedang bertengkar dengan gadis itu ya? Ah, atau jangan-jangan—."

"A-apa? Kakak ini bicara apa? Gadis apa?" Rery menjawab dengan gugup. Wajahnya juga memerah. Manager yang memperhatikan gerak-geriknya hanya mengangguk sembari tersenyum. Beliau paham betul bahwa ada sesuatu di antara mereka.

"Ya sudah jika tidak ada apa-apa pulang sana!"

Rery tidak menanggapi perintah managernya. Dia justru mengenakan headset agar tidak mendengar sang manager yang terus mengusirnya. Padahal, tidak ada musik sama sekali yang dinyalakan. Dia hanya melakukan itu untuk berpura-pura.

Senja berganti malam. Rery yang tidak dapat lagi bertahan di tempat sang manager terpaksa harus kembali ke villa. Ia tiba di sana tepat pukul delapan malam. Pria yang merasa heran karena tidak ada satu lampu pun yang menyala bergegas masuk sembari berlari. Dia khawatir bahwa Grizelle kenapa-kenapa di dalam.

Satu per satu lampu dinyalakan. Pria yang tengah panik juga mulai melihat sosok wanita yang masih terlelap dalam tidurnya.

"Hah, sepertinya pikiranku terlalu berlebihan." Dia berjalan mendekati wanita itu. "Ap seharian dia hanya tidur?"

Rery berjongkok di dekat Grizelle. Wajah mereka pun berdekatan karena posisi pria itu. Dia memiringkan kepalanya ke kanan dan kekiri secara bergantian sembari melihat wajah cantik yang tengah terlelap.

"Apa dia tidak berniat menjadi model?"

Saat Rery menatap Grizelle dengan lekat, tiba-tiba saja mata wanita itu terbuka. Keduanya sama-sama berteriak karena terkejut. Grizelle segera duduk, sedangkan Rery tersungkur ke belakang.

"A-apa yang Bos—."

"Kenapa kamu tidur di sini! Cepat bangun!" Rery memotong perkataan Grizelle dan berteriak. Tampak jelas bahwa dirinya sedang panik.