"Ehkem!" Rery bangkit dari duduknya. "Su-sudah malam. Sana tidur! Jangan lupa bereskan ini," ucapnya sembari menunjuk ke arah meja. Pria itu pun segera melarikan diri dan kembali ke kamar.
Grizelle yang masih terduduk pun tiba-tiba berdiri sembari melompat. Dia merasa senang karena sang idola memuji kecantikannya. Rasanya dia seperti sedang berada dalam dunia khayalnya.
"Astaga, aku tidak menyangka mendengar kata-kata itu langsung dari mulut Bo! Kira-kira ekspresiku tadi seperti apa ya?" Grizelle menutup wajahnya dengan kedua telapak tangan. Ia benar-benar gembira dan tidak bisa mengendalikan diri. Bahkan wanita itu juga merasa bersyukur karena sang idola segera masuk, atau dia harus bertahan lebih lama menahan kebahagiaan itu.
Setelah berhasil mengatur perasaannya, kini Grizelle segera masuk sambil membawa dua cangkir dan bungkus snack yang sudah kosong. Dia mencuci cangkir itu dan meletakkannya di tempat semula. Begitu juga dengan bungkus yang segera ia masukkan ke tempat sampah.
Saat kakinya hampir keluar dari areal dapur, wanita itu tiba-tiba terhenti dan berbalik. Ia berjalan ke arah rak dan membukanya.
"Tidak apa-apa kan jika aku ambil satu lagi?" ucapnya sembari mengambil satu bungkus snack. Tidak lupa ia juga mengambil minuman botol yang ada di lemari es.
Setelah kedua tangan kecil itu menggenggam satu per satu yang ia ambil, wanita itu segera mematikan lampu dan kembali ke kamar. Dia tidak segera tidur, melainkan duduk di sofa yang ada di tepian jendela sembari membuka bungkus snack.
"Ah, aku benar-benar tidak bisa tidur." Dia menatap ke arah langit. "Wah, malam ini bintangnya sangat banyak. Ternyata sangat indah!" Wanita itu tersenyum dan menikmati waktu sendirinya.
***
Suara alarm merambat ke telinga Rery. Pria yang masih mengantuk membuka mata dan mematikan jam weaker yang ada di nakas samping tempat tidurnya.
Kini pria itu kembali berbaring dan memejamkan mata. Namun, tidak sampai lima menit ia kembali membuka matanya dan mengambil posisi duduk. Tidak lupa dia juga meregangkan tubuhnya agar otot-ototnya tidak lagi kaku.
Pria yang selalu menjaga bentuk tubuhnya bergegas beralih dari tempat tidur untuk melakukan olahraga ringan, baru kemudian duduk bersantai sembari memainkan ponsel. Dia selalu mencari berita terkini dan memastikan tidak ada berita buruk tentangnya.
Manager: Jangan lupa besok kamu harus ke perusahaan lebih awal!
Pesan dari manager masuk saat Rery tengah asik melihat berita. Karenanya, dia pun tidak menjawab pesan itu dan hanya membacanya saja.
Waktu berlalu dengan cepat, jam di ponsel Rery pun menunjukkan pukul delapan pagi. Ia yang tengah bersantai segera bangkit dan berjalan ke arah kamar mandi.
Setelah tubuhnya segar dan wangi, pria itu berniat ke dapur untuk memasak. Namun, ia masih ragu untuk keluar kamar karena memikirkan kata-katanya kemarin yang mengatakan bahwa Grizelle cantik.
"Tapi, jika aku tidak segera memasak, gadis itu pasti akan kelaparan bukan?" Rery yang tengah ragu akhirnya membuka pintu. Ia melangkah keluar dan melihat sekeliling. "Tumben tidak ada tanda-tanda darinya. Apa dia ada di bawah?"
Pria yang berniat menghindar tetap saja mencari wanita yang dihindarinya. Karena di lantai dua dia tidak melihat Grizelle, sembari menuju ke lantai satu pria itu pun menoleh mencari keberadaan wanita itu.
Karena tidak ada siapa pun, akhirnya Rery memutuskan untuk tetap memasak. Dia berpikir mungkin Grizelle sedang membersihkan area tersembunyi.
Tidak lama berselang, makanan sudah tersaji di meja. Aroma hangat dari masakan Rery biasanya disambut hangat oleh suara wanita yang sudah tergoda dengan aroma yang menyebar. Namun, lima sampai sepuluh menit menunggu, tidak ada tanda-tanda sama sekali dari wanita itu.
"Apa aroma masakanku kali ini tidak kuat?" Rery mengangkat mangkuk sayur, ia mencoba mencium aromanya. "Jangankan di dekatkan. Diletakkan di meja saja aku bisa mencium aromanya."
Kini sang idola melangkah meninggalkan areal dapur. Dia berdiri di ruang tamu sembari meneriaki nama Grizelle. Namun, tidak ada sahutan sama sekali hingga akhirnya pria itu berkeliling ke sana kemari untuk mencari Grizelle.
Setelah mengelilingi setiap sudut villa dan tidak dapat menemukan keberadaan wanita yang dicarinya, Rery langsung tahu kemana ia harus melangkah. Kini dia berjalan menuju kamar Grizelle dan ternyata benar, pria itu menemukan wanita cantik yang membuatnya berkeliling ke sana kemari.
"Apa dia ini memang suka tidur?" ucap Rery. Saat hendak keluar, matanya tertuju ke arah meja di dekat sofa. Dia melangkah mendekat. "Ah, jadi semalam dia tidak langsung tidur dan malah mengambil snack lain? Astaga, gadis ini. Apa semua gadis seperti ini? Hanya tau makan dan tidur saja."
Setelah menyelimuti Grizelle, Rery segera keluar dari kamarnya. Dia sadar bahwa tidak baik wanita dan pria berada di dalam kamar yang sama.
Begitu pria itu menghabiskan sarapannya sendiri, ia kembali bersantai di ruang tamu. Rery berbaring di sofa sembari menaikkan kakinya. Dia juga bermain ponsel dan mendengarkan lagu, menikmati waktu yang ia miliki untuk bermalas-malasan. Karena bagaimanapun juga besok ia harus kembali bekerja keras dan membuat tubuhnya kembali terbiasa tanpa istirahat.
Rery yang bersantai sempat terlelap dalam tidur, ia yang merasa tidur sangat lama terkejut saat melihat jam. "Ah, ternyata aku hanya tertidur satu jam. Rasanya lama sekali."
Tengggorokan Rery terasa kering setelah tertidur. Pria itu pun akhirnya bangkit dari duduknya dan berjalan ke arah dapur karena berniat untuk mengambil minum. Namun, belum sampai minuman ia ambil, dia justru terkejut karena melihat makanan yang masih utuh belum tersentuh.
"Apa gadis itu benar-benar belum bangun?" Rery sedikit menoleh meski ia tahu tidak ada siapapun di belakangnya. "Apa harus kubangunkan? Ah, tidak usahlah. Biarkan saja dia istirahat seharian, agar besok dia memiliki banyak tenaga," ucapnya sembari tertawa.
Saat Rery hendak meminum air yang sudah diambilnya, tiba-tiba saja ....
"Selamat pagi, Bos!" ucap Grizelle dengan penuh semangat. Sapaannya itu benar-benar membuat sang idola terkejut hingga pria malang itu tersedak.
Grizelle yang panik segera berjalan mendekat. Ia pun asal mengambil lap yang ada di sampingnya dan ia kenakan untuk mengusap air yang ada di dekat bibir sang idola.
"Apa yang kamu gunakan, kenapa bau!" teriak Rery sembari menepis tangan Grizelle yang memegang lap. Ia juga mengelap mulutnya dengan tangan karena merasa aneh dengan lap yang sudah menyentuh bibirnya lebih dulu.
"Astaga, ini lap kotor!" Grizelle terkejut dan melemparkan lap itu begitu saja. "Heheh, ma-maaf, Bos! Tidak sengaja!" Wanita itu bertingkah imut agar sang idola tidak terlalu marah. Sayangnya hal itu sia-sia saja karena sudah dibuat terkejut, ia masih harus merasakan lap kotor.
"Apa-apaan, bangun kesiangan, membuatku terkejut, dan sekarang? Menggunakan lap kotor untuk mengusap bibirku?" Rery terus bergumam saat ia berjalan menjauhi Grizelle. Suara yang terdengar jelas di telinga wanita itu membuatnya merasa tidak enak hati.