•note: rumit, itulah kita...
Dinda menatap sang papa tajam, gadis itu melotot dengan nafas yang tidak beraturan.
"Kenapa?" tanyanya berusaha agar tetap tenang.
Wijaya tersenyum miring, "kamu sudah berani melawan papa Dinda, papa tidak pernah mengajarkan kamu seperti ini," ujarnya.
Gadis itu berdecih, "haha... Apa papa punya waktu untuk Dinda? Apa papa punya? Selama ini papa selalu sibuk dengan kerjaan papa, papa nggak pernah mikir Dinda stress apa enggak!"
Wijaya menghela nafas, "semua ini papa lakuin untuk kamu Dinda, untuk masa depan kamu. Tapi apa yang kamu berikan pada papa? Masa depan kamu hancur karena bersama laki-laki yang pernah papa percayai itu! Papa mengikat hubungan kalian lebih dekat itu untuk saling menjaga satu sama lain bukan kayak gini! Kamu paham nggak sih?!"
"Semua ini bukan sama Vian pa! Ini salah Dinda juga, baik Vian ataupun Dinda sama-sama mau! Jadi plis jangan salahin satu pihak doang!"