Gina sudah kembali ke sekolah seperti biasa, semua kesedihan dan kekecewaannya ia simpan rapat-rapat didalam hati. Memulai hidup baru tanpa kehadiran sahabat terbaik yang sudah pergi adalah hal yang menyakitkan. Bila dulu sering bersama kemana-mana kini semua tinggal kenangan yang tersimpan didalam memori hitam putih.
"Gin, Lo kenapa kemarin nggak masuk? Apa karena Zita?" tanya Dinda.
"Lo tahu jawabannya Din," katanya sendu.
Dinda tersenyum kecut, "yang sabar ya, gue yakin pasti ada cara untuk menyelesaikan ini semua,"
Gina mengangguk kecil, "makasih ya Din, Lo selalu ada buat gue," ucapnya sembari menatap sahabatnya dengan lekat.
"Sama-sama, Lo juga selalu ada buat gue, Lo sahabat terbaik gue lah pokoknya!" kekeh gadis itu.
"Gue tahu Lo sedih Din, gue juga sedih, tapi nggak masalah kalau kita berusaha melupakan masa lalu dan fokus ke masa depan," ujar Gina dengan senyum lebarnya.