Gina berada disalah satu tempat umum yang biasa di sebut kafe, gadis itu duduk termenung dengan secangkir cappucino panas didepannya. Perkataan sarkas Gerald tadi pagi masih terngiang di benaknya. Jujur Ia kaget melihat Gerald seperti itu, memang. Itu bukan pertama kalinya namun hal tersebut sangat menyakitkan.
Gadis cantik itu menghela nafas, cappucino yang tadinya panas sekarang sudah dingin tanpa ia sentuh sama sekali. Ditopangnya dagu karena bosan berjam-jam berada di kafe ini.
Dari jam sembilan pagi sampai jam dua siang, Gina hanya duduk dengan memesan secangkir cappucino saja.
Huft!
Ia menghela nafas berat, bokongnya juga sudah pegal. Tidak ada ponsel, buku atau barang yang lain untuk mengatasi bosannya. Gina pergi dengan uang dua puluh ribu dengan berjalan kaki juga hingga sampai di kafe ini yang cukup jauh dari apartemen Gerald.