Hari semakin sore, Gina masih belum bisa menemukan jalan pulang, gadis itu dari tadi mutar-mutar tidak jelas karena ia benar-benar tidak tahu jalan untuk pulang.
Ia menyeka keringatnya, "kamu tega banget ya Ger, buang aku disini," gumamnya lalu duduk kembali di trotoar.
Satu manusia pun tidak ada yang melintas dari pagi, bahkan kendaraan pun tidak ada. Aneh... Itu lah yang Gina pikirkan.
"Ini juga, dari tadi nggak ada orang lewat satu pun, mana mau malam," decaknya.
Ia melihat kedua kakinya yang sengaja ia selonjorkan karena kelelahan berjalan.
Ponsel? Sayang sekali Gina tidak bawa benda pipih itu karena tadi pagi ia charger.
"Sial banget dah hidup gue! Mana cepak, lapar, haus AISH!!! kalau Lo orang yang nggak gue sukai udah gue santet Lo Ger!" gerutunya lalu menekuk kakinya dan menelungkupkan kepalanya di kedua lututnya.
"Siapapun tolong, gue capek," lirihnya pelan.