"YANG NAMANYA GINA DISINI SIAPA?!" teriak seorang gadis montok depan belakang.
Seisi kelas Xl IPS 1 heboh, kedatangan pentolan SMA kencana alias the most wanted girl sekolah ini datang dikelas mereka.
"GUE KENAPA? NGAJAK GELUD? AYOK!" sahut seorang gadis mungil.
Monalisa, anak kelas XI Bahasa, ia merupakan salah satu idaman siswa cowok di SMA kencana karena kecantikannya dan mempunyai body goals yang sangat menggoda iman para lelaki.
Mona menghampiri meja Gina, ia menatap nyalang gadis itu, dan sama halnya dengan Gina.
"APA LO?!" sengit Gina melipat tangannya didada.
"LO YANG APA?!" Mona mendorong bahu Gina.
Gadis mungil itu terbelalak kaget, ia langsung menepis-nepis seragam sekolahnya seolah jijik.
"TANGAN KOTOR JANGAN SENTUH-SENTUH DONG! KUMAN KAN?!" sindir Gina semakin menjadi memaki Mona yang sudah tidak bisa menahan emosi.
"MAKSUD LO APA HUH?! TANGAN LO KALI YANG KOTOR! UDAH KOTOR MEGANG-MEGANG GERALD LAGI!" balas Mona tidak kalah.
Tiba-tiba Gina tertawa, "jadi ceritanya Lo labrak gue karena gue deketin Gerald nih?" kekeh gadis itu.
"KALO EMANG IYA KENAPA?!" sorak Mona semakin nyaring.
"Bodi aja yang aduhai, tapi sayang sifatnya imihai," geleng Gina menatap Mona dari atas hingga bawah.
Plak!
Dengan keras gadis berbodi aduhai itu menampar Gina.
Siswa-siswi yang ada dikelas langsung menutup mulutnya kaget atas apa yang pentolan sekolah itu lakukan.
"JAGA UCAPAN LO!" Mona menunjuk wajah Gina yang menoleh kesamping karena tamparannya.
"MULUT SAMPAH KAYAK LO GAK BERHAK NGATAIN GUE?!"
Gina kembali menatap Mona dengan tatapan remeh, "kalo gue mulut sampah, terus Lo mulut apaan? Mulut anjing kah?" ujar gadis itu lalu terkekeh kembali.
"WOE MONA!" teriak Riri baru datang dengan Dinda.
"GAK USAH IKUT CAMPUR LO BERDUA?!" balas Mona tajam.
Riri dan Dinda menghampiri meja Gina dan langsung mendorong Mona hingga membentur tembok.
"Gaya sih oke, tapi sifat kek setan!" hina Dinda menatap sinis Mona.
"Apa Lo?!" lanjutnya saat Mona menatapnya tak kalah sinis.
"Kalian gak usah ikut campur, gue mau basmi nih kuman sekolah sendiri," sahut Gina.
"Gak bisa gitu dong Gin?! Nih anak udah berani nampar Lo sama aja nantangin gue!" ucap Riri.
Gina memegang bahu Riri, "biar gue yang urus Lo berdua minggir dulu," katanya.
"Heh cabe! Sini Lo?! Katanya mau ngajak gue gelud! Ayok siapa takut!" Gina menggulung lengan seragamnya seperti preman pasar.
Mona tak mau kalah dengan Gina, cewek itu ikut menggulung lengan seragamnya juga.
Keduanya sudah siap untuk baku hantam, Gina sudah memasang jurus ular mematuk ayam, sedangkan Mona memasang jurus senggol bokongnya.
"Hiak! Rasengannnnn!!!!!" Gina menyerang Mona terlebih dahulu, gadis itu langsung menjambak rambut badai milik Mona. Jangan salah, Gina kecil-kecil cabe rawit tau!
Pentolan sekolah itu juga menjambak rambut lurus Gina dengan kedua tangannya dan terjadilah perkelahian jambak-menjambak dikelas Xl IPS 1.
"HEH CABE! GERALD ITU PUNYA GUE! LO GAK ADA HAK REBUT GERALD DARI GUE!" kata Mona semakin kuat menjambak rambut Gina.
"LO PIKIR LO SIAPA HAH?! GAK USAH SOK-SOK AN KALO GAK BISA KAYAK GUE?!" gadis mungil itu tak mau kalah dengan Mona, ia juga menarik kuat rambut gadis itu hingga meringis kesakitan.
"AYO GIN TARIK KUAT-KUAT?!" teriak Dinda.
"AYO BERANTEM AYO!"
"GILAK SI MONTOK VS SI MUNGIL!"
"PIYUWIT! SEMANGAT SAYANG!"
"AYO! GELUD AYO! GUE SUKA NIH!"
"PIDEOIN! BIAR PIRAL!"
Dan masih banyak lagi teriakan-teriakan penghuni kelas yang bukannya memisahkan, malahan mendukung pergelutan.
"UDAH WOE UDAH! PAK UDIN LAGI JALAN KESINI!" teriak Raka selaku ketua kelas Xl IPS 1 di dekat pintu sambil memantau.
Gina menendang perut Mona kuat hingga jambakkan gadis itu lepas pada rambut Gina lepas.
"LO KALO MAU GELUD SAMPE TITIK DARAH PENGHABISAN JANGAN DISINI?! PULANG SEKOLAH GUE TUNGGU DI LAPANGAN BANTENG!" tantang Gina dengan nafas yang tersengal-sengal kelelahan.
"OKE! GUE TUNGGU JAM LIMA! LEWAT SEDETIK BERARTI LO KALAH!" balas Mona menerima tantangan Gina. Setelah itu gadis montok tersebut pergi dari kelas Xl IPS 1 dengan perasaan gondok.
Dinda dan Riri mendekati Gina dan membenarkan seragam gadis itu.
"Lo kalo berantem boleh juga," puji Dinda terkekeh sambil merapikan rambut Gina yang kusut.
"Boleh dong tanding MMA?" Gina memainkan kedua alisnya naik turun sambil tersenyum miring.
Twing!
Riri menoyor kepala sahabat sarap nya itu, "gak usah sok jago! Berantem jambak-jambakkan jangan sok keras!" sindir gadis itu.
Ketiganya lalu tertawa, "sekate-kate Lo Ri, emang Lo bisa berantem baku hantam?" remeh Gina.
Gadis tinggi itu berdecih, "Lo nantangin gue? UGD or ICU?" tanyanya.
Gina tertawa lalu memeluk Riri erat, "gak dua-duanya gue takut sama Lo," ujarnya.
***
Sesuai apa yang dikatakan Gina dan Mona tadi, keduanya sudah berdiri berhadapan dengan tatapan tajam bak elang.
Suara angin dan suara detik jam terdengar, Gina melirik jam tangan mungilnya yang sebentar lagi menunjukan pukul lima. Tepatnya waktu untuk ia dan Mona bergelud.
"Ada kata-kata terakhir?" tanya Gina.
"Gak usah sok! Kali ini gue pastiin bakal kalahin Lo!" sahut Mona.
Gina berdecih, "gak usah pede! Sebesar apapun badan Lo bakal kalah sama gue!"
"Sebelum gelud, kita harus buat perjanjian! Siapa yang kalah dia harus jauhin Gerald! Gimana?" tawar Mona.
"OKE!" tanpa pikir panjang Gina mengiyakan, pasalnya ia yakin bahwa pergelutan ini bakal dimenangkan olehnya.
"JURUS ANGIN TOPAN! HIAKK!!!" Gina berlari dengan kepalan tangan nya yang siap meninju setiap inci tubuh lawannya itu.
"JURUS GOYANG MANJAH!!!!"
Berbagai jenis jurus sudah keduanya keluarkan, sampai saat ini keduanya imbang. Tak ada yang menang dan kalah.
"Hos hos hos," Gina menghela nafas kasar. Ia lelah karena pertarungan kali ini banyak mengeluarkan tenaga dalam. Bisa aja Gin...
Tanpa membuang waktu lagi Gina kembali menyerang Mona, begitu juga sebaliknya. Diakhir pertarungan, Gina lah pemenangnya, gadis itu tersenyum miring menatap Mona yang terkapar lemas di tanah.
"Sesuai kan apa yang gue bilang? Lo kalo gak jago jangan lawan gue?! Kalah kan Lo?!" cibir Gina.
"Ingat perjanjian kita! Siapa yang kalah, dia yang bakal jauhin Gerald! Paham?!" pungkas Gina kemudian undur diri dan segera pergi dari lapangan banteng.
Untuk apa berlama-lama di sana, Mona sudah kalah dan ia menang dengan bangga. Prinsipnya saat ini adalah siapa yang berani menghalangi jalannya untuk mengejar Gerald harus siap-siap tumbang dengan kekalahan!' begitulah kira-kira.
Mari beri tepuk tangan pada Gina Grizelle! Si mungil cabe rawit. hati-hati kecil belum tentu lemah, dan kecil belum tentu kalah. tau semut saat melawan gajah? Hayo tebak siapa yang menang? Jadi jangan meremehkan seseorang ya, orang lemah bisa jadi singa loh.