Chereads / Dunia Kita Berbeda / Chapter 5 - 5. Masuk Rumah Sakit

Chapter 5 - 5. Masuk Rumah Sakit

Randy pergi ke rental komik yang ada di sekitaran rumah nya, pergi mengantri sebentar di sana dan memilih milih buku komik yang sesuai dengan umur nya dan akhirnya dia menemukan apa yang dia temukan, dan segera mengambil buku itu. Membeli nya dengan uang yang telah dia siapkan beberapa hari sebelum nya. Komik ini begitu murah menurut nya karena itu sekalinya dia beli komik dia akan membeli sebanyak satu kardus hingga series nya habis.

Randy tersenyum manis ke arah karyawan yang ada di sana memberikan uang nya dengan begitu percaya dirinya.

"Wah nak! Kau kembali lagi. Baiklah akan ku masukkan dalam kardus dulu. Duduklah." Kata Bapak yang bernama Santo itu.

Randy mengangguk dia segera berjalan seperti anak umur 10 tahun yang tampak menggemaskan, duduk di kursi plastik yang ada di sana. Menghabiskan waktu nya dengan membaca buku sample yang ada di sana, seru namun bukan selera nya dan tentu saja membuat dirinya jadi begitu bingung dan menutup buku itu.

Berbalik badan dan menatap segerumbolan teman teman sekolah nya, bukan teman. Lebih tepat nya para orang orang yang selalu mengejek nya dan selalu merendahkan nya hanya karena dia adalah seorang anak yang punya penyakit.

Randy menutupi dirinya dengan tas selempangan nya. Dan untung nya saja dia bisa segera bersembunyi dengan baik.

"Ini nak. Kenapa kamu seperti itu?" Tanya Pak Santo. Dia adalah orang yang begitu baik dengan Randy. Beberapa kali membiarkan Randy untuk sembunyi di toko rental hanya karena para remaja itu.

Setelah dia rasa aman, Randy Segera pergi dari sana dan memilih untuk segera mengayuh sepeda nya. Dia mengikat kardus itu di jok belakang nya dengan karet ban. Mengebut ke arah jalan raya luas dan menemukan segerombolan itu tanpa dia sengaja di tengah tengah jalan.

Randy berjalan dengan ketakutan berusaha untuk melewati para gerombolan itu dengan begitu ketakutan nya. Dan untung nya saja Randy segera tau jika dia adalah anak anak itu tidak mengetahui dia ada di sana.

Tin! Salah satu sepeda motor menekan bel motor nya membuat gerombolan itu menatap Randy yang sedang di halang oleh sepeda motor karena Randy yang berjalan dengan tidak baik.

"Sudah kuduga! Itu dia! Lari!!" Teriak Johan dengan suara lantang nya. Membuat Randy langsung berlari dengan mengayuh sepeda motor nya. Dia begitu takut jika Johan dan teman teman nya itu menangkap dirinya dengan cara yang menakutkan.

"Tidak apa Randy anak kuh!! Sini!!" Teriak teman Johan.

Randy semakin cepat melajukan sepada kayuh namun lagi lagi dia tidak bisa mencapai nya dengan cepat. Membuat dirinya tersandung batu kerikil yang cukup besar. Membuat dirinya jatuh ke jalanan beraspal.

"Hahahahahaha! Kau seperti ini saja sudah menangis. Hajar!!" Teriak dan pinta Adam dengan lantang nya pada teman teman nya yang lain.

Buk! Buk! Buk! Mereka terus memukul bahkan menendang Randy dengan begitu kasar nya. Randy menangis dan berusaha untuk melindungi dirinya sendiri, namun percuma kini tubuh nya rasanya sudah retak. Hangus dan bahkan rasanya membuat dia berteriak ribuan kencang dari suara harimau.

"Sudah sudah. Biarkan dia ada di sini. Sungguh menyebalkan! Jika dia seperti ini aku akan dengan mudah membuat dia meninggal." Ketus Johan dengan suara nya yang terdengar menyeramkan.

Randy terus meringkukkan tubuh nya membuat dirinya tampak jadi begitu menyedihkan. Seluruh tubuh nya rusak entah karena apa. Semua nya tidak adil hanya karena Randy berbeda dadu yang lainnya.

---***---

Semalam setelah kejadian di mana Randy dipukuli oleh teman teman nya, kini pria itu sedang terbaring lemas, koma tidak sadarkan diri karena tindakan bodoh dari teman teman nya itu. Dahlia menunggu adik nya dengan sabar setelah kemarin malam dia menghajar habis habisan gang nya Johan. Membuat dirinya jadi begitu geram, apalagi saat dia tidak bisa melihat adik nya bangun lagi.

Tulang belakang nya patah dan tangan nya patah juga. Hidung nya bengkok membuat Randy jadi sedikit begitu aneh, kasihan hanya untuk memandang nya saja.

"Kak, kakak tidur aja. Biar mama yang jagain." Kata mama nya dengan tersenyum. Bu Sisca baru saja tiba setelah menyelesaikan pekerjaan nya. Dahlia mengangguk dia berjalan pada koridor koridor rumah sakit. Membuat dirinya tampak menyadari jika adik nya butuh seseorang yang bisa menjaga nya.

Dahlia berdiam diri cukup lama. Menunggu Hans, pacar nya agar segera menjemput nya. Kini tidak terlalu banyak pertanyaan yang ada di kepala nya, hanya saja dia cukup terkejut dan masih kaku melihat kondisi adik nya yang begitu memelas terbaring di kasur rumah sakit.

"Hey! Gadis Oolong!!" Teriak Dahlia dengan begitu lantang nya.

Entah dia juga tidak mengenal nama nya anak ini. Dia hanya mengerti jika Randy sering mengatakan dirinya sebagai gadis Oolong.

"Oh! Kau kakak nya Randy, anak nya Bu Sisca bukan?!" Tanya gadis itu yang masih menggunakan seragam sekolah SMA nya.

Dahlia mengangguk memperkenalkan nama nya dan sedikit bercakap cakap dengan meminum kopi yang dibuat oleh gadis ini. Rupanya ibu gadis ini adalah pedagang yang berdagang di wilayah rumah sakit ini.

Dahlia menceritakan apa yang sebenarnya terjadi dengan Randy saat ini.

"Memang nya kenapa anak itu?" Tanya Gadis Oolong yang terlihat sangat penasaran juga.

"Dia sedang sakit karena semua teman teman ny menghajar nya. Tulang belakang dan tangan nya patah. Dia sedang koma karena syok berat. Sudah 2 hari." Kata Dahlia yang berarti tanda nya kondisi Randy beneran parah.

Gadis Oolong itu mengangguk dia lalu dengan polos nya bertanya,

"Lalu kenapa Randy tidak melawan nya? Dia tampak berotot juga." Kata Gadis Oolong itu.

"Kau... Kau tolol? Atau polos?" Tanya Dahlia yang jadi nya sangat sedih sekali.

Gadis Oolong itu menggaruk dan kepala nya karena secara tidak sengaja dia menunjukkan kebodohan nya.

Lalu Dahlia menceritakan apa yang sebenarnya terjadi pada Randy.

"Dia mengidap penyakit Autism Spektrum. Lebih tepat nya, Autistic Disorder. Di mana dia termasuk salah satu anak autis, yang berbeda dari anak normal. Karena itu dia sering di bully. Makanya, saat kau pertama kali ke rumah mama mu langsung menyambut mu dengan ramai. Karena... Randy tidak pernah membawa satupun teman nya." Kata Dahlia yang bercerita.

Gadis Oolong itu menutup mulut nya seolah tidaj menyangka dengan apa yang terjadi pada pria itu. Dia baru saja menolong pria yang rupanya mengidap autism.

"Entah kenapa aku jadi kasihan pada nya. Bagaimana kondisi nya? Apa tidak ada kemajuan?" Tanya gadis itu.

Namun Dahlia menggeleng memberitahu jika tidak ada kemajuan apapun dari Randy. Bahkan pria itu tampak sangat lemas di atas tempat tidur nya.

"Ku pikir ini tidak terjadi sekali saat itu juga. Karena aku menolong dia mengantarkan nya ke rumah karena... Kaki nya yang pincang." Kata Gadis Oolong.

"Astaga! Dasar anak anak tengil!" Ketus Dahlia yang emosi sekali dengan para anak anak yang meledek dan menghajar adik nya ini.

Meski terlihat cuek dan tidak peduli, sebelum nya Dahlia adalah gadis yang baik hati yang begitu sayang dengan Randy, setulus dan selembut kapas.

"Aku juga baru tau, jika Randy seperti itu." Imbuh Gadis Oolong dengan menepuk pelan punggung Dahlia dengan pelan.