Mall itu di tutup di jam 10 malam dan petugas staff nya melupakan sesuatu yang harus nya sudah di kerjakan sejak 1 jam yang lalu. Ini sudah pukul 11 malam dan mereka kebingungan harus mencari petugas keamanan kemana. Dia segera membuka monitor nya dan mengatakan hal secara terus terang.
"Maaf sekali lagi di karenakan kesalahan teknis mungkin baru besok pagi bisa keluar. Apakah kalian baik baik saja sekarang? Aku sudah ada di depan lift tapi aku tidak bisa membantu apa apa..." Kata sang petugas.
"Bisakah kau menekan tombol 1 disana?" Tanya Rio dengan berusaha mengecek ngecek sendiri.
"Tidak bisa. Aku harus memanggil nya sekarang. Mohon tunggu dengan sabar yah."
Gawat?! Apa yang harus dia lakukan sekarang? Sedangkan Clara yang ada di sebelah nya sudah terbaring lemas meski matanya masih terjaga karena dia malu untuk tidur di samping nya Rio.
"Tidur saja... Aku tidak akan macam macam kok. Hehehe." Kata Rio dengan mengedipkan mata sebelah kanan nya.
Clara mengangguk. Rok mini nya itu sangatlah tidak nyaman sekali untuk di buat tidur, dan dia juga tidak nyaman sekali tidur di alas lift seperti ini.
Rio merasakan menyesal sekali sekarang, harusnya dia punya ponsel sekarang. Harusnya dia bisa menelepon Randy ataupun ibu dan ayahnya sekarang, jika seperti ini dia merasa menyesal sekali.
Randy juga tidak mungkin tau dia dan Clara ada disini. Bagaimana dia harus pergi dari sini secepatnya? Sial sekali petugas itu bahkan mengabaikan monitor nya sekarang. Tidak ada pilihan lain selain menunggu disini dengan hati yang pasrah sekali. Tidak ada yang harus dia lakukan selain diam dan duduk dengan punggung yang dibiarkan untuk bersandar.
"Ouh... Menyebalkan sekali." Ucap Rio.
Dia mulai merasakan pengap sekali karena kehabisan energi. Dia terus terusan berusaha untuk menjebol pintunya, dan saat itu juga dia malah merasakan lelah yang begitu berat sekali.
"Clara!! Aku tidak bisa bernapas... Beneran!!" Kata Rio dengan sangat panik sekali. Dia berusaha untuk terus merebut napas yang ada di lift ini. Namun tidak bisa.
Sedangkan Clara yang sedang tidur itu merasa sangat terganggu sekali, dia terbangun dan menatap Rio yang sudah sekarat, dengan memegang leher dan menghentak hentak kakinya ini, dengan perasaan sebal sekali Clara menatap Rio dengan polos nya.
"Aku tidak akan termakan lelucon mu." Ketus gadis itu yang makin kesal dengan Rio.
Siapa yang bercanda sekarang?! Dia benar benar tidak bercanda! Itu sangatlah membunuh nya, mencekik nya, dan membuat nya tidak bisa bernapas lagi. Ini menyebalkan sekali, seharusnya Clara percaya sekarang.
"Ra... Ra... Aku benar benar tidak bisa bernapas." Kata Rio dengan berusaha untuk membuat percaya Clara.
Clara pun diam saja. Tapi setelah dia lihat lihat kok sepertinya benar benar terjadi dengan Rio? Apakah pria ini benar benar tidak bisa bernapas? Tapi dilihat dari napas nya yang pelan sekali, Clara langsung mendekatkan bibirnya dan menatap Rio dengan sangat serius sekali.
"Kau beneran Ri?" Tanya Clara dengan sedikit ragu untuk maju ke depan lagi.
"Iya... Ku mohon. Tutup mata mu, jika kau malu..." Kata Rio dengan terus memohon pada Clara.
"Aku malu sekali... Bagaimana cara melakukan nya? Aku tidak tau caranya...."
Clara terpaksa harus melakukan nya. Dia segera menyentuh mulut Randy dengan mulut nya. Menghembuskan napas dengan banyak disana. Lalu Clara membuka baju Rio agar pria itu tidak merasa gerah. Kini Rio telanjang dada dan karena itulah Clara makin malu.
Sedangkan dia terus membuat napas nya untuk pria ini. Itu adalah hal yang benar benar sulit untuk di lakukan. Karena Rio hampir saja tidak bisa bernapas, dia membutuhkan lebih banyak waktu untuk tenang.
"Sudah? Apakah kau bisa bernapas sekarang?" Tanya Clara dengan melepaskan bibir dan mulutnya. Lalu dia merasakan jika bibirnya basah sekali sekarang.
"Sudah... Makasih Clara. Aku hampir mati karena ruangan ini. Kau bisa memberikan ku minum?" Tanya Rio dia sedikit lelah sekali sekarang. Kepala nya pusing sekali seiring berjalan nya waktu.
"Apakah kau melihat ku tadi?" Tanya Clara. Karena dia menutup matanya, dia tidak tau apa yang dia lakukan.
Dia hanya bisa merasakan nya, bahkan hanya dengan Merasakan nya saja dia sudah begitu tercekik sekali rasanya. Dia tidak tau harus melakukan apa sekarang.
"Iya." Kata Rio dengan tidur di atas tas nya yang dia tekuk dan dia jadikan bantal.
Clara yang ada di sana jadi malu sekali, dia berusaha untuk tidak malu, tapi tetap saja, dia terus bertanya tanya, apakah dia memberikan napas bantuan nya dengan benar atau tidak? Ia pusing sekali setiap kali memikirkan hal itu.
"Jangan bohong lagi. Itu akan memudahkan orang tidak percaya." Kata Clara dengan ikut tidur di sebelah nya Rio. Itu membuat jantung nya berdetak lebih cepat dari kuda yang sedang berlari. Dia harus menahan malunya dan pergi tidur sekarang.
Saat malam hari terus berlanjut dan Rio merasakan ada seseorang yang mengetuk pintu lift. Itu adalah petugas keamanan yang mencongkel pintu lift dan menyuruh mereka untuk segera keluar.
"Nak! Keluarlah cepat!" Kata seorang petugas keamanan itu.
Rio mengangguk dan dia langsung menggendong tubuh Clara dan mereka akhirnya berhasil keluar dari lift sialan itu. Kenapa juga harus dia yang mengalami nya? Untung saja dia bersama dengan Clara tadi. Dan dia jadi nya tidak takut sendirian.
Setelah bercakap cakap sedikit dengan petugas nya, Rio kembali menggedong Clara di pundak nya dan dia berjalan dengan sangat mengantuk.
Yah, dia lelah sekali hari ini dan rasanya hampir mati di tengah jalan.
Rio membawa pulang anak ini ke rumah nya tak peduli apa reaksi nya. Dia harus melakukan nya daripada dia harus meninggalkan Clara di mall sendirian.
---***---
Dia baru saja kembali dari dunia imajinasi nya, katanya mister Viu seorang peternak ayam meninggal dan Randy menangis' akan hal itu. Dia menangisi orang yang hidup di dunia imajinasi nya.
"Kenapa kamu menangis nak?" Tanya Ayah nya. Yang selalu saja sedih setiap kali menatap Randy seperti itu.
Randy hanya diam saja dan ayah nya menutup pintu kamar Randy lagi. Dia benar benar tidak menyangka mister Viu akan pergi secepat ini. Setelah penguburan selesai, Randy sudah berpamitan pada kepala desa untuk pergi ke dunia nyata.
"Aku turut berduka cita untuk mister Viu." Kata Randy dengan mengusap air matanya.
Dia keluar dari kamar nya dan menatap ada yang aneh di luar rumah nya. Apa itu? Karena rasa penasaran dan curiga nya, Randy keluar.