Suasana di KLIA agak sibuk pada sebelah malam. Ryan menyuruh Aaisyah duduk disebuah kerusi sementara menunggu Ryan Check-in luggage mereka berdua. Tidak lama kemudian Ryan datang bersama boarding pass mereka berdua. " Can I see please...." Aaisyah merengek. Ryan menggeleng. Aaisyah mencebik lagi. Ryan ketawa dan menyerahkan passport dan boarding pass Aaisyah. Kali ini Aaisyah simpan terus dalam handbagnya. Dahi Ryan berkerut pula. " I thought you wanted to peek where we are going." Aaisyah menjongket bahunya. " Well let it be a surprise then..." Ryan menggeleng. " Jom... Kita masuk..." Tangan Aaisyah ditarik lembut. " Okey...." Mereka berjalan beriringan masuk balai perlepasan. " Sayang... Baby nak tapau Famous Amos please ..." Aaisyah sengaja buat muka manja. Ryan sudah masak dengan perangai Aaisyah yang suka biscuit famous Amos menurut sahaja. Biscuit Red Velvet menjadi pilihan Aaisyah kali ini. " Nak yang ni miss... 500 gram..." Baru sahaja Aaisyah mahu keluarkan dompet Ryan sudah membayar. Aaisyah senyum bahagia, Ryan memang seorang lelaki yang sweet bukan dari kata-kata tetapi dari segi perbuatan. Bagi Aaisyah lebih baik lelaki sweet dari segi perbuatan, daripada kata-kata dan janji-janji manis.
Aaisyah seronok kerana Ryan booking tempat duduk Business Class untuk mereka berdua. " Thank you so much Sayang...." Aaisyah berkata sambil memegang tangan Ryan. " You are most welcome my sweetheart..." Setelah Pramugari membuat safety briefing tidak lama selepas itu flight mereka berlepas. " Good evening Sir, what drink can I get for you?" Tanya seorang Pramugari. Ryan senyum kearah Pramugari tersebut. " Orange juice please." Aaisyah menjeling tajam kearah Ryan dengan penuh rasa cemburu. " What drink can I get you sir?" Aaisyah mula mengajuk cara Pramugari itu berbicara terhadap Ryan, apabila Pramugari itu berlalu pergi. " Suka lah tu... Ada perempuan cantik nak bagi air. Aaisyah dekat tepi pun dia lansung tak tanya. " Ryan mahu ketawa sahaja melihat muka Aaisyah yang cemberut itu. " Mestilah Ryan suka... Siapa tak nak kalau perempuan cantik offer air..." Aaisyah memusingkan badannya dan memandang kearah lain. " Orange juice Sir... Can I get you anything else?" Tanya Pramugari itu lagi. " Maybe you can ask my wife... Baby nak minum apa?" Tanya Ryan. Namun Aaisyah masih tidak mahu menjawap Ryan. " Just get my wife Orange juice as well please." Pramugari itu pergi lagi. "Baby.... Sorry.... I was just joking..." Akhirnya Aaisyah memusingkan tubuhnya dan memandang Ryan. " Tau takut..." Aaisyah menjegilkan mata kepada Ryan, tidak lama kemudian Pramugari itu datang semula membawa jus orange untuk Aaisyah.
Dua belas jam kemudian Aaisyah dan Ryan selamat mendarat di Lapangan Terbang Zurich. Seorang pemandu pekancong dibawah syarikat Ryan sudah menunggu Ryan dan Aaisyah di balai ketibaan lapangan terbang Zurich. Ryan dan Aaisyah dihantar oleh pemandu pelancong ke Hotel. Untuk hari ini, Ryan dan Aaisyah tidak mempunyai apa-apa aktiviti, jadi Ryan dan Aaisyah boleh rehat puas-puas sebelum makan angin pada keesokkan hari. Pemandang tasik Zurich begitu indah dari Park Hyatt Hotel Zurich. Aaisyah seperti biasa sebelum masuk bilik sibuk mengambil video. " Me and my husband finally arrived in Zurich... We are staying at Park Hyatt Hotel.... I don't know how long we are here for... But yeah... Thanks so much Sayang... And now... here is our room... Oh... My god.... Sayang... The view is lovely...." Ryan ketawa sahaja melihat gelagat comel Aaisyah.
Bilik pengantin baharu dihias cantik siap ada gift lagi untuk Ryan dan Aaisyah.
" Baby.... come here first..." Ryan panggil Aaisyah. " Hurmm..." Aaisyah yang sibuk bergambar berjalan ke arah Ryan. Ryan memeluk Aaisyah dengan erat dan mencium bibir Aaisyah. " Give me your phone... I will take your picture...." Aaisyah senyum malu-malu. " Tak nak. " Aaisyah sengaja menyakat Ryan. " Lepas ni jom keluar kejap... Nak?" Tanya Ryan lagi. " Okey...." Aaisyah memang terus setuju. " Baby siap dulu... Nak mandi dulu...." Aaisyah berkata sambil melepaskan diri daripada pelukan hangat Ryan. Sebelum mandi Aaisyah mengemas pakaian mereka ke dalam almari. " Sayang... How long are staying here?" Tanya Aaisyah sambil menggantung pakaian Ryan. Ryan pula sedang berehat di sofa. " Empat hari sayang..." Aaisyah menuju ke mini bar, dan menggunakan coffee maker untuk membuat air untuk air coffee untuk Ryan. " I thought you were going to shower...." Ryan berkata apabila Aaisyah sibuk membuat sesuatu dekat mini bar.
Tidak lama kemudian Aaisyah membawa kopi panas dan meletak cawan diatas meja. Aaisyah terus duduk diatas paha Ryan. " I will... In a few minutes... I made your energy booster...." Bisik Aaisyah sambil melirik kearah Ryan dengan penuh menggoda. Ryan memeluk pinggang Aaisyah dengan erat. " I want us to stay like this... Forever..." Bisik Ryan penuh romantis. " But... Ryan.... You will get boared watching me all day...." Ryan ketawa. " You are beautiful Aaisyah... You are just amazing... Just the way you are..." Aaisyah menepuk bahu Ryan. " Are you trying too hard to be sweet? Bruno Mars..." Ryan dan Aaisyah sama-sama ketawa. Ryan meragut bibir Aaisyah. "Ermm...." Aaisyah mengeluarkan bunyi halus kerana rasa seronok bila Ryan menggosok punggungnya. Aaisyah melepaskan ciuman Ryan. "Baby nak mandi dulu...." Ryan tidak menjawap tetapi merangkul punggung Aaisyah lebih erat lagi.
Tub diisi sampai penuh, bau wangian daripada bath bom memenuhi ruang bilik mandi. Aaisyah masuk ke dalam tub mandi tanpa sebarang pakaian. Tidak lama kemudian Ryan datang membawa sebotol sparkling Apple juice, Chocolate, Strawberry dan dua gelas. Setelah meletak gelas, chocolate dan strawberry diatas meja ditepi bath tub Ryan menuang sparkling apple juice ke dalam gelas sehingga separuh. Pakaian Ryan dibuka satu per satu sehingga tiada seutas benang yang tinggal. Aaisyah pula memejamkam mata. " Why Aaisyah... What's wrong?" Tanga Ryan. " Malulah.... " Aaisyah menjawap tetapi kali ini kedua-dua belah tangannya menutup matanya. " It's only the two of us here baby... Why do you need to be shy... Remember our first... You saw me naked... And I saw you naked too...." Muka Aaisyah sudah merona merah. " Sayang... Jangan cakap macam tu.... " Ryan ketawa lagi melihat Aaisyah malu.
Dengan berhati-hati Ryan masuk ke dalam bath tub dan duduk bertentangan dengan Aaisyah. " I am in here now... So you can open your eyes..." Aaisyah membuka matanya perlahan. " So... Are we going out latsr?" Tanya Aaisyah sambil bermain buih. " We could stay and order room service or we can still go out... Up to you.." Aaisyah menjongket bahu. " I don't mind .." Ryan juga turut bermain buih. " Sayang... Can I ask you something?" Mata Ryan berkalih tepat pada wajah Aaisyah. " Yes... Anything you want to know?" Ryan menyandarkan tubuhnya menanti soalan Aaisyah. " How did you and Thalia met?" Dalam banyak-banyak soalan yang bermain di minda Ryan, soalan keramat itu juga ditanya oleh Aaisyah. " Baby... We are on our honeymoon... Why do you want to know about her." Ryan menjawap kurang senang dengan pertanyaan Aaisyah. " Looks like you still love her if don't want to tell me.,." Ugut Aaisyah. Ryan mengeluh. Mana mungkin Ryan masih cintakan Thalia kalau Ryan sudah ada bidadari secantik Aaisyah di depan mata.
" I met Thalia when we were in highschool. But we only were seeing each other when we about to go to college. Actually, Tiffany and Nathalia were best friends way back then. When I went to London, Thalia was already busy with her modeling carrier. So instead of going for classes she was busy with jobs here and there. We became even more serious when I was the one left to help with all her assignments of course... But for no long later she left college because her schedule was tight... " Aaisyah tekun mendengar. " I saw pictures of both you online together... On holiday before you were married..." Ryan mengeluh. " She was already popular then... That's why our pictures were everywhere... We got married as soon as I finished college. She was rising towards the peak of her carrier and that's why it didn't work out. She wanted to dated other guys.... But I don't understand because I was her husband." Luka yang lama berdarah kembali. Tanpa sedar air mata Ryan sudah keluar. " I tried everything to safe our marriage. Even before we seperated there was rumors about her sleeping with other guys but I just put a blind eye to all of that." Aaisyah rasa bersalah kerana memaksa Ryan ceritakan kisah silamnya.
Aaisyah mengubah kedudukannya lebih dekat lagi dengan Ryan. " I she did... She had an amazing man.... And she took you for granted..." Ryan senyum. " Aaisyah.... I never believed someone could fall in love at first sight... But that's how I felt when I saw a beautiful inocent girl, cleaning the table just next to me. Her eyes... Could tell me she was misrable and lost.... I love you so much Aaisyah... You don't have to worry about Thalia. Hati Ryan sudah lama tertutup for Thalia.. the only person has the key to my heart is you Aaisyah..." Ryan merangkul punggung Aaisyah dan Aaisyah menyandar di dada Ryan. " I love you so much Ryan... Thanks for this beautiful honeymoon..." Ryan mencium kepala Aaisyah. " I love you more..." Hidup Ryan sudah lengkap dengan kehadiran Aaisyah disisinya. Dari tub mandi tingkap yang besar menghala kearah tasik Zurich, Ryan dan Aaisyah sama-sama menikmati pemandangan indah itu sambil berendam dalam tub mandi. " I love the view so much...." Aaisyah berkata kepada Ryan. " I know... I love the view too... But you know what I love you more..." Ryan membalas. Aaisyah ketawa dengan pick-up line Ryan yang tidak dijangka itu, kerana Ryan bukanlah lelaki yang romantik dengan kata-kata macam Shakespeare.