Chereads / Hujan Matahari / Chapter 16 - Takut dibohongi

Chapter 16 - Takut dibohongi

["Aku membaca dari berbagai artikel bahwa kau akan membintangi acara reality show bertema keluarga bersama dengan keluarga kecilmu dirumah. Apa itu benar?" tanya host wanita itu pada Seojin.

"Awalnya aku akan mengkonfirmasinya lewat agensi yang menaungiku namun sepertinya aku bisa mengkonfirmasinya disini" ujar Seojin lalu wanita cantik itu melirik manajernya yang berada dibelakang kamera itu.

Host wanita itu juga terlihat sedang melirik manajer dari bintang tamunya itu "Oh tentu saja kau bisa mengkonfirmasinya disini, Lee Seojin-ssi"

Aktris cantik itu terkekeh setelah managernya mengangguk "Oh Baiklah kalau begitu"

"Lalu bagaimana jawabanmu. Apa kau akan membintangi acara reality show itu bersama dengan keluarga kecilmu?" tanya Host itu lagi pada ibu dua anak tersebut.

Seojin menganggukkan kepalanya "Benar sekali"

"Wahhh aku senang mendengarnya, tapi kenapa kau tiba-tiba menerima tawaran untuk syuting bersama dengan keluarga kecilmu. Sebelumnya kau bahkan tidak pernah mengekspos tentang keluargamu di akun media sosial milikmu" tanya host itu lagi.

"Ehm aku pikir, ini sudah waktu yang tepat untuk aku menunjukkan siapa saja orang yang selalu menjadi support systemku untuk terus berkarya. Selain support system dari kedua orang tuaku, dari kalangan penggemar, support dari keluarga kecilku juga menjadi alasan penting untuk aku terus berkarya di dunia entertainment"

Host wanita itu mengangguk paham "Ah begitu rupanya"

"Disamping itu, aku hanya ingin menunjukkan pada kalian semua terutama untuk para penggemarku jika aku Lee Seojin juga memiliki kehidupan yang sama seperti kalian. Di acara tersebut aku ingin menunjukkan sisi lain disamping diriku yang sebagai penyanyi dan juga sebagai aktris. Peranku yang sesungguhnya adalah sebagai seorang istri dan sebagai seorang ibu bagi kedua anakku" imbuh Seojin.

"Wahhh sepertinya kedua anak Lee Seojin juga akan dipublish diacara tersebut teman-teman" ucap host wanita itu kearah kamera, seolah dirinya tengah mengajak penonton untuk berbicara.

"Benar sekali, selama ini mungkin kalian penasaran dengan kedua anakku. Nah dengan adanya acara ini, aku akan membuat kalian semua mengenal kedua anakku dengan baik"

Pembawa acara tersebut bertepuk tangan karena senang dengan adanya acara yang akan dibintangi oleh aktris cantik bersama dengan keluarga kecilnya itu.

"Sepertinya bukan hanya permirsa yang penasaran dengan kedua anakmu, aku sebagai penggemar beratmu juga sangat ingin mengetahui bagaimana kehidupan kedua anakmu yang menjadi seorang anak dari aktris dan aktor terkenal"

Kedua wanita cantik itu tersenyum lalu tertawa, sungguh acara yang nyaman ditonton saat sedang bersantai.]

"Kenapa Gakyoung tidak mengatakan padaku jika Eommanya akan mengadakan acara reality show bersama dengan keluarga kecilnya" ujar lelaki yang baru saja beranjak dari sofa itu.

Lelaki itu meraih ponselnya untuk menghubungi sang kekasih yang sedari tadi pagi tidak ia hubungi sama sekali.

Terdengar bunyi nada sambung yang menandakan bahwa ponsel yang kekasih sedang aktif "Mck, kenapa dia tidak mengangkat telponku. Apa Gakyoung sedang sibuk" ujarnya sambil terus berusaha menghubungi sang kekasih.

"Akhhh!" teriaknya frustasi karena panggilan telponnya tidak kunjung dijawab oleh Gakyoung.

"Apa dia marah padaku karena aku tidak membalas pesan yang ia kirim tadi pagi itu" tanya Youngdo pada dirinya sendiri "Tidak mungkin jika hanya karena pesan yang tidak ku balas bisa membuat Gakyoung marah begitu saja. Pasti ada alasan lain yang membuat Gakyoung marah, jika dia tidak marah padaku kenapa dia tidak mengirimi aku puluhan chat seperti sebelum-sebelumnya"

Wajar saja jika Youngdo heran dengan sikap Gakyoung yang seolah menghindarinya, biasanya jika ia telat membalas atau lupa membalas pesannya maka Gakyoung akan mengiriminya beberapa pesan chat sampai Youngdo sendiri kewalahan untuk membalasnya.

"Apa aku melakukan kesalahan yang tidak aku sadari?"

>

"Annyeonghi jumuseyo (Selamat malam)" ujar Gakyoung pada kakak lelakinya setelah keduanya masuk kedalam kamarnya masing-masing.

Memang sudah menjadi kebiasaan bagi Dokyoung dan Gakyoung sebelum tidur untuk mengucapkan selamat malam atau selamat tidur satu sama lain.

Seojun dan Seojin memang mendidik anak-anaknya dengan baik terbukti kedua anaknya memiliki sikap yang sopan dan santun.

"Sebenarnya aku tidak mau syuting-syuting seperti itu, tapi demi Eomma aku akan melakukannya" ucapnya sambil menutup pintu kamarnya.

"Yak Gakyoung-a"

Gadis cantik yang hendak menutup pintu kamarnya itu akhirnya membuka kembali pintu kamarnya lalu mendekat ke kamar kakak lelakinya "Ada apa?"

"Aku tadi mendengar gumaman mu"

Kening Gakyoung mengerut "Aku tidak menggumam, jangan mengarang"

Lelaki itu melipat kedua tangannya didepan dada lalu menaikkan dagunya "Aku tidak menggumam" cibirnya "Lalu tadi siapa yang berkata bahwa dia sebenarnya tidak mau ikut syuting tapi karena Eomma dia akan melakukannya" ujar Dokyoung mengikuti nada bicara Gakyoung "Kau terpaksa ya"

Gakyoung menatap kakak lelakinya itu malas "Ahh aku bingung harus memulainya dari mana, mungkin lain kali saja aku menjelaskannya padamu sekarang ijinkan aku untuk tidur Lee Dokyoung-ssi"

"Yak! Gakyoung-a aku belum selesai berbicara!" teriak Dokyoung saat adiknya itu masuk kedalam kamarnya begitu saja meninggalkan dirinya yang belum selesai berbicara "Dasar adik tidak tahu diri!"

BUG

Karena terlalu kesal dengan adiknya itu akhirnya Dokyoung melampiaskannya dengan menendang pintu kamar Gakyoung.

"Dokyoung-ssi aku bilang Eomma kau menendang pintu kamarku" teriak Dokyoung dari dalam kamarnya.

Lelaki itu tidak membalas perkataan adiknya "Gakyoung jelek!"

"Dokyoung lebih jelek!" ujar Gakyoung lagi.

"Dokyoung-a Gakyoung-a bisakah kalian diam dan segera pergi tidur, malam sudah larut sebaiknya kalian segera tidur" teriak Seojin dari lantai bawah ketika mendengar suara teriakan kedua anaknya itu.

Ia hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya tidak habis pikir dengan kedua anaknya yang selalu bertengkar dan entah apa yang keduanya permasalahkan sehingga keduanya selalu beradu mulut.

Setelah mendapat teguran dari ibunya akhirnya Gakyoung memutuskan untuk diam dan duduk dikasur empuknya sambil meraih ponselnya yang ia taruh diatas bantalnya itu "Apa Youngdo Oppa belum juga membalas pesanku padahal sedari pagi aku mengiriminya pesan, apa dia sesibuk itu?"

Dipencetnya tombol yang ada disisi kanan ponselnya itu untuk menyalakan layar ponselnya.

Gakyoung terkejut ketika mendapat notifikasi belasan panggilan telpon dan puluhan pesan dari sang kekasih.

Ia merutuki dirinya sendiri karena sudah menyetel ponselnya dalam mode hening, sehingga ponselnya itu tidak akan berbunyi jika ada yang menelpon ataupun mengirim pesan padanya.

Sebenarnya Gakyoung melakukan itu bukan tanpa sebab, ia melakukan itu karena merasa kesal dengan sang kekasih yang tidak kunjung membalas pesannya sedari tadi pagi.

Digigit bibir bawahnya itu pelan lalu melepasnya "Apa aku telpon balik saja ya?" pikirnya.

"Mungkin Youngdo Oppa akan mengatakan alasannya kenapa dia membohongi aku"

Tangannya tidak berhenti untuk mengetuk layar ponselnya itu karena bingung "Apa yang harus aku lakukan jika Youngdo Oppa benar-benar membohongiku dan berselingkuh dibelakangku. Aku tidak tahu apa yang akan aku katakan, bagaimana ini"

"Eomma bilang jika aku tidak boleh menyimpulkannya begitu saja, mungkin gadis itu memang benar teman kuliahnya dan saat Yoonbi melihat Youngdo Oppa direstoran mungkin saja itu hari dimana dia belum berangkat ke Geochang"