[Tuan rumah, apa yang kau lakukan itu salah! Kau adalah pasangan wanitanya dan pasangan umpan meriamnya. Yang harus kau lakukan saat ini adalah berdiam di rumah karena kau sedih dan mempunyai hubungan percintaan yang menyakitkan.
Perhatikan Leng Ziyue diam-diam, lihatlah Leng Ziyue dan Lu Qi yang penuh dengan kasih sayang. Dia tidak bisa lebih merusak … atau setiap saat akan terungkap. Jenis yang seperti dia tidak beruntung … dan menjadi semakin putus asa dan mati, hingga mendapatkan kotak bekal!]
Melihat Tang Guo menuliskan nominal sebesar tiga puluh juta yuan dan menariknya ke kartu debitnya, sistem benar-benar tidak mengeluarkan uangnya dan mencekiknya sampai mati.
Tang Guo melihat sekilas pesan penarikan uang sebesar tiga puluh juta yuan, sudut bibirnya tertarik. Dengan penampilan seperti seorang penjahat kecil yang begitu berambisi, sistem bank seolah benar-benar menolaknya.
Manajer bank yang sedang bertugas mempersilakan Tang Guo keluar dari lobi bank dengan hormat dan ekspresi yang ceria. Saat gadis itu hendak pergi, ia tak lupa memberikan selembar kartu namanya.
Tang Guo menerima kartu nama itu dan menyimpannya begitu saja ke dalam tasnya. Ia melambaikan tangannya untuk memanggil taksi dan saat ia membuka pintu, tatapan matanya tertuju pada posisi yang berlawanan.
"Nona, apakah Anda mau naik?"
Jelas-jelas raut wajah pengemudinya tampak tidak sabar. Ia menjulurkan kepalanya dan menatap Tang Guo. Mendadak napas sang supir tersendat. Bukan karena melihat betapa cantiknya gadis yang ada di hadapannya, melainkan senyum gadis itu terlalu aneh baginya. Sang supir bertanya dengan hati-hati, "Nona, permisi, apakah Anda mau naik?"
"Tidak."
Tang Guo terkekeh dan membanting pintu mobil. Ia melirik sebuah lokasi di seberang Gecheng. Tatapan matanya mengikuti sosok tinggi besar yang masuk ke Gecheng.
Tang Guo menyipitkan matanya. Kedua sudut bibirnya makin menaik.
[Tuan rumah, ide gila apa yang hendak kau lakukan? Kuperingatkan kau agar kau lebih baik mengikuti skenario.]
[Sebaiknya kau berhenti merusak dunia, kalau tidak … ]
[Hehehe … jika tidak, aku akan dilenyapkan suatu hari nanti. Kau terlalu bertele-tele dan tidak ada habisnya. Kau bisa membuat perbandingan. Percaya atau tidak, aku akan segera menyeberang jalan dan masuk ke dunia berikutnya.]
Sistem: Ini salah.
[Tuan rumah, kita adalah partner. Kau seharusnya tidak boleh menyalahgunakan rekan timmu seperti ini].
Tang Guo mengabaikan suara-suara yang berkelebat dalam benaknya. Suara sepatu hak tingginya yang gemeretak mulai terdengar. Ia berjalan ke arah Gecheng.
Tang Guo saat ini adalah perpaduan antara sifat polos dan iblis. Di mata seorang pria, ia benar-benar seorang peri kecil. Tak terhitung jumlah pasang mata yang tertuju kepadanya saat ia memasuki Gecheng.
Tujuan Tang Guo adalah panggung tempat musisi dan penyanyi beraksi. Orang lain yang mengetahui arah yang ditujunya buru-buru minggir dan memberikan jalan untuknya.
Saat Tang Guo naik ke atas panggung, para musisi tak sanggup menahan diri untuk memainkan alat musiknya dan bernyanyi. Musisi itu adalah seorang anak laki-laki yang ceria, wajahnya memerah saat melihat senyum Tang Guo.
"Nona, lagu apa yang ingin kau dengar?"
Musisi itu buru-buru meletakkan kedua tangannya di atas gitar. Jika ia tak bisa mengontrolnya, ia pasti sudah lepas kendali.
Tang Guo hanya tersenyum tipis dan bertanya, "Aku tiba-tiba ingin menyanyi. Bolehkah?"
"Boleh, tentu saja boleh." Musisi itu mengangguk cepat, lalu segera memberikan tempat untuk Tang Guo dan mengajukan permintaan kepada gadis itu, "Aku … bolehkah aku membantumu dan menemanimu?"
Tang Guo melirik musisi itu dan memberikan isyarat setuju.
Nyanyian yang indah dan merdu terdengar memabukkan di seluruh lantai dansa. Semua orang yang hadir berhenti dan terdiam, memperhatikan sang penyanyi.
Sang penyanyi adalah seorang wanita yang mengenakan gaun berwarna putih, serta berwajah cantik dan elok. Namun, ketika ia membuka kelopak matanya, semua orang yang melihatnya akan tenggelam dalam pandangan mata sang penyanyi yang menawan ini. Bagaikan sihir, pandangan mata sang penyanyi seolah bisa membawa mereka masuk ke dalam dunia menyanyinya.
Pintu ruang VIP di Gecheng dibuka. Pria itu berjalan ke pagar. Ia bahkan tidak melihat wanita yang menyanyi di atas panggung. Ia bersandar di pagar dan menutup matanya, seolah dia mabuk karena mendengar nyanyian wanita itu.