Tatapan Gu Anxi terpaku lurus ke wajah Wang Keru tanpa berkedip sedikit pun.
Wang Keru merasa bahwa ini hanyalah khayalan semata. Dia justru agak takut mendapatkan tatapan seperti ini dari Gu Anxi.
Jelas-jelas Wang Keru adalah ibu Gu Anxi, tapi dia malah takut pada putrinya sendiri. Ini bukanlah hal yang normal, benar-benar tidak normal.
Dengan mata yang saling bertatapan, Gu Anxi berbicara dengan lirih, "Ayah sedang dirawat di sini. Apa Ibu tidak ingin melihat keadaannya? Sudah berapa lama Ibu tidak menjenguknya?"
Wang Keru terkena skakmat dan tidak bisa menjawab apa-apa. Semua otot di wajahnya mulai bergetar.
Dia sekarang sangat takut saat mendengar orang lain menyebutnya sebagai istri Gu Yuntian. Biasanya tidak ada yang menyebutnya dengan panggilan tersebut di hadapan Qin Han.
Hanya Gu Anxi lah yang dari waktu ke waktu terus mengingatkan Wang Keru akan jati dirinya, yang pernah menjadi istri Gu Yuntian.
Wang Keru tersenyum dingin, lalu melihat ke arah Gu Anxi. "Ayahmu tidak akan bisa bangun lagi. Untuk apa aku menjenguknya? Gu Anxi, manusia harus melihat ke depan. Kamu lihat sendiri, setelah menikah dengan Paman Qin, aku bisa memberikan ayahmu pengobatan terbaik. Tanpaku, dia pasti sudah diusir dari rumah sakit sejak lama."
"Aku akan menanggung semuanya," sahut Gu Anxi.
Wang Keru semakin mencibir putrinya itu, "Kamu akan menanggungnya? Gu Anxi, apa yang akan kamu gunakan untuk menanggung semuanya sendiri? Maksudmu, kau akan menanggung biaya pengobatan ayahmu dengan uang 50 juta yang dari Keluarga Qin?"
Di dalam benaknya, Wang Keru tertawa dingin. Uang 50 juta itu saja masih didapat Gu Anxi dari Keluarga Qin.
Gadis ini mungkin tidak tahu apa yang dimaksud dengan berdiri dengan kemampuan murni diri sendiri. Batin Wang Keru.
Gu Anxi tidak ingin berdebat dengan Wang Keru. Dia kembali menyandarkan tubuhnya ke dinding. Tapi, Wang Keru tetap tidak menyerah dan terus berusaha meraih tangan Gu Anxi lagi dan lagi.
Kebetulan, ada seorang perawat yang lewat dan melihat keributan sepasang ibu dan anak itu. Sang perawat pun menegur mereka dengan keras. "Di dalam sedang ada pemeriksaan pasien. Jangan membuat keributan di sini. Suara keributan kalian akan mempengaruhi konsentrasi kerja Dokter Bo."
Dokter Bo?
Wang Keru menyadari sesuatu. Dia menatap putrinya dengan ekspresi dingin. "Apa hubunganmu dengan dokter itu?"
"Tidak ada hubungan apa-apa!" Gu Anxi memalingkan wajahnya.
Wang Keru pun semakin marah. "Jangan bilang kalau kamu memiliki hubungan yang tidak jelas dengannya. Aku sudah melihat banyak pria seperti dia, yang hidup dengan mengandalkan jerih payah wanita. Jangan mudah tertipu dengan wajah tampannya."
Perawat itu tidak tahan mendengarkan hujatan Wang Keru pada Dokter Bo. "Pria yang hidup dengan mengandalkan jerih payah wanita? Apa maksud Anda? Nyonya, Anda harus mencari tahu faktanya dengan jelas sebelum bicara seperti itu. Dokter Bo adalah direktur yang bertanggung jawab sepenuhnya atas Rumah Sakit Yunxi. Ratusan Rumah Sakit Yunxi di Cina, semuanya adalah milik keluarganya. Ini adalah fakta yang sesungguhnya. Apa Anda masih memandang rendah Dokter Bo setelah mengetahui kebenarannya?"
Meskipun perawat itu menegur ibunya dan terdengar memalukan, namun Gu Anxi justru tidak bisa menahan tawanya.
Perawat pun balas tersenyum padanya, kemudian dia membuka pintu ruang operasi dan masuk ke dalam.
Amarah Wang Keru memuncak, namun sekarang ia menjadi lebih tenang. Dia berdeham untuk menutupi kecanggungannya. "Apa dia mengatakan yang sebenarnya?"
Ujung kaki Gu Anxi menendang lantai lagi. "Aku tidak tahu, mungkin dia berbicara omong kosong."
Wang Keru bertanya dengan nada menyelidik, "Lalu apa hubunganmu dengan dia?"
"Hubungan antara keluarga pasien dan dokter." Jawaban Gu Anxi itu di luar ekspektasi ibunya.
Wang Keru pun merasa marah dan kecewa. Tapi, dia sudah memiliki rencana yang harus dilakukan kedepannya. Dia tidak ingin bertanya tentang masalah kuliah untuk sementara waktu. Dia ingin lihat bagaimana cara Gu Anxi menyelesaikan masalahnya sendiri.
Wang Keru meninggalkan Rumah Sakit. Pada akhirnya dia tidak menjenguk Gu Yuntian. Saat ini, dia masih tetap berada di dalam mobil. Wang Keru mengangkat kepalanya dan… di matanya, jelas terlihat ada perasaan kehilangan.
Syukurlah kalau tidak terjadi apa-apa pada Gu Yuntian.
Anxi ternyata masih sama seperti dulu, anak yang sangat penyayang. Meski karakternya kurang baik, tapi dia tetap berpegang teguh pada apa yang harus dilakukan sebagai anak.
Mulai sekarang, Wang Keru tidak perlu khawatir lagi!
Wang Keru menghela napas panjang dan tidak berkata apa-apa lagi. Dia mengemudikan Bentley putihnya keluar dari area parkir rumah sakit.