Gu Anxi makan tanpa mengeluarkan suara apapun. Bo Xichen memandanginya, lalu berkata dengan lembut, "Perlihatkan tanganmu padaku sebentar."
Gu Anxi menatap Bo Xichen sambil memicingkan matanya.
Tapi Bo Xichen balas memberikan senyuman kecil.
Di sisi lain, Feng Mian merasa bahwa seharusnya dirinya tidak berada di sini.
Seusai makan, Bo Xichen memeriksa kembali kondisi jari-jari Gu Anxi. Untungnya, luka Gu Anxi sudah membaik.
Bo Xichen mengambil semprotan penghilang rasa sakit dan menyemprotkannya di buku-buku jari Gu Anxi. Begitu obat itu meresap di kulitnya, tangannya terasa segar dan tidak sakit sama sekali.
Bo Xichen menatap Gu Anxi. "Jarimu seharusnya bisa sembuh total dalam jangka waktu satu bulan jika tidak kamu gunakan terlalu keras."
Gu Anxi mengusap-usap tangannya. "Terima kasih, Dokter Bo."
Tubuh ramping Bo Xichen bangkit dari tempat duduknya, lalu dia berjalan ke rak buku dan mengambil salah satu buku.
Dia meletakkan buku yang sangat tebal dan berat ke tangan Gu Anxi.
Gu Anxi memperhatikan buku di tangannya itu. Detik berikutnya, tampak ada rasa terkejut di sorot matanya.
Ini adalah terjemahan dari buku medis yang Gu Anxi miliki. Gadis itu ingat bahwa buku tersebut tidak memiliki versi terjemahan.
"Aku menerjemahkan sendiri buku tersebut saat masih kuliah. Buku itu hanya terbitan untuk pribadi dan tidak diperjualbelikan di luar." Bo Xichen menjelaskan dengan santai, seolah dia tahu apa yang Gu Anxi pikirkan.
Gu Anxi menundukkan kepalanya lagi memperhatikan buku tersebut. Bo Xichen menatapnya, dan tiba-tiba berkata, "Apa kamu ingin belajar kedokteran denganku?"
Gu Anxi memandang Bo Xichen dengan tatapan tertegun.
Bo Xichen mengulurkan tangannya seperti hendak mengusap kepala kecil Gu Anxi, namun pada akhirnya dia tidak jadi melakukannya.
"Apa kamu tidak ingin Tuan Gu pulih secepatnya? Bagaimana? Apa kamu menolak tawaranku?" tanya Bo Xichen lagi.
Gu Anxi malah balas bertanya. "Apa kamu menyelidiki kehidupanku? Mengapa kamu melakukan itu?".
Bo Xichen terdiam.
Feng Mian tiba-tiba muncul entah dari mana. "Karena kamu terlalu menarik, Nak."
Gu Anxi mengambil buku itu. "Aku akan melihat keadaan Ayah. Aku bawa buku ini. Terima kasih, Dokter Bo."
Ketika dia berjalan sampai pintu, suara Bo Xichen terdengar lagi, "Aku bisa meluangkan waktu dua jam setiap hari untuk mengajarimu."
Feng Mian diam-diam mengutuk di dalam hatinya, 'Dalam kesehariannya yang sangat sibuk, Dokter Bo hanya memiliki waktu istirahat dua jam… Benar-benar, cinta bisa membutakan segalanya. Bahkan dia merelakan waktu istirahatnya agar bisa berduaan dengan gadis itu.'
Entah mendengar tawaran Bo Xichen atau tidak, gadis itu berbalik dan terus berjalan keluar tanpa menghentikan langkahnya.
Feng Mian tertawa. "Mungkin hanya anak muda ini yang bisa menolak tawaran Kak Bo."
"Banyak bicara kau." Bo Xichen membolak-balikkan dokumen di tangannya, lalu dia seperti teringat sesuatu. "Apa tidak ada kabar Infinity dari Feng Xi?"
Feng Mian melompat ke meja dan duduk di atasnya. "Tidak ada pergerakan darinya akhir-akhir ini. Dia mungkin tahu kalau seluruh dunia sedang mencarinya. Orang itu benar-benar licik."
Dia kembali mengoceh, "Bisa jadi Infinity sudah tidak berada di Qingcheng lagi. Apa kita akan tetap tinggal di sini?"
Sebagai pewaris utama keluarganya, Dokter Bo adalah orang yang memiliki kesibukan tinggi. Dia tidak mungkin bisa tinggal terlalu lama di Kota Qingcheng ini.
Bo Xichen menatap Feng Mian sekilas. Saat ini ia sedang duduk, dan jari-jarinya yang ramping memegang sebuah pena. Meski hanya begitu, pria itu tampak sangat tampan.
Dia menghela napas berat. "Bukankah perwakilan Keluarga Chu dan Jiang sedang tinggal di Qingcheng sementara waktu untuk melihat situasinya?"
***
Beberapa hari berikutnya berjalan dengan tenang. Keadaan Gu Yuntian masih sama. Tetapi, meski begitu, para perawat di sini tetap merawatnya dengan sangat baik.
Gu Anxi selalu meminta Nenek Chen untuk istirahat. Namun, Nenek Chen sangat keras kepala dan selalu bersikeras menolaknya. Dia tetap menemani Gu Anxi merawat ayahnya.
Pada hari Rabu, Gu Anxi akhirnya kembali kuliah.
Dia masih saja tertidur di kelas dan melewati pelajaran pertama. Namun, dia tidak menghadiri kelas berikutnya, dan langsung pergi ke perpustakaan kampus.
Perpustakaan di Universitas Qing memiliki bentuk bangunan yang paling menonjol dibandingkan bangunan-bangunan lainnya. Bentuknya melengkung dengan gaya bangunan Romawi kuno. Bahkan, bangunan ini dirancang oleh seorang desainer terkenal.
Di aula besarnya, langit-langit berkubah ditutupi kaca berwarna-warni yang membiaskan sinar matahari.
Rak buku tertata di mana-mana, dan sebuah piano langka ditempatkan di sudut ruangan. Piano tersebut merupakan sumbangan dari Gu Yuntian.
Gu Yuntian menyumbangkannya karena Gu Anxi sangat suka bermain piano.
Sedangkan sekarang, Gu Anxi sudah lama sekali tidak bermain piano lagi.
Gu Anxi perlahan berjalan mendekat dan duduk di kursi piano. Jari-jarinya mengusap tutup piano berwarna hitam dengan lapisan abu-abu muda.
---
Dari 15 Februari 2020, koin yang sudah digunakan untuk membeli buku yang tidak terpilih akan dikembalikan dalam waktu 30 hari. Perlu diperhatikan Fast Pass yang sudah digunakan tidak bisa dikembalikan.
Buku-buku yang terpilih untuk dilanjutkan akan memiliki tanda khusus di pojok sampul dalam 30 Hari untuk menunjukkan kelanjutannya.
Terimakasih atas pengertian Anda.