Profesor Gao sangat marah karena Wang Keru tidak datang ke kampus untuk memenuhi panggilannya.
Berita baru beredar di Universitas Qing, yang mengatakan bahwa Gu Anxi adalah gadis yang telah kehilangan jati dirinya sebagai anak.
Profesor Gao membuat pemberitahuan langsung di papan forum resmi kampus: Gu Anxi boleh tinggal di rumah saja dan tidak perlu masuk kelas apapun dalam waktu seminggu kedepan. Tidak ada yang boleh protes.
Chu Yan berdiri di depan papan pengumuman dan mendongak untuk membaca informasi yang dipasang Profesor Gao. Dia mengunyah permen karet sambil berbicara, "Sial, rubah itu berpura-pura menjadi harimau karena Kepala Jurusan Wang sedang tidak ada di sini."
Seorang pria bertubuh kecil bernama Wang Qin, teman sekelas Chu Yan, berdiri di belakang Chu Yan dan berbisik, "Aku dengar Profesor Gao sudah lama ingin mengusir Gu Anxi dari kelas seni semester 2, karena beliau merasa kalau Gu Anxi telah mempengaruhi peringkat kualitas mengajarnya."
Chu Yan tersenyum tipis. "Dia itu tidak ingin murid kesayangannya belajar di kelas yang sama dengan Gu Anxi!
Hubungan antara Shen Wanqing dan Profesor Gao benar-benar sangat sulit dipisahkan.
Chu Yan berbalik dan pergi.
Ada dua sosok ramping berdiri di belakang sana.
Salah satunya adalah pria tampan yang sangat berpengaruh di seluruh Universitas Qing, Qin Siyuan.
Dan yang satunya lagi adalah teman dekat Qin Siyuan, Jiang Wanyin. Pria dengan paras yang sangat tampan dan memiliki nilai akademik rata-rata. Tetapi, yang mengejutkan, keberadaannya di Universitas Qing tidak terlalu menonjol.
Chu Yan tersenyum manis pada mereka. "Hai, Kak Qin, Hai Kak Jiang."
Jiang Wanyin hanya menatapnya sekilas, kemudian pandangannya beralih ke papan pengumuman di depan Qin Siyuan. "Gu Anxi?"
Raut muka Qin Siyuan tampak tidak baik saat ini. Tiba-tiba, Shen Wanqing muncul dengan raut wajah khawatir. "Siyuan, akankah Anxi dikeluarkan dari kampus?"
"Tidak akan," sahut Qin Siyuan dengan santai.
Shen Wanqing ingin mengatakan sesuatu, tapi orang yang diajaknya bicara sudah berjalan menuju tempat parkir. Shen Wanqing pun buru-buru mengikutinya.
Hanya tinggal Chu Yan dan Jiang Wanyin yang berdiri di sana. Wajah Chu Yan masih menunjukkan senyuman manis, tapi senyumannya kali ini tampak memiliki arti lain. "Aku berani bertaruh bahwa orang yang disukai Qin Siyuan sebenarnya adalah Gu Anxi. Percaya atau tidak?"
Jiang Wanyin melihat ke arah tempat parkir, lalu tatapannya beralih pada Chu Yan. "Kenapa kamu bilang begitu?"
Chu Yan memiringkan kepalanya. " Tentu saja, karena Gu Anxi memiliki paras yang sangat cantik. Jangan bilang kamu belum pernah melihatnya!"
Jiang Wanyin menjawab dengan suara acuh tak acuh, "Aku tidak terlalu tertarik dengan penampilan seseorang."
Chu Yan berbalik pergi, namun sebelum itu, dia mengangkat dua jari membentuk simbol sumpah. "Percayalah padaku, kamu nanti akan menarik kembali kata-katamu dan tidak akan bisa mengalihkan pandanganmu begitu melihat Gu Anxi secara langsung."
Jiang Wanyin menatap punggung Chu Yan, yang berjalan menjauh, dengan alis mengernyit.
***
Di rumah sakit, pemeriksaan kondisi ayah Gu Anxi berjalan lancar dan selesai lebih awal.
Gu Anxi sangat kecewa karena hasilnya masih sama seperti sebelumnya.
Bo Xichen mengajak Gu Anxi untuk makan bersamanya.
Makan siang mereka kali ini agak terlambat. Sekarang sudah jam 3 sore. Gu Anxi makan dengan sangat lambat. Feng Mian menatap Gu Anxi, lalu tatapannya beralih ke tuan besarnya, Kak Bo.
Gu Anxi sedang tidak nafsu makan.
Bo Xichen memulai obrolan, "Apa ibumu tadi ke rumah sakit?"
Gu Anxi hanya mengangguk.
Bo Xichen kembali bertanya. "Karena ada masalah di kampus?"
Gu Anxi mendongak menatap lurus ke arah Bo Xichen.
Setelah sekian lama terdiam, akhirnya dia bertanya, "Bagaimana kamu tahu?"
Bo Xichen tersenyum ringan. Gu Anxi tahu, pasti perawat tadi yang mengatakannya.
Mereka benar-benar menceritakan semuanya!