Qin Siyuan mengangguk menuruti perintah pacarnya. "Oke, aku akan menunggumu seusai kelas nanti ."
Shen Wanqing tidak berasal dari keluarga kaya. Oleh karena itu, Qin Siyuan menyewakan apartemen di luar kawasan kampus dengan fasilitas dua kamar tidur untuk Shen Wanqing. Qin Siyuan sudah sering menemani Shen Wanqing di apartemen tersebut.
Shen Wanqing tersenyum memahami maksud perkataan Qin Siyuan.
Qin Siyuan berjalan menuju pintu kelas. Namun setelahnya, dia sekilas mendapati Shen Wanqing sedang berdiri di depan meja Gu Anxi dan berusaha mengajak bicara Gu Anxi dengan tulus. "Anxi, kalau sedang memiliki kesulitan, kamu bisa cerita padaku. Aku pasti akan membantumu selagi aku bisa melakukannya."
Teman-teman sekelas merasa simpati pada Shen Wanqing. Ini terlalu sulit, apalagi mereka terlibat dalam cinta segitiga dan tak bisa menghindari Gu Anxi.
Tidak, bahkan wajah Gu Anxi sama sekali tidak mengarah ke Shen Wanqing, karena Gu Anxi sedang tertidur dengan kepala terkulai di atas meja dengan posisi membelakangi Shen Wanqing.
Shen Wanqing tampak malu hingga matanya memerah menahan amarah karena diacuhkan.
Teman sekelas di sekitarnya mulai saling berbisik satu sama lain.
'Kudengar ibu Shen Wanqing dulunya adalah pembantu Keluarga Gu, dan Shen Wanqing telah menjadi pelayan Gu Anxi sejak sekolah dasar. Kau lihat sendiri kan, dia sekarang masih terlihat tunduk pada mantan majikannya.'
'Ha! Benarkah? Tapi, sekarang kan Keluarga Gu sudah bangkrut. Bagaimana bisa Gu Anxi masih tetap angkuh seperti itu!'
'Jika dari dulu orang-orang tidak terlalu memperhatikan Gu Anxi, mereka pasti akan menyadari betapa baik hatinya Wanqing.'
Qin Siyuan tidak tahan hanya diam saja mendengar ini. Dia berjalan kembali ke dalam kelas dan menarik tangan Shen Wanqing, lalu berbisik lirih ke telinga Shen Wanqing, "Kamu tidak perlu merendah di hadapannya begini!"
Shen Wanqing mulai meneteskan air mata. "Tapi, Anxi... dia... aku benar-benar tidak bisa diam saja melihatnya berubah seperti ini. Dia tidak boleh mendapatkan nilai nol terus-terusan."
Qin Siyuan mengerutkan kening.
Shen Wanqing berkata dengan sangat lembut dan pelan. "Aku akan membantu menasihatinya."
Qin Siyuan mengulurkan tangannya dan menyentuh wajah Shen Wanqing. "Wanqing, kamu benar-benar gadis yang sangat baik."
Wajah Shen Wanqing sedikit merona merah setelah mendengar pujian Qin Shiyuan. Dia menggigit pelan bibir bawahnya.
Siswa-siswa lain di sekitar pun menonton adegan kasih sayang mereka berdua, yang diumbar di depan umum.
Saat ini, Shen Wanqing duduk diam di sebelah Gu Anxi. Mereka adalah teman sebangku.
Qin Siyuan juga pergi kembali ke kelasnya.
Setelah jam makan siang adalah waktunya pelajaran khusus dari Profesor Gao. Semua mahasiswa langsung sakit kepala begitu profesor itu datang.
Seorang primadona kampus tertidur lagi di kelas!
Dengan wajah tuanya yang berkerut, Profesor Gao mengatur tugas untuk pelajaran kali ini. Yang membuatnya puas adalah Shen Wanqing dapat menyelesaikan tugas yang diberikannya dengan sangat baik. Hal itu membuatnya memuji Shen Wanqing selama 10 menit di depan kelas.
Wajah Shen Wenqing terus menunjukkan senyum ringan yang penuh arti. Namun, sorot matanya terus tertuju ke wajah Gu Anxi.
Profesor Gao kali ini pasti sudah tidak bisa mentolerir lagi! Batin Shen Wenqing senang.
Shen Wenqing ingin melihat sampai mana batas kesabaran Profesor Gao dalam menghadapi Gu Anxi!
Gu Anxi bangun tepat saat pelajaran usai.
Ketika Gu Anxi membuka matanya, pandangannya langsung bertemu dengan tatapan suram Profesor Gao. Profesor Gao menatapnya cukup lama, namun kemudian dia pergi.
Profesor Gao tidak pernah mengajar mahasiswi yang sifat keras kepalanya melampaui batas seperti Gu Anxi ini. Mahasiswi yang menganggap guru bukan apa-apa dan peraturan kampus hanyalah sebuah sampah yang boleh dilanggar seenaknya sendiri.
Tentu saja, Profesor Gao segera pergi menemui Kepala Jurusan Wang untuk mengajukan keluhan.
Cih cih cih, primadona kampus yang tidak memiliki rasa hormat kepada orang yang lebih tua!
Cih cih cih, primadona kampus yang sama sekali tidak memperhatikan dosen yang sedang mengajar!
Gu Anxi dipanggil oleh penjaga sekolah untuk pergi ke kantor Kepala Jurusan untuk minum teh. Begitu dia memasuki kantor Kepala Jurusan, di dalam sudah ada Kepala Jurusan Wang, Profesor Gao, serta ada juga Dekan Jurusan.
Kepala Jurusan Wang merasa sangat pusing karena lagi-lagi harus berurusan dengan Gu Anxi. Dia sengaja memasang ekspresi yang berlebihan saat melihat Gu Anxi berjalan masuk. "Mahasiswi Gu, bagaimana kamu bisa tidur di kelas? Tindakanmu itu sungguh pengaruh yang buruk untuk yang lain! Cepat minta maaf pada Profesor Gao. Lihatlah betapa marahnya Profesor Gao."
Profesor Gao tetap menunjukkan wajah kesalnya dan tidak mau melihat wajah Gu Anxi
Gu Anxi meminta maaf dengan sangat tulus. "Profesor Gao, maafkan saya! Lain kali, saya akan lebih memperhatikan sikap saya di kelas."
Sudut bibir Profesor Gao berkedut dua kali.
Lima kali!
Lima kali!
Lima kali!
Permintaan maafnya selalu sama persis setiap kali hal ini terjadi. Bahkan dia tidak merubah sepatah kata pun!
Apakah ini yang dinamakan permintaan maaf yang benar-benar tulus!
Profesor Gao berkata dengan suara dingin. "Kajur Wang, saya sarankan agar Gu Anxi mengulang ke semester pertama untuk mulai belajar dari awal lagi. Sikapnya sangat tidak pantas mencerminkan seorang senior."