"Ndak... ndak lucu. Ibu juga setuju aja, kok. Itu terserah kalian. Kalian sudah dewasa. Pasti bisa memilah sendiri mana yang terbaiknya," ucap Ibunya Ayya.
"Tuh, Sa."
Aksa tersenyum. Ia melihat jam tangannya.
"Bu, Maaf, Aksa ndak bisa lama-lama. Mau pamit dulu. Kasian Ibu sendirian di rumah. Ndakpapa?"
"Ouh... ya, Nak. Hati-hati, ya. Terima kasih sudah repot-repot mau nemenin Ayya."
"Iya, Bu. Sama-sama."
Aksa berjalan keluar. Ayya menemaninya sampai ujung pintu. Beradu senyum. Menitipkan rindu dan kasih tiada jemu.
"Sampai jumpa besok," ucap Aksa.
"Terima kasih, Sa."
"Sama-sama My Orange."
"Ish... masih aja."
"Hati-hati, My Rain."
Sebab apa seseorang mampu merindu tanpa tahu apa yang dirindu? Sebab apa seseorang mampu melakukan apapun untuk orang yang dikasihi, meski perihal esok juga tak tahu?