"Ada suara tapi koo gak ada orangnya, ya?" gumam Bu Cindy.
Matanya yang sipit memastikan suara itu. Ia melongok ke sisi kanan dan kiri pintu, tapi tak ada siapa-siapa di situ. Setelah berusaha memeriksanya, dan nihil, ia kembali.
"Tak ada siapa-siapa. Aneh. Perasaan tadi ada suara. Kalian juga dengar, kan?"
"Iya. Tadi seperti ada bunyi sepatu," ucap Aksa.
"Hm, yasudahlah. Nanti saya cek lagi. Ok, sekarang kembali ke kalian. Ada apa?"
Wajah Bu Cindy tetap tenang seperti biasanya. Suaranya memang kecil. Kulitnya putih bersih. Tingginya sedang, sekitar seratus enam puluh senti. Rambutnya pirang dengan cat merah di beberapanya.
Keanggunannya mencerminkan sedikit banyak kelembutannya. Ia tak pernah terlihat marah bagi Ayya. Satu alasan berat ia akan mengundurkan diri hari itu.
Ayya duduk di samping Aksa. Ia duduk sesekali menundukkan diri. Kedua tangannya di depan tubuhnya. Jemarinya terlihat gugup.