Chereads / Every Story Needs a Beginning, Right? / Chapter 17 - Sayap Hitam V

Chapter 17 - Sayap Hitam V

"Apa yang dipikirkan olehnya? Ujian ini harusnya dituntaskan oleh tim dengan jumlah yang memadai. Setiap tim terdiri dari lima orang tertulis di aturan"

"Kau pikir aku akan langsung mengetok ruangannya dan protes akan keputusannya? Aku memiliki kebanggaan sebagai pemegang peringkat satu di kelas petarung"

"Kalau begitu, penyihir kelas satu harus diperlakukan seperti kita juga kan?"

"Kau bercanda kan? Memang peringkat adalah pengukur kemampuan dan pengetahuan murid, namun kelas petarung hanya berisikan oleh otak otot. Penyihir peringkat satu sekali pun akan kerepotan"

Dua vampir dengan tinggi yang hampir sama berjalan berdampingan menelusuri hutan Tibor.

Exxone heran mendengar komentar teman timnya itu, raut muka Richard benar-benar meremehkan vampir-vampir kelasnya.

"Apalagi peringkat dua sampai ke sepuluh, terutama vampir perempuan bernama Reona. Dialah perwujudan dari otak otot itu sendiri. Aku sampai heran bagaimana Magicna Mudrost menilai seseorang. Begitu pula dengan kau! Peringkat tiga dari belakang mampu mengalahkanku!"

"Ehh…"

"Tunggu saja! Aku akan kembali lagi untuk menantangmu! Pastikan kau juga menjadi kuat supaya tak kukalahkan dengan mudah!"

Telunjuk Richard sudah menusuk dada Exxone.

Lima menit kemudian....

"Ngomong-ngomong, bagaimana kabar anak Slavia itu? Kudengar-dengar dia sempat mengambil cuti, anak keluarga royal selalu saja menjadi bahan gosip"

"Dia…."

....

"Aku akan langsung ke intinya saja"

"?"

"Kau harus kembali dari nol untuk mengenal Rotania. Seperti kau baru pertama kali bertemu dengannya"

"Ha? Apa maksud Anda?"

"Setelah kita berhasil mengeluarkan Tomelone dari dirinya, nampaknya seluruh ingatannya mengenai dirimu menghilang. Namun dia masih mengenal seluruh isi kelas selain dirimu"

Mulut Exxone semakin terbuka lebar mendengar penjelasan Leo.

"Ini adalah dugaanku. Rotania tidak memiliki resistensi akan sihir pengaruh pikiran Julian, namun dia mampu bertahan dari kekuatan Tomelone yang memaksa untuk merebut tubuhnya. Tentu Rotania memiliki sesuatu untuk mampu bertahan, bukan?"

"Apa sesuatu itu?"

"Pikirkanlah sendiri selagi kau mencoba untuk berteman dengannya sekali lagi"

......

"Oe! Kau dengar tidak perkataanku barusan? HEI!"

"Ah! Maaf, apa kau bilang?"

Richard sudah menyodorkan ujung pisau X-Dragon ke depan hidungnya, nampaknya dia sedang memamerkan kekuatan tombak andalannya itu.

"Aku mampu melesat sekencang kilat jika aku memusatkan seluruh fokusku kearah target"

"Fuuuu….. Wooshhh!!! Ini….Fuuuhhh…. Dia..."

"?!"

Semilir suara angin berbalurkan suara samar-samar di telinga Exxone.

Vampir setinggi seratus enam puluh sentimeter itu menggelengkan kepalanya ke kanan dan kiri untuk mencari sumber suara itu.

"HEI! Kau jangan bengong lagi!"

"Hei kau dengar suara itu?"

"Apa? Aku hanya mendengar suara air sungai dan cuitan burung"

"Bukan! Terdengar seperti suara orang berbisik, dengan suara yang berat samar-samar. Kau tidak dengar itu?"

"Tidak. Karena kau pernah mengalahkanku satu kali, aku akan mengikuti plotmu kali ini"

"Fuuuu….. Pecahan...utama….. WHUOOSHHH!!! Telah….fushhhh….siap"

"!!"

"?!"

Richard bereaksi akan sesuatu, dia berputar ke belakang dan mengarahkan X-Dragon menuju pepohonan lebat setinggi empat meter.

"Mungkin suara itu muncul dari seseorang disana?"

"Entahlah aku tidak yakin. Aku tidak menyadari ada vampir lain disana"

"Aku akan langsung menghampirinya sekarang. Kau bisa menyusul Exxone!"

WUSHH!!!

Satu langkah kaki kanan yang dihentakkan ke tanah mendorong Richard secepat kilat menghampiri calon musuh mereka.

Vampir berambut abu itu melesat sejauh seratus kilometer per jam mendekati kaki gunung Tibor.

Satu hentakkan kaki kiri mendorong Richard keudara untuk melintasi pepohonan lebat yang meredam cahaya matahari yang bersinar cerah.

SPLAK!!

Richard melintasi banyak pepohonan dengan cepat untuk menyergap lawannya, tanpa sadar dia menembus sebuah lapisan tipis bak sehelai kertas.

Terlihat seorang vampir sedang berdiri di tengah-tengah hutan dengan cahaya remang-remang.

Vampir setinggi hampir dua meter berdiri agak bungkuk, seperti sudah menunggu kedatangan Richard.

Rambut hitam panjang dengan poni berantakkan menutupi mukanya, hanya berpakaian jubah hitam lusuh menutupi seluruh tubuhnya.

BAM!!

Richard mendarat dengan kencang menakuti banyak binatang yang diam disana.

"Yoo… tampaknya token pertama akan segera didapatkan"

Dengan percaya diri vampir berseragam putih hitam itu menyodorkan tombaknya ke vampir yang lebih tinggi darinya itu.

"Sungguh? Aku bukanlah lawanmu"

"Hmm?"

Suara serak yang keluar dari mulut vampir itu membuatnya sedikit lengah.

"!!"

BLARZZTTT!!!!

Sebuah kilatan listrik menghantam Richard dari atas kepalanya tanpa terdeteksi.

"…."

X-Dragon melindungi Richard dari hantaman kilat barusan, terlihat sisa-sisa kilat terhisap ke dalam permata tombak yang terletak di mata ukiran naga itu.

"Benar-benar pecundang. Kau sebut dirimu penyi-"

"…"

"Kau!"

Sosok yang dilihat oleh Richard adalah seseorang yang dia kenal baik, sangat baik.

Karena hal itulah Richard hanya bisa membeku tak bergerak menatapnya.

Rambut tegak meruncing tak tertata rapi, tatapan bola mata hitam tajam, muka tak bersahabat, tubuh kekar cukup berisi sedang menghadapnya dari atas pohon.

"Hooo…. Inilah perwujudan dari rasa takutmu yang terbesar ya…. Ini akan menarik untuk ditonton"

"Ti-tidak mungkin! Evencio! KENAPA KAU BISA DISINI?!"

"Evencio? Kedua matanya terlihat seperti…. Ohohoho… dia ayahmu ya?"

"KAU! BERANI-BERANINYA KAU MENGGUNAKAN AY-"

BAZZTT!! BAZZTT!!!

"Cih!"

"Kau tidak akan bisa mengalahkanku jika kau tidak bisa mengatasi rasa takutmu nak"

Peluru-peluru listrik yang panjang langsung melesat mengarah Richard sebelum dia bisa menyelesaikan kata-katanya.

Tatapan percaya diri Richard tertimpa dengan rasa takut yang kian menebal.

SING!

"!!"

BUAKK!! DUAK!!

Pukulan telak mengarah perut dan kepala Richard tepat setelah Evencio mendekatinya.

Richard terkena serangan itu tanpa mencoba untuk melawan, dia benar-benar tak mampu mengeluarkan kemampuannya.

"Uhhk… Si…al"

"Kutinggalkan dia sebentar, saatnya meneror temannya satu itu. Perajam rasa percaya diri, pembalik kekuatan positif menjadi energi negatif. Kruele Hirack!"

Berbeda dengan perangkap untuk Richard yang dipasang di tempat terbuka, kali ini sihir penyerang rasa takut diarahkan langsung menuju Exxone yang sedang melintasi hutan untuk menyusul Richard.

"Eh?"

DEG! DEG!

Gema detak jantung vampir berponi lusuh itu berdegup keras, dia menutup kedua matanya disaat yang bersamaan.

Kemudian dia membuka kedua mata hitamnya.

DUM!

Dua mata kuning gelap sebesar tubuhnya menatapnya dingin.

"WAA!!"

Vampir lusuh itu terjatuh ke tanah bergenang air setelah dia melihat pupil kuning gelap itu.

Kemudian dia mengangkat tangan kanannya sudah terlumuri cairan kental hitam kemerahan.

"Sihir penarik rasa takut? HA!"

"Si-siapa kau?!"

Suara berat menggema di ruang gelap yang penuh akan air bergenang itu.

"Siapa aku? Setelah aku menebar aura keberadaanku kau masih berani bertanya siapa aku?"

"Ha?"

Dari dua pupil mata kuning gelap yang melayang di depan vampir itu keluar dua kepala Exxone dengan leher yang panjang mendekatinya.

GRAKK!!

Kedua kepala itu membuka mulutnya dan membenamkan kedua taringnya di kedua sisi kanan dan kiri leher vampir itu.

"UAHHKK!!"

"Akulah leluhurmu, pemberi nafas yang kau hirup sekarang"

Kedua kepala Exxone yang sudah melumpuhkan vampir itu ikut menatapnya dengan keji.

"Evach…Tidak mungkin!"

Muncul dua tangan besar dari kanan dan kirinya langsung mencekiknya dengan kencang.

"Sebagai balasan sikap kurang ajarmu itu, kuberikan kau kematian"

.....

"UAHHKKK!!!"

Terlukis senyuman dingin dari wajah Exxone dari kedua pupil hitam vampir lusuh itu.