Chereads / Every Story Needs a Beginning, Right? / Chapter 19 - Sayap Hitam VII

Chapter 19 - Sayap Hitam VII

Seorang anak laki-laki berusia sekitar lima tahun menggoyangkan bahu ayahnya dari belakang punggungnya.

"Ayah ayah! Aku bosan. Bisakah ceritakan aku cerita? Cerita apa saja boleh!"

"Hmm? Kamu tidak bermain dengan kakakmu? Kalian biasanya bermain bersama jam-jam seperti ini?"

"Aku tidak ingin bermain dengannya. Dia menyebalkan hari ini, aku tidak mau main dengannya!"

Tatap anak laki-laki itu sinis kearah kakak perempuannya yang sedang sibuk dengan dirinya sendiri.

"Ooh... oke. Karena aku tidak bisa memikirkan cerita lain, aku akan memberitahumu cerita yang yang sedang kuingat sekarang"

Anak laki-laki itu menatap ayahnya berbinar-binar selagi menunggunya bercerita.

"Hiduplah seorang vampir muda. Dia adalah seorang penyihir yang berbakat dan seorang petarung yang hebat. Dia belajar di sekolah sihir terkenal dan menunjukkan kehebatannya di ujian dan turnamen. Dia adalah anak terkuat dari semua anak baru pada angkatannya. Banyak turnamen yang dia menangkan dan anak itu naik ke puncak dunia sihir. Banyak orang yang menghormati dan mendukungnya"

"Itu ayah kan?"

"Eh?"

"Lihat saja semua pajangan dan piagam yang tertata di rumah. Ayah hanya pamer saja kan??"

"Tunggu dulu! Ceritanya baru saja mau dimulai!"

"Hee??"

.........

TRANGG!!!

Dua tombak berukiran naga berbenturan, hanya saja kedua tombak itu memiliki inti permata dengan warna yang berbeda, putih dan satunya merah.

Kedua pengguna tombak itu terus saling mencoba untuk melukai satu sama lain, hanya saja satu lawannya terlihat ragu-ragu untuk melawan yang lainnya.

Richard terengah-engah meladeni serangan beruntun ayahnya, Evencio Domovoi.

"Kenapa harus kau yang muncul dihadapanku?! Cepatlah kembali ke alam sana! Aku akan segera memenuhi kriteriamu sebagai pewaris seluruh senjata sihir Domovoi!"

"…"

Tak membalas kata-katanya, Evencio mengeluarkan banyak lingkaran sihir memenuhi seluruh ruang gerak mereka berdua.

Keluar banyak rantai listrik mencoba untuk menangkap Richard.

"X-Dragon!"

Tombak X-Dragon mengeluarkan listrik dari ujung bilah pedangnya dan melapisi kedua kaki Richard.

Gerakan Richard meningkat sangat pesat sampai mampu menghindari semua sergapan rantai-rantai listrik yang menghujaninya terus-menerus.

"OUAHH!!"

"…"

Richard melompat ke atas kepala Evencio dan mencoba untuk membelah kepalanya menjadi dua dengan tebasan penuh.

PRANGZZTTT!!!!

Dua tombak sihir mengadu kekuatan sihir mereka dengan atribut elemen listrik.

Evencio mengangkat tangan kirinya ke atas, memunculkan senjata sihir lainnya. Sebuah pedang lebar berat yang biasa digunakan oleh tentara kelas berat pengguna senjata berat.

BUAMM!!!

Menghindari ayunan penuh yang menghancurkan tanah pijakan mereka berdua, pedang besar itu mengeluarkan aura hitam yang mengejar Richard.

"Ini! Blackmores! Pedang perang atribut kegelapan!"

PANG!! TRANG!!! BANG!!

X-Dragon bergerak dengan tangkas dan cekatan di tangan Richard, membuatnya mampu melawan balik semua aura kegelapan yang mencoba menangkapnya.

"Ada lima senjata sihir milik keluarga Domovoi. Hingga saat ini, aku hanya mampu menggunakan X-Dragon saja. Kakakku yang tidak tertarik untuk meneruskan warisan keluarga bukanlah masalahku, tapi sebagai bentuk terimakasih kepadamu aku akan menggunakan semua senjata milikmu! Aku tidak akan takut lagi menatap wujud sesungguhnya dari Evencio Domovoi!"

Perkataan tegas Richard tidak diiringi oleh ekspresi mukanya. Laki-laki berambut abu itu terlihat pucat dan tak percaya diri.

Tatapan bola mata merah dengan nafsu membunuh, nafas berat yang menyesakkan nafas lawannya, aura keberadaan yang akan membuat semua makhluk ketakutan, semua ingatan itu kembali kepadanya meskipun samar-samar.

Itulah alasan kenapa seorang Evencio Domovoi muncul sebagai objek rasa takutnya.

Dengan ragu-ragu dan sedikit gemetaran sekali lagi Richard mengangkat X-Dragon.

PLAK!!

Tali berwarna ungu pekat mengikat lehernya dan kedua tangan dan kakinya.

Entah muncul darimana, tali itu menangkapnya meskipun dia sudah bersiaga.

Evencio melangkah mendekati Richard dan berlutut satu kaki di depannya selagi dia terlentang di tanah.

Tangan berotot pria berambut putih itu menarik rambut Richard, membuatnya menatap mukanya dengan paksa.

Kedua bola mata Evencio berputar kebelakang, bertukar dengan kornea hitam yang langsung memantulkan muka ketakutan Richard.

"Ti….tid..ak"

"Matilah…."

"Ti..TIDAKK!!!"

KRANG!!!

Sebuah retakan muncul dari sekitaran pohon hutan Tibor, retakan itu menandakan bahwa Richard terkurung di dalam sebuah ruangan.

PRASHHH!!!

Seluruh ruang lingkup hutan pecah berkeping-keping dan menarik semua yang didalamnya keluar.

Richard hanya bisa diam tak bergerak melihat kedua mata Evencio.

"Ku..tun..ggu…. ka…u"

Tubuh Evencio ditarik paksa keluar dari ruang jebakan Richard, beserta senjata-senjata dan tali-tali miliknya.

Kedua mata hitam Richard kehilangan fokus dan tertutup setelah melihat kepergian Evencio.

............….

"Yo. Kau sudah sadar?"

"Ha?"

Richard terbaring diatas rumput lembap di tengah-tengah hutan, sementara Exxone sedang jongkok menatap mukanya.

Vampir berambut abu itu mencoba untuk bangkit, kemudian dia melihat seorang vampir lain sudah terduduk di depan pohon.

"Eh? Siapa dia?"

"Ini pasti instruktur penguji kita. Nampaknya dia mampu menggunakan sihir mental. Lawan yang berbahaya pastinya"

"Itu…semua hanya sihir?"

"Tentu saja"

"Apa yang kau lihat dari sihirnya? Ceritakan padaku!"

"Hmmmm. Aku melihat diriku sendiri, entahlah apa yang dia ingin coba lakukan padaku"

"Dirimu sendiri?"

"Bagaimana denganmu? Apa yang kau lihat?"

Richard langsung membanting mukanya kesamping, menghindari tatapan Exxone.

Terlihat ekspresi pahit dari wajahnya.

Exxone yang melihat ekspresi langsung berdiri menjauh darinya selagi merogoh kantung vampir itu.

"Aku melihat ayahku"

"Ayahmu? Kenapa? Kau ada masalah dengannya?"

"Kau ingat kalau X-Dragon adalah senjata sihir kan?"

"Hmm"

"Sebenarnya, ada lima senjata sihir milik keluarga Domovoi. X-Dragon adalah salah satunya"

"Lalu?"

Klang!

Exxone mengeluarkan dua token emas dari kantung paha vampir lusuh itu. Nampaknya dia hanya mempunyai dua token emas saja.

"Suatu hari, keluargaku diserang oleh rombongan pasukan manusia. Mereka semua terlihat berbahaya dan jahat. Tanpa banyak bicara, ayahku…"

"Ayahmu?"

"Dia berubah menjadi sesuatu yang lain. Bukan vampir, dan bukan sesuatu yang kuketahui. Dia terlihat seperti monster yang menghabisi semua manusia itu"

"Bukankah itu bagus?"

"Hanya saja, diriku disaat itu hanya ketakutan melihat ayahku. Seperti aku melihat seorang monster pembunuh. Aku tidak paham kenapa aku bisa berpikiran seperti itu, padahal dia menolong kita semua"

Richard mengusap-ngusap kepalanya selagi sedikit mengeluarkan air mata.

"Aku…hanya…. tidak menyangka… kalau dia bisa menjadi sesuatu yang sangat kutakuti… padahal dia penyelamat kita… didalam hati kecilku aku bersyukur, namun aku sangat takut mel-"

Exxone menepak bahu Richard dengan kencang.

"Tak usah mengkhawatirkan itu. Ayahmu adalah pahlawan, dia menolong seluruh isi keluarga, bukan? Itu saja yang perlu kau ketahui, lupakan sisanya"

"…"

"Dan juga, kau adalah makhluk yang berhati kuat. Meskipun kau ketakutan dengannya, kau masih mencoba untuk melawan rasa takutmu bukan? Seperti yang kuharapkan dari para Domovoi"

"Eh? Apa maksud-"

"Ayo kita pergi! Masih ada satu token emas lagi yang perlu kita cari kan?"

"Oh. Iya betul"

Exxone berjalan dengan cepat meninggalkan Richard yang masih mencoba untuk mencerna kata-katanya.