24.Pengejaran
Lelaki bertudung hitam terus berlari dalam pengejaran, Orang-orang yang mengejarnya seakan tidak kenal lelah.
Leke memimpin para Ksatria bayaran, masuk kedalam hutan untuk mengejar targetnya.
Setelah beberapa hari menelusuri jejak penyihir hitam, akhirnya dia menemukan orang yang bersangkutan dengan jejak sihir hitam.
Walaupun leke membawa 8 orang Ksatria bayaran lainnya untuk mengepung tempat Tinggalnya, lelaki yang dikejarnya mampu melarikan diri dari mereka dan masuk kedalam hutan.
Setelah berpencar dengan Ksatria lain, akhirnya leke dan 2 Ksatria lain, dapat mengepung lelaki itu.
" Apa yang kalian inginkan!!! "
Lelaki kurus berwajah pucat itu berteriak dan melawan.
Leke mencabut pedangnya dan melemparkan kearah lengan lelaki itu, seketika lelaki itu merapalkan sihirnya.
Pedang yang dilemparkan oleh leke terhenti di udara sesaat sebelum mencapai tubuhnya.
" Sialan! Serang dia dari belakang! "
Leke memerintahkan semua Ksatria bayaran yang telah menyusul mereka untuk menyerang lelaki itu.
"ነጋነጋነጕነጕነረሀነኗቻጕ"
lelaki itu mengucapkan mantra penyerangan. Semua pisau yang dilemparkan kepadanya terhenti lagi dan berbalik arah untuk menyerang para prajurit bayaran.
Leke menangkis pedang yang mengarah kembali kepadaya.
"Argh..... "
Salah satu Ksatria bayaran terkena serangan pedang yang melayang kearahnya, darah dari dadanya mulai bercucuran.
"Sial."
Ksatria bayaran itu melompat kearah target dan mengepungnya. Leke menghunus kan pedangnya kearah leher lelaki penyihir itu.
"Katakan padaku yang kau tahu tentang sihir hitam"
" Kekekekekee"
Meskipun leke mengancamnya dengan pedang. Lelaki itu seakan tidak takut sedikitpun.
Lelaki kurus itu hanya tertawa sinis sambil memandang rendah leke dan para Ksatria bayaran.
" Katakan!!!!!! "
Leke mengancamnya lagi, dan dua Ksatria lain mengunci tangan lelaki itu, sehingga lelaki itu terjatuh ke tanah.
"ቿሁዪዐነጌቻዐነፕነጌነጕ"
Mata lelaki yang terbaring ditanah itu berubah menjadi kehitaman, seluruh bagian matanya berubah menjadi hitam total, seakan ditelan dalam kegelapan. Dengan tawa kejam lelaki itu merapal mantranya lagi. Para Ksatria yang memegang tangannya seketika jatuh satu-persatu.
Para Ksatria seperti tidak dapat bernafas, sambil mengerang dan memegang lehernya kesadaran mereka perlahan meninggalkan tubuhnya. Leke yang bertahan dari mantra itu mengeluarkan seluruh mana ditubuhnya untuk bertahan dari serangan sihir.
Serangan itu terlalu kuat hingga membuat leke tidak dapat bergerak.
Setelah semua Ksatria tewas menyisakan leke yang bertahan hidup. Leke kehilangan jejak lelaki itu.
" Ukh, aku harus segera melapor kepada ketua. "
*********************************
Venus duduk dikamarnya dengan cemas, malam ini begitu sampai di gedung barat, Venus tidak berani melangkahkan kakinya keluar dari kamar.
Pangeran maxi yang menginap di gedung yang sama, terlalu berbahaya jika tidak sengaja mengetahui Venus tinggal dikediaman duke.
" Haahhh.... Menyebalkan, kenapa hal merepotkan terus terjadi. "
Venus hanya dapat menghela nafas panjang sambil duduk disamping tempat tidurnya.
Rencana pelepasan sihir hitamnya gagal total, entah apa yang akan terjadi jika sihir itu tetap bersisa di tubuh yang dia tempati.
Ketika sihir itu dipaksa keluar oleh mantra epiel, seluruh tubuh Venus seperti terbakar api. Mungkin itu reaksi wajar penolakan sihir itu terhadap tubuh venus.
Kesimpulan yang dapat ditarik olehnya adalah, jika melepaskan sihir itu dia akan terluka dan bisa menyebabkan kematian.
Bayangan dirinya yang memuntahkan darah dari mulutnya membuat tubuhnya merinding mengingat rasa sakitnya.
Bulan suci akan sampai sebentar lagi. Saat Itu Venus akan mencuri buku takdir, setelah mendengar keberadaan buku itu didalam kuil suci takdir. Venus yakin buku itu adalah kunci cerita dunia ini, hanya itu yang dapat dia lakukan untuk mengetahui akar sihir hitam yang terntanam pada tubuh Duke, untuk saat ini walaupun dia berusaha menghindari pemeran utama novel, entah kenapa dia terus terlibat didalamnya.
' aku tidak boleh bertindak ceroboh sebelum mengetahui ceritanya. '
Bertindak dengan tidak hati-hati akan membuatnya dalam bahaya, saat ini fokus utamanya adalah bertahan hidup sampai buku takdir didapatkan olehnya.
******************************
Maxi masuk dikamar yang telah disiapkan Duke untuknya, setelah menunggu bawahannya meninggalkannya. Maxi mulai keluar dari kamar yang ditempatinya dan memeriksa semua ruangan di gedung barat.
"Aku akan mencarimu, Venus. "
Keinginan utuk mencari Venus membuatnya terobsesi untuk menemukannya sampai dapat. Bila perlu, dia akan mengeledah seluruh bangunan rumah kediaman Duke trochel.
' bagaimana mungkin wanita itu tidak dapat dicari dimanapun? '
Hal itu semakin memancing keinginannya untuk menemukan Venus.
Satu persatu kamar dibuka olehnya, beberapa kamar kosong tanpa ada tanda-tanda orang didalamnya.
Setelah memeriksa semua kamar dilantai satu. Perlahan pangeran maxi mulai naik kelantai dua.
"Hah... Melelahkan, kamar sebanyak ini sungguh melelahkan untuk ku periksa sendiri, harusnya aku menugaskan Tristan untuk mencarinya disini bersamaku. "
Semua kamar hampir dibuka olehnya, tersisa 3 kamar diujung gedung lantai dua.
Maxi memutar kenop pintu salah satu kamar itu dan membuka pintunya.
Sosok wanita berambut panjang keemasan duduk disamping tempat tidur terlihat dari kamar itu. Samar-samar tercium aroma mawar yang harum dari kamarnya.
Venus yang terkejut melihat kamarnya terbuka, matanya berpandangan dengan pangeran maxi.
Dengan senang pangeran maxi mengembangkan senyumnya
"Ketemu."
Venus membelalakan matanya, mulutnya setengah terbuka. Tidak menyangka pangeran akan begitu tidak sopan memeriksa kamar dikediaman Duke.
" Pa... Pangeran. "
Pengeran maxi melangkah masuk kekamar itu dan menghampiri venus, Venus berdiri dari tempat tidurnya dan memasang posisi siaga untuk kabur dari pangeran.
" Ternyata kau disini, aku telah mencarimu kemana-mana. "
"Men... Mencari saya? Untuk apa yang mulia pangeran mencari saya yang rakyat jelata ini? "
" Karena aku menginginkan mu"
" Walaupun yang mulia adalah pangeran di negri ini, tidak begitu sopan untuk anda masuk dikamar perempuan tengah malam seperti ini. "
"Hm... Lagi-lagi kau menolakku, apa yang kau inginkan Venus?"
Venus mengangkat sebelah alisnya, dengan sekuat tenanga Venus ingin berteriak dan menampar lelaki yang berada didepannya.
" Pangeran menyukai saya? "
Mendengar pertanyaan Venus, maxi terlihat terkejut. Selama ini tidak pernah ada yang begitu percaya diri menanyakan hal itu padanya.
" Aku? Menyukaimu? "
"Iya! Pangeran menyukai saya? Mencintai saya? "
"Hah, entahlah. Berani sekali kau bertanya seperti itu. "
Maxi melangkah kearah ranjang dan duduk menyandarkan punggungnya di kepala ranjang.
" Jika tidak , kenapa anda mencari saya, mengejar saya dan ingin menemukan saya sampai seperti ini? "
" Karena kau tidak menginginkanku. "
Venus melongo tidak percaya apa yang didengar nya. Bagaimana bisa seseorang seegois ini? Apakah karena dia pangeran, dia merasa akan mendapatkan segalanya yang dia inginkan?
' lelaki ini benar-benar tidak tahu hati manusia. '
" Kenapa anda heran? Bukannya mungkin saja jika seseorang tidak menginginkan anda? "
Seolah tidak Terima yang Venus katakan, maxi mulai membela dirinya.
" Tapi aku tampan! "
" Banyak lelaki yang tampan lainnya, contohnya Elliot, Rowan dan Tristan. Apa istimewanya ketampanan yang mulia? "
Maxi merasa tertusuk oleh perkataan itu.
Venus yang kesal mulai melancarkan serangan keduanya.
" Jika dibandingkan dengan seksama bukankah wajah Elliot lebih tampan?"
" Hah? "
Wajah maxi terlihat seperti kehilangan rohnya. Dia yang dipuja-puja wanita karena wajah tampannya malah harus ditampar oleh kenyataan yang membuatnya tidak sanggup memuji wajahnya lagi.
" Lihat, bukankah rambut perak Elliot itu indah dan misterius... "
"Ng.. A... Aku... Aku putra mahkota, aku akan menjadi raja. "
Seperti anak kecil yang tidak mau kalah, maxi mulai menunjukkan tingkah yang kekanakan.
Venus tersenyum mengejek dan menjawabnya dengan santai.
"Apa istimewanya jadi raja? Bukankah kebebasan itu lebih bagus? Hidup yang sudah ditentukan, berada di istana sampai tua. Apa yang menyenangkan? Saya bisa dengan bebas pergi kemanapun dan berbuat apapun, walaupun itu memalukan. Apakah yang mulia bisa melakukannya? "
" Hal memalukan? "
" Benar, seperti berjalan dipasar. Berkeliling dan makan makanan disana. Mabuk dan berbuat onar di bar. Hal seperti ini tidak dapat dilakukan oleh yang mulia bukan? "
" Ng.. "
Perkataan Venus telah membungkam kesombongan nya. Membuatnya tidak mendapatkan apapun untuk melawan perkataan wanita itu.
" Yang mulia, jika anda ingin saya tertarik. Cobalah untuk memperbaiki sifat anda. "
" Apa yang salah dengan sifat ku. "
" Cobalah untuk mengesampingkan posisi tahta dan ketampanan yang mulia, dan lihat Apa yang tersisa dalam diri yang mulia. "
" ... "
" Apakah ada rasa kasih sayang? Rasa perhatian? Kebijaksanaan? "
".... "
" Terlepas dari apa yang terlihat, jika anda kehilangan semua yang anda miliki dan tidak memiliki hati yang baik, bukankah yang tersisa hanya kerangka kosong saja? "
"... "
" Jika begitu, apa yang menarik dari yang mulia untuk saya? "
Maxi menundukkan kepalanya, tidak menyangka akan mendapatkan perkataan yang seperti itu.
Dirinya yang selalu merasa diatas awan, dirinya yang hebat. Ternyata tidak beda dari kerangka kosong yang dikatakan oleh Venus.
" Kau sungguh kurang ajar. "
Sambil menutup rasa malunya maxi memalingkan wajahnya dari venus.
" Maafkan saya , rakyat jelata ini sungguh berani menyinggung yang mulia yang Agung. "
" Be.. Berhenti mempermalukan ku. "
Venus yang melihat pangeran yang seperti itu, membuatnya tersenyum.
" Perbaikilah sifat yang mulia, setelah itu datanglah lagi untuk mencari saya. Mungkin saya akan sedikit tertarik. "
"Sayang." Suara elliot terdengar dari balik beranda.
Elliot membuka beranda kamar venus dan berjalan masuk dengan baju tidur yang terbuka dibagian dadanya.
' sayang? Elliot, apa yang kau lakukan? '
" Elliot. "
Venus memanggil namanya setengah terkejut dengan kemunculannya yang tiba-tiba.
" Ah, yang mulia pangeran ada disini rupanya. Ada apa yang mulia datang kekamar ku dan kekasihku Malam-malam begini? "
" Kamar mu dan kekasihmu? Kalian sekamar? "
Elliot berjalan menghampiri venus, memeluknya dengan mesra dari belakang. Melingkarkan Tangannya yang besar dipinggang venus dan menyandarkan kepalanya dipundak venus.
" Bukannya itu wajar jika aku dan kesayangan ku sekamar? "
Venus terdiam kaku dan tidak dapat berkata apapun. Perkataan Elliot bukan hanya membuat pangeran maxi terkejut, tapi juga membuatnya terkejut.
' bukankah kau belum pernah pacaran sebelumnya? Bagaimana bisa sebagus ini aktingmu? '
" Maaf, aku hanya ingin berbicara dengan Venus. "
" Jika sudah berbicara, silahkan tinggalkan tempat ini yang mulia. Aku ingin bermesraan berdua dengannya. "
Pangeran yang disudutkan oleh Elliot akhirnya meninggalkan kamar itu.
Venus yang masih berdiri kaku, kehilangan kata-katanya. Apa yang barusan terjadi padanya? Elliot yang muncul tiba-tiba dari beranda dengan pakaian sexy, merangkulnya. Memanggilnya dengan mesra, menggodanya.
" Elliot. "
"Hm? "
" Mau sampai kapan kau memelukku begini? "
" Mau sampai selamanya. "
Elliot tersenyum menggoda Venus.
Dengan cepat venus melepaskan pelukan Elliot dan melangkah menjauhinya.
" Ka... Kau... Tidak perlu akting seperti itu. "
" Memangnya kenapa? "
" I.. Itu terlalu berlebihan, dan lagi... Apa-apaan bajumu itu? "
" Kau tidak menyukainya? "
Venus mengambil selimut dari ranjangnya dan melemparkan selimut itu kearah Elliot.
"Tutupin bajumu dengan selimut itu. Baju itu aneh. "
Venus berusaha mengendalikan matanya untuk tidak melihat tubuh Elliot. Otot dadanya terlihat jelas dari baju tidurnya. Baju itu terbuka bagian dada dan memperlihatkan otot-otot tubuhnya dengan jelas.
Gulp
Tanpa sadar Venus menelan air liurnya.
Elliot tersenyum kepadanya seakan menyadari pikiran Venus.
" Katamu aku yang lebih tampan dari pangeran, bukankah ini kesempatanmu untuk melihatku baik-baik Venus. "
"Akh, kau... Kau mendengarnya? "
Wajah Elliot tersipu malu.
" Jika kau mengatakan dengan sejelas itu kepada pangeran sialan itu, tentu saja aku mendengarnya. "
'Dia mendengarnya tapi dia membiarkanku berdua dengan pangeran dan bukan langsung masuk untuk mengusirnya. '
" Kenapa baru masuk sekarang jika tadi kau mendengarnya Elliot? "
" Karena mendengar omonganmu yang merendahkan harga diri pangeran itu menyenangkan. Kekeke"
'Hah, bisa- bisanya dia tertawa'
Venus mengambil selimut yang dia lempar kepada Elliot dan membungkus badan Elliot dengan selimut itu.
"Kau harus tidur begini, jangang buka selimut itu, kalau selimut itu terbuka aku akan mengusirmu dari kamarku Elliot. "
" Tapi aku panas. Hiks"
" Tidak ada alasan. "