Chereads / Hujan Disaat Terik / Chapter 8 - BAB 8

Chapter 8 - BAB 8

Fillo meraih sepatu roda yang diberikan Fio, lalu melepaskan sepatu dirinya, dan memakai sepatu roda, selesai di pakai Fillo berdiri, roda sepatu memutar sendiri, Fillo terkejut.

"uahh!!"

Bug! Fillo duduk kembali.

Fio tertawa melihat Fillo terjatuh barusan, "pelan-pelan" ucap Fio.

"ayo, kakinya melangkah kaya biasa saja, jangan di dorong, nanti kalau udah di areanya, baru di dorong" ucap Fio menjelaskan.

Fillo berdiri kembali sekarang Fio membantu Fillo melangkah, mereka berjalan menuju area sepatu roda. Wajah Fillo terlihat tegang.

Sampai di pagar besi area sepatu roda, Fillo cepat berpegangan ke pagar itu, Fio dari tadi terus tertawa melihat wajah Fillo karena kaku.

"ayo masuk" ucap Fio.

Fillo melangkah masuk dengan tetap tangannya berpegang pada pagar.

"langkah pertama, Fillo lepaskan tangannya lalu kuatkan kakinya, agar roda tidak maju sendiri" ucap Fio menjelaskan.

"udah?" tanya Fillo.

Fio mengangguk, sambil melangkah keluar area sepatu roda, menunggu di belakang pagar besi.

Tiba-tiba Fillo mengayunkan kaki kanannya, dan kirinya.

"eh!" teriak Fio.

Bug! Fillo terjatuh, sebelum melaju lebih lama.

Fio tertawa kembali, "tunggu dulu, itu kan baru langkah pertama"

Fillo menghela nafas melihat sikap Fio yang tidak cepat dengan hal apapun.

Fio mendekat ke arah Fillo lalu membantunya untuk berdiri, sebelum Filo berdiri tegak roda memulai berputar kembali, membuat Fillo kaku kembali.

Fio tertawa kembali, melihat wajah Fillo, sampai meremas perutnya karena tidak tahan, antara Fillo senang bisa maju dengan tenang atau takut jatuh kembali.

"Fillo, jangan berdiri tegak, biar rodanya engga maju sendiri" ucap Fio.

Fillo perlahan jongkok dan meraba-raba jalan, lalu duduk agar berhenti.

Fio menghampiri, "kaki ini" Fio menepuk-nepuk kaki Fillo. "di kuatin, lalu saat berdiri jangan langsung tegak, kakinya ditekukin" ucap Fio sambil memperagakan.

"ngerti?" tanya Fio kembali.

"ngerti Fi, tapi kalau aku coba pasti jatuh lagi" ucap Fillo.

"ya ga apa-apa namanya belajar" ucap Fio mendekat kedepan Fillo, "yaudah sini aku peragain langsung"

Fillo melepaskan sepatunya, memberikan ke Fio, Fio mulai memasang sepatu rodanya.

Fio mengangkat badannya, menekukkan kakinya lalu mengayun kaki kanan dan kaki kiri secara bergantian, Fio sudah mulai memutari lapangan, perlahan badannnya tegak, terus mengayun kakinya sambil menatap Fillo lalu tersenyum.

Fio mulai memperlihatkan teknik bermain sepatu roda, seperti melaju sambil membelok-belok kan badannya, malaju dengan arah mundur, melaju dengan menyilang-nyilang kan kakinya, melaju dengan menyerongkan badan, gaya terakhir Fio melaju mundur, dengan menyilang-nyilangkan kakinya, lalu setelah selesai Fio menundukan badannya seperti selesai lomba.

Fillo tepuk tangan tersenyum lebar setelah selesai melihat pertunjukan Fio, Fillo berdiri.

Fio tertawa malu, lalu melaju ke arah Fillo, tiba-tiba Fio tidak sengaja roda sepatunya menginjak kriki.

Bug! Tepat di hadapan Fillo, Fio terjatuh, Fillo sedkiti terkejut, diam sebentar menatap Fio, lalu Fillo mendekati Fio membantu berdiri.

***

Mereka kembali duduk di tempat duduk sebelumnya, Fio membereskan, perlengkapan dimasukan kembali ke dalam tas, termasuk sepatu roda.

"Fio" panggil Fillo.

Fio menoleh, sambil merapihkan rambutnya.

"eum.. maaf tadi agak lama nolongnya" ucap Fillo merasa bersalah.

"ga apa-apa Fillo, lagian kalau kamu cepet bantuin juga aku tetep jatuh kok" ucap Fio tersenyum kembali merapihkan barang ke dalam tas.

"tapi kan seengganya, kumannya yang nempel di luka engga banyak" lanjut Fillo.

"iya sih, tapi aku ga apa-apa juga kok" jawab Fio.

"masih sakit?" tanya Fillo duduknya mendekat, sambil melihat lutut Fio.

"sedikit, udah biasa aku jatuh" jawab Fio.

"nanti jalan pulang aku beliin plester yah" ucap Fillo.

Fio mengangguk tersenyum, Fio masih menyusun rapih barang-barang di dalam tasnya.

Tiba-tiba cayaha matahari menghilang perlahan, Fio seketika bangkit dari duduknya melihat ke arah atas, awan abu-abu telah menutupi sorot cahaya matahari.

"ada apa?" tanya Fillo ikut berdiri lalu melihat ke arah atas.

Fio tidak menjawab pertanyaan Fillo, menatap kedepan, melamun, memikirkan sesuatu.

"Fi" Fillo menyentuh pundak Fio, membuat Fio tersadar dari lamunannya.

"eh" Fio menoleh, "kayanya harus cepat pulang deh" Fio membuka tas kembali, mengeluarkan payung kecilnya.

"ayo!" desak Fillo, angin mulai menghembus kencang, pohon-pohon berguncang begitu kuat.

"sebentar!" balas Fio.

Fio menggendong, tasnya, saat akan melangkah, Fio melirik ke arah bawah, tali sepatu kanan Fio terlepas, Fio melirik ke arah Fillo.

"cepetan!" ucap Fillo mengambil alih payung lalu membukakan payungnya.

Fio bergegas, menalikan tali sepatunya dengan cepat, angin terus menghembus dengan kencang, terlihat angin mengangkat pasir-pasir lapangan.

Fillo mengecilkan kelopak matanya, menahan debu-debu masuk, sekaligus tangan Fillo menahan payung agar tidak terbawa terbang.

"dah" ucap Fio, berdiri lalu mereka bergegas melangkah keluar dari area lapagan.

Fio melihat sebuah kedai tertutup, kedai itu baik sekali, memberi jarak atap keluar sedikit, Fio langsung berlari.

Fillo melihat Fio berlari begitu saja, "Ck!" Fillo bergegas mengikuti Fio.

Angin semakin kencang, pohon-pohon berguncang-guncang, sampah dan daun-daun an kering terbang ke atas lalu berjatohan dengan sangat cepat.

Tap! Fio berdiri didepan kedai, beberapa detik kemudia Fillo juga sampai, Fio dan Fillo menutup matanya melihat dari sela-sela jari, sekarang redup sekali.

Mereka meneduh di depan toko kedai sekaligus di depan jalan. Tiba-tiba hujan turun sangat cepat, butiran-butiran hujan juga terlihat besar dari biasanya, wajah Fio sangat cemas melihat hujan didepan matanya, sekarang.

Tiba-tiba Fio terkejut, kulit tangannya, memerah dengan cepat, Fio mulai merasakan perihnya, menahan rasa sakit, air mata mulai memenuhi kelopak matanya.

Fillo terkejut melihat mata Fio sudah di penuhi dengan air mata.

"kenapa?!" cemas Fillo membalikan badan lalu mendekat ke arah Fio.

Fio menumpahkan air matanya, rasa sakit yang dia rasakan mampu melupakan pertanyaan Fillo barusan, Fio terus melipat tangannya di dada dengan seerat mungkin.

"ada apa Fio?!" tanya Fillo mensejajarkan badannya sekarang wajah Fillo sejajar dengan wajah Fio.

Fio membuka tangan dari lipatannya, Fillo sangat terkejut dengan yang di alami Fio sekarang, tangannya totol-totol merah, sebesar tutup minuman air putih.

Fillo bergegas membuka jaketnya lalu menutup tangannya menggunakan jaket Fillo, di eratkan agar lebih hangat, Fio terus mengeluarkan air matanya, pasrah dengan penyakitnya.

Fio memeluk kembali tangannya yang sudah di lapis dengan jaket Fillo.

"masih sakit?" tanya Fillo yang masih cemas.

Fio tidak menjawab, terus menangis sesegukan, air matanya terus keluar, rambut basah dengan keringat dirinya, juga sedikit berantakan.

Fillo Bergegas memeluk Fio, lalu berkata, "Fio maaf" Fillo mengeratkan pelukannya, seketika Fio berhenti menangis, bola matanya membesar, terkejut dengan apa yang di lakukan Fillo.

Sedangkan Fillo memeluk Fio dengan sangat kaku, dan menutup matanya dengan sangat erat.