Chereads / Hujan Disaat Terik / Chapter 7 - BAB 7

Chapter 7 - BAB 7

Fio beranjak duduk dari anak tangga terakhir ke meja makan, Fio menyimpan ponsel di atas meja dan sepatu rodanya di simpan di bawah, sebelah Fio.

Fio menyimpan kedua tangannya di atas meja, menarik nafas, lalu perlahan menutup matanya, Fio sudah tiba di Cloom, Fio langsung mendekati kendali, lalu menggerakan ke arah kanan, layar di depan bergerak maju, Fio melihat langit beberajam kedepan akan mendung.

Fio menghela nafas, membuka matanya, Fio sudah kembali duduk di meja makan. Fio melirik ke arah payung kecil yang di gantung di pojokan rumah, dekat pintu utama, juga melirik ke arah jaket di dekat lemari berwarna kuning.

Tanpa berfikir panjang Fio memasukan jaket dan payung kecilnya kedalam tas.

***

Fillo sudah siap dengan pakaian rapihnya, menyemprotkan parfume di bagian leher kanan dan kiri, lalu pergelangan tangan, Fillo membawa jaket hitam, keluar kamar.

Saat Fillo turun kebawah, ibu bertanya.

"mau kemana?" tanya ibu sedang duduk di meja makan.

"main sebentar" ucap Fillo sambil mengenakan jaketnya.

"hati-hati" ucap ibu melahap cemilan kripik.

Fillo melangkah keluar rumah, sambil mengetik pesan ke Fio.

Ting! Ponsel Fio bergetar, pesan masuk dari Fillo, "perginya naik apa" Fio membaca pesan, lalu menjawab pesan Fillo.

Ting! Ponsel Fillo berbunyi, Fillo sedang memakai sepatu, sambil melihat isi pesan dari Fio, "jalan kaki saja" Fillo sedikit terkejut, lalu cepat membalas, "kita ketemu di taman aja" lalu Fillo mengirimnya.

Fio membuka pintu gerbang, sudah siap untuk bermain sepatu roda, membawa tas gandeng, yang berisi sepatu rodanya, payung dan jaket. Fio berjalan kearah taman yang tadi malam mereka bertemu.

Fio melihat Fillo dari kejauhan, Fio mempercepat langkahnya, tanpa di sadari lama kelamaan Fio berlari.

"Fillo!" teriak Fio dari beberapa lagi.

Fillo melirik setelah mendengar teriak Fio, Fillo menatap Fio.

Fio sampai di depan Fillo, Fio tersenyum lebar.

"ribet banget kayanya" ucap Fillo.

"takut hujan" ketus Fio.

"terik kaya gini, lagian kan lagi musim panas" ucap Fillo.

"siapa yang tau kalau nanti tiba-tiba hujan" ucap Fio.

"iya deh" ucap Fillo.

Fio tersenyum.

"perginya naik apa?" tanya Fillo.

"kan udah di kasih tau, jalan kaki" jawab Fio.

"beneran? Ga cape?" tanya Fillo meyakinkan.

"cape, tapi yakin" jawab Fio.

"yaudah, kemana jalannya?" tanya Fillo.

"ayok ikutin aku" jawab Fio.

***

Fio dan Fillo berjalan di pinggir jalan, dengan ditemani mobil dan motor berlalu-lalang sebelahnya. Fillo memasukan ponselnya kedalam saku celana.

"sejak kapan suka main sepatu roda?" tanya Fillo memecahkan keheningan di antara mereka.

"hmm..." bola mata Fio melirik ke atas seolah-olah sedang berfikir, "dari kecil" lanjutnya.

"kok di jadiin rutinitas?" tanya Fillo.

"suka banget aku sama sepatu roda, ya walaupun kalau aku main sendiri" jawab Fillo.

"berarti kamu sering jalan sendiri?" tanya Fillo.

Fio mengangguk dengan sangat yakin, "tapi kalau aku sendiri biasanya, aku bakalan jalan cepat, kaya gini" Fio memperagai jalan kaki cepatnya, mendahului Fillo.

Fillo yang sedikit tertinggal, menaha tawa, melihat tingkah laku temannya itu.

Fio membalikan badan, "kok ketawa" mengkerutkan dahinya.

"engga, lucu aja" jawab Fillo tertawanya semakin lancar.

"yaudah ayo balap, jalan kaki cepat" ucap Fio.

"engga ah" ucap Fillo masih terus tertawa.

"ihhh ayoo" ucap Fio menggoyang-goyang kan tangan Fillo.

Fillo melepaskan tangan Fio dengan perlahan lalu Fillo berlari meninggalkan Fio di belakang.

"Fillo!!!" teriak Fio diam di tempat.

***

Akhirnya Fio dan Fillo sampai di tujuan, lapangan sepatu roda berbeda dengan lapangan-lapangan biasanya, lapangan ini mempunyai pagar besi di seluruh sisi lapangannya, fungsinya untuk orang yang belom mahir, bisa berpegangan ke pagar itu.

Lapangan sepatu roda hari ini sangat sepi, bahkan hanya Fio dan Fillo yang berada di lapangan tersebut sekarang.

Fio dan Fillo duduk di bangku lapangan, Fio membuka tasnya lalu mengeluarkan sepatu rodanya, sekaligus membuka sepatunya juga.

"panas banget di sana, sepi lagi" ucap Fillo membuka percakapan.

"kan hari sekolah" ucap Fio sambil memasang sepatu rodanya.

"ngomong-ngomong kamu ikut ekstrakurikuler apa di sekolah?" tanya Fillo.

Fio sedang manali sepatunya, menggeleng.

"kamu ikut apa?" tanya balik Fio.

"engga ikut, ga ada yang menarik" ucap Fillo.

"yah" Fio berdiri dari duduknya, selesai ikat sepatunya, "ekstrakurikuler kan berkelompok, kamu kan sendiri yah" ucap Fio tersenyum.

Fillo menghela nafas, sedikit kecewa dengan kalimat Fio.

"bercanda Fillo, maaf.." senyuman Fio semakin lebar, ditambah mengangkat jari berbentuk V.

Fillo mengangguk.

"yaudah sana" ucap Fillo.

"kamu liatin aku doang?" tanya Fio.

Tanpa menjawab, Fillo mengeluarkan rubik dari saku jaketnya.

"oke" Fio berjalan ke area sepatu roda.

Fio melangkah masuk ke dalam area sepatu roda, mulai mengayuh kakinya, roda di sepatunya berputar, Fio melaju.

Fio terus mengayuh kakinya secara bergantian, kanan dan kiri, memutar-mutar lapangan terus menerus.

Sedangkan Fillo memaikan dan terus fokus memutar-mutarkan rubiknya, sesekali mengkerutkan dahinya. Beberapakali memutarkan rubik, Fillo berhasil menemukan warna kuning, lalu Fio melanjutkan menyatukan warna lain.

20 menit kemudian, Fio melepaskan sepatu rodanya, keringat dari dahi turun ke pipi, dari leher belakang turun ke pundak, Wajah Fio dipenuhi oleh keringat.

Fio melangkah ke arah Fillo, sambil menenteng sepatu rodanya.

"Fillo mau coba ?" tanya Fio menyimpan sepatu roda di sebelah Fillo lalu mengambil minum.

"Coba apa?" tanya Fillo.

"sepatu roda lah apa lagi, aku ajarin" ucap Fio.

"nanti deh, kamu istirahat dulu aja" ucap Fillo.

Fio mengangguk lalu duduk di sebelah Fillo.

"maaf yah Fillo, kalimat aku tadi" ucap Fio.

"ya ga apa-apa" jawab Fillo.

"kamu biasa main sendiri yah?" tanya Fillo.

"iya, sebenernya dulu lumayan banyak yang main sepatu roda dan yang ajak main sepatu roda pun itu temen aku awalnya, lama kelamaan, temen aku dan yang lainnya udah pada engga main lagi, aku doang yang bertahan" jawab Fio menjelaskan.

"oh..." Fillo mengangguk.

"tapi ngomong-ngomong, kamu kenapa suka menyendiri gitu?" tanya Fio.

"euh.." Fillo melipat tangannya di dada, "sebenernya pertanyaan itu pun aku tanya in ke diri sendiri dan aku ga nemu jawabnnya, lagian aku juga nyaman kalau sendiri" jawab Fillo.

"kamu pernah pacaran?" tanya Fio tanpa berfikir panjang.

Fillo terkejut dengan kalimat yang di lontarkan Fio.

Fillo menggeleng, "eng-gak.."

Fio tiba-tiba tertawa, "sama aku juga" Fio terus tertawa melihat wajah tegang Fillo.

Fillo menghela nafas panjang, menatap Fio yang terus tertawa.

"maaf Fillo" ucap Fio menepuk- nepuk pundak Fillo.

Fillo tetap tidak berekpresi, masih terkejut dengan kalimat Fio sebelumnya.

"ayok sekarang" Fio menyodorkan sepatu rodanya, "aku ajarin" Fio tersenyum.