Dug! Dug! Dug! Fillo melangkah turun, "bu aku keluar sebentar" ucap Fillo.
Tepat di depan pintu rumah, ibu bertanya kembali, "kemana?" tanya ibu dari dalam kamar.
"ke taman, sebentar" jawab Fillo, crek! Membuka pintu rumah, Fillo melangkah keluar lalu menutup kembali pintu sekaligus memberitahu Fio.
***
Fio sudah memakai jaket dan celana panjang, membawa ponsel juga buku tulis, Fio berjalan ke bawah.
Berbeda dengan Fillo, saat Fio turun dari kamar Fio sudah ditanya duluan.
"kemana Fi? Sudah malam" ucap ibu dari ruang tamu.
"eum... bu aku harus kembaliin buku tulis ini, kasian dia nunggu, mau dipakai bukunya" ucap Fio sambil tergesah-gesah.
"yang punya buku, teman kamu yang rumahnya dekat sini?" tanya ibu.
Fio mengangguk cepat.
"bentar aja bu" ucap Fio.
"sebentar saja" ucap ibu.
Fio bergegas keluar rumah dan menutup pintu kembali.
Ibu mengkerutkan dahinya.
Angin malam terasa sangat dingin, rasanya seperti hembusan angin menusuk-nusuk kulit. Fio melihat Fillo dari kejauhan, Fillo sedang duduk dengan menepuk-nepuk kan kakinya dan menggerak-gerakan tangannya. Fio mempercepat langkahnya.
"hai Fillo" ucap Fio.
Fillo yang sedang melamun, tersadar dengan sapaan Fio, "ada apa? Bikin kaget aja"
Fio menghala nafas, "ya lagian melamun di tengah taman gini" ucap Fio duduk di sebelah Fillo.
Taman komplek tidak ada orang lain selain Fio dan Fillo, lalu-lalang motor maupun mobil sangat jarang, Fio dan Fillo hanya dengan lampu di tengah taman.
"ada apa Fi?" ucap Fillo mengambakan ucapan Fio.
Fio menatap Fillo dengan tajam, menghela nafas, "bantu aku yah Fillo"
"bantu apa?"tanya Fillo.
"kejadian tadi sore" ucap Fio masih menatap Fillo dengan tajam.
"kejadian sore apa?" Fillo sedikit cemas, kebingungan.
"tentang penyakit aku, tolong jangan bertahu siapa-siapa" ucap Fio menundukan kepalanya.
Fillo menghela nafas, "tentu, itu kan masalah kamu, aku ga ada hak untuk apapun" ucap Fillo.
Fio seketika mengangkat kepalanya, menatap Fillo, "aaa makasih Fillo" ucap Fio tersenyum, sampai pipinya menutup matanya.
Fillo mengangkat jempolnya, lalu tersenyum.
***
Setelah perbincangan serius barusan, Fio dan Fillo beralih dengan topik yang lain. Fillo mengeluarkan rubik dari saku jaketnya.
"apa itu" tanya Fio memecahkan keheningan.
"masa ga tau" jawab Fillo fokus bermain rubiknya.
"iya tau rubik" ucap Fio.
"nah kan tau" ucap Fillo.
Fio menghela nafas, "sejak kapan main rubik"
"eum... 10 tahun... mungkin" jawab Fillo masih fokus dengan rubiknya.
"wih keren, aku juga dari dulu pengen bisa main rubik, tapi ga bisa-bisa ya udah ditanggalin" ucap Fio sambil memerhatikan tangan Fillo memutar-mutar rubik.
"hmm bohong" ucap Fillo.
Fio mengkerutkan dahinya, menyenggol Fillo.
"hal yang di sukai kamu apa?" tanya Fillo.
"sepatu roda" ucap Fio tanpa berfikir.
Seketika Fillo menghentikan tangannya, "sepatu roda?" ucap Fillo sambil melirik ke arah fio, "emang bisa?" tanya Fillo.
"ya bisalah" ucap Fio.
Fillo tertawa melihat wajah Fio yang cemberut sambil mengomel.
"kalau mau pembuktian, besok ikut, mau ga?" ucap Fio.
"ikut kemana?" ucap Fillo.
"main sepatu roda" ucap Fio.
"ayok" jawab Fillo.
"oke siang yah" ucap Fillo.
Setelah percakapan barusan Fio dan Fillo kembali kerumahnya masihng-masing. Jam menunjukan semakin malam, mobil mau pun motor sudah tidak terlihat berlalu-lalang.
Crek! Fillo membuka pintu kamar membuka jaketnya dan celana panjang, menggantungkan pakaiannya di belakang pintu, menutup pintu, lalu beranjak ke atas kasur, menutup mata.
***
Dug! Fio menutup pintu utama dengan perlahan, mengendap-endap ke arah kamarnya, tiba-tiba ibu keluar dari kamar.
"Fio" ucap ibu.
Fio sedikit terkejut, menegakkan badannya, pura-pura tidak terjadi apa-apa.
"maaf bu, sambil mengobrol tadi jadi lupa sama waktu" ucap Fio.
Ibu menghela nafas, "bukan maksud ibu ngelarang kamu, tapi semua ada batasnya, jangan seenaknya gitu" ucap ibu.
Fio mengangguk, "iya bu" ucap Fio.
"yaudah kamu naik ke kamar, istirahat, langsung tidur yah" ucap ibu.
Fio mengangguk, melangkahi anak tangga dengan cepat, menutup pintu kamar lalu, mengganti baju. Fio menidurkan badannya di atas kasur, menatap langit-langit tembok sedang memikirkan sesuatu.
Tiba-tiba Fio mengangkat badannya, melihat ke arah lantai, Fio lalu berpindah, duduk di lantai, Fio menatap kedua telapak tangannya, menarik nafas panjang, lalu tangannya menutup mata, Fio menghembuskan nafasnya perlahan.
Fio membuka matanya perlahan, Fio sudah berada di Cloom. Pijakannya seperti kapas putih, didepan Fio langsung muncul sebuah layar dan sebuah kendali, Fio melangkah lalu mentap layar, melihat dirinya dan Fillo sedang di taman.
Fio menyentuh kendali, lalu memutarkan ke arah kanan, layar didepan Fio bergerak maju, Fio menatap layar dengan yakin, rekaman yang terpampang di layar, begitu meyakinkan untuk Fio, seketika layar itu menjadi buram, Fio sedikit cemas memundurkan kendali, rekaman bergerak mundur, rekaman terlihat kembali, lalu Fio memajukan kendali, rekaman kembali buram.
Fio menggigit jarinya, cemas, dengan sifat Fillo. Tiba-tiba Fio terbangun, menarik nafas, membuka matanya.
Dug! Dug! Dug!
Fio melirik ke arah pintu.
"Fio kenapa belum tidur!" teriak ibu.
Fio perlahan bediri, "sebentar lagi bu" jawab Fio tanpa membuka pintu kamar.
"mati kan lampu saat tidur" ucap ibu.
"iya"
Clik! Fio mematikan lampu kamar, suara langkah kaki terdengar menjauh, ibu sepertinya sudah turun. Fio melangkah ke arah kasur, lalu duduk perlahan.
"Fillo... sebenarnya baik gak?"
***
Kring! Fillo membuka matanya perlahan, menghela nafas sembari mengucek matanya, duduk sebentar lalu melangkah ke kamar mandi.
Setelah keluar dari kamar mandi, Fillo bergegas turun ke bawah untuk sarapan dengan ibu dan ayah, kakaknya tidak tau kemana, tidak ikut sarapan.
15 menit selesai sarapan tanpa berbincang-bincang, Fillo kembali ke kamarnya, menutup pintu kamar, lalu menyalan komputer, mengambil tas sekolah dan membuka tugas-tugas yang akan di kerjakan, menyimpan di atas meja komputer.
Lalu Fillo duduk, sambil menunggu komputer selesai menyala, Fillo memilah-melilah tugas yang menurutnya mudah untuk di kerjakan hari ini, lalu tidak lama kembali menyentuh kursor komputer.
Tidak menunggu lama dari itu, ponsel Fillo bergetar, pesan dari Fio masuk, "ayo ikut main sepatu roda" lalu pesan masuk kembali, "kalau mau kasih tau yah, aku siap-siap dulu"
Fillo menatap pesan dari Fio di ponsel, berfikir sebentar lalu, membalas pesan Fio.
Ting! Pesan Fillo masuk kedalam ponsel Fio, "sekarang banget? Masih pagi loh, agak siangan dikit ga bisa?"
Fio langsung membalas pesan Fillo, tanpa berfikir panjang.
"Fio, ibu mau ke rumah kampung halaman untuk 3 hari kedapan ga apa-apa?" tanya ibu duduk di kursi meja makan.
"ga apa-apa bu, aku kan udah biasa sendiri" ucap Fio duduk di anak tangga paling bawah, sambil menggengam sepatu roda dan ponselnya.
"baik deh, baik-baik yah di rumah" ucap ibu kembali bersiap-siap.
Ting! Pesan dari Fillo kembali masuk, "oke deh" Fio tersenyum setelah melihat pesan dari Fillo.