Chereads / Hujan Disaat Terik / Chapter 5 - BAB 5

Chapter 5 - BAB 5

Fillo memakai jaket dan menggendong tas lalu melangkah keluar kelas, melihat hujan yang sangat deras, Fillo tersenyum, angin menghembus ke arah wajah Fillo, seketika rambut Fillo berdiri.

"Fio, aku sama Gita duluan yah" ucap Hanna.

"iya, hati-hati" jawab Fio sambil membereskan buku kedalam tas dan mengeluarkan payung.

Hanna dan Gita melangkah ke arah luar kelas sambil membawa payung berwarna kuning, mereka melewati Fillo begitu saja.

Secara bersamaan Fio dan Fillo saling melirik, Fio melirik hujan di arah luar kelas, Fillo menatap wajah Fio yang sangat cemas.

"kenapa?" tanya Fillo.

Fio tersadar dari lamunan, menatap ke arah Fillo, menggendong tas lalu melangkah perlahan ke arah depan pintu kelas.

"udah lama gak hujan yah?" tanya Fio.

"iya, sejuk kan?" tanya balik Fillo.

Fio menatap hujan diluar dengan sangat cemas, Fio melangkah lalu menundukan kepalanya untuk melihat langit.

"kenapa?" tanya Fillo.

"Gak kenapa-kenapa" ucap Fio tersenyum, berusaha menutup tingkah anehnya.

"eh Fi, maaf tadi pagi, aku beneran lupa" ucap Fillo.

"itu... gak apa-apa" ucap Fio yang masih gelisah berusaha tersenyum.

Fillo mengangguk, "yaudah ayo pulang" ucap Fillo.

"hujan" ucap Fio.

"itu ditangan buat apa?" tanya Fillo sambil menunju ke arah payung di genggam Fio.

"aku ga bisa, aku mau tunggu reda aja" ucap Fio.

"lah itu payung buat apa?" tanya Fillo.

Fio seketika melirik ke arah Fillo, "kalau kamu mau duluan, duluan aja, aku takut hujan"

Fillo terlihat bingung dengan kalimat terakhir yang di lontarkan Fio, "kok takut hujan?"

Fio menatap kembali kedepan, terus melihat air hujan, "panjang ceritanya"

"hah?" ucap Fillo, kebingungan.

Fio menghela nafas, "sebelum kamu nanya lebih lanjut, aku juga sebenarnya bingung dengan apa yang terjadi sama penyakit yang aku alami, tubuh aku ga bisa kena air dingin, bahkan angin dingin pun, akibatnya kulit tubuh aku sakit dan perih, maka dari itu aku nunggu reda sekarang.

Fillo sekarang tambah kebingungan, "air minum dingin sekali pun?"

Fio mengangguk.

"semoga cepat sembuh yah" Fillo tersenyum.

Fio tersenyum lalu mengangguk.

"kamu tinggal di sini sama siapa?" tanya Fillo.

"kenapa? Mau tinggal bareng?" Tanya Fio menaikan nada bicaranya.

Fillo terkejut mendengar kalimat yang dilontarkan Fio, "ya engga, kan nanya aja"

"sama ibu, aku anak tunggal" ucap Fio tersenyum.

Fillo mengangguk.

"Fillo ga duluan aja pulangnya?" tanya Fio.

"bareng aja udah sore tuh, mana hujannya engga berhenti-henti" ucap Fillo.

Fio mengangguk, "oke"

Tidak ada percakapan, tiba-tiba satpam sekolah yang tadi bertemu di depan sekolah menghampir Fillo dan Fio.

"eh kok belom pada pulang?" tanya pak satpam.

"bapak ga liat?" bisik Fio.

Fillo cepat menyenggol Fio, "nunggu hujan pak" ucap Fillo tersenyum.

"ga ada payung atau jas hujan?" tanya pak satpam.

"ada pak ini" Fillo menujukan payungnya "tapi-" seketika Fillo dan Fio bertatap-tatapan, mereka bingung harus mengatakan apa.

"aku nunggu hujan berhenti aja sih pak" ucap Fio tersenyum.

"kalau kamu?" tanya pak satpam ke arah Fillo.

"Nemenin pak" jawab Fillo tersenyum sambil menunjuk ke arah Fio.

Raut wajah fio kebingungan.

***

Setelah tadi menunggu hujan di sekolah, akhirnya hujan pun berhenti, Fillo dan Fio bergegas pulang karena takut hujan akan kembali turun.

Fillo masuk kedalam rumahnnya, membuka sepatu, merapihkan lalu bergegas naik atasnya, kamar Fillo.

Fillo menutup kamarnya lalu menyalakan komputer, melemparkan tasnya ke kursi, mengganti baju dan duduk di depan komputer.

Kursor komputer mengarah ke google untuk mencari tentang penyakit yang di alami Fio, beberapa artikel keluar, semua pembahasan sama dengan apa yang di ucapkan Fio, tapi dampak yang di alami Fio berbeda.

Fillo berhenti sejenak, memikirkan apa yang di alami oleh Fio, itu sangat aneh.

Tangan kembali menggerakan mouse, mencoba mencari kembali, dengan membuka web lainnya, tidak lama Fillo dipanggil untuk makan malam bersama di ruang makan.

Fillo menghela nafas.

***

Crek! Fio membuka pintu kamar mandi, memakai kemeja tidur dan celananya, tapi masih melilitkan handuk di atas kepala, untuk mengeringkan rambutnya. Fio berjalan lalu duduk di kasur.

"aku barusan langgar aturan rumah" bisik Fio.

"Fio!! Turun makan malam!!!" teriak ibu dari bawah.

Fio membuka pintu kamar, perlahan turun kebawah, menarik kursi lalu duduk, Fio melamun menatap makanan yang ada di depannya.

Hening.

Ibu sibuk memindahkan makanan ke atas meja, ibu menatap Fio, "kenapa Fi?"

"eh gak kenapa-kenapa bu" Fio tersadar dari lamunannya, lalu tersenyum.

Ibu bergegas menyelesaikan tugasnya, lalu duduk di sebelah Fio, "Fi kamu beneran gak kenapa-kenapa kan?"

Fio mengangguk, tersenyum.

"inget yah Fi aturan keluarga" ucap ibu sambil mengambil lauk makan.

Fio menundukan kepalanya sambil mengangguk perlahan, lalu Fio melanjukan makan malamnnya.

***

Fillo meraih gelas dan teko minum, menuangkan air kedalam gelas, disebelah Fillo kakaknya masih menyuap makan malamnya, juga ibu dan ayah di depan Fillo.

"bu aku besok libur" ucap Fillo memecahkan keheningan.

"libur apa? Kan baru masuk" ucap ibu.

"rapat" jawab Fillo lalu minum.

"yaudah" ucap ibu.

Fillo membawa piring kotor dan gelasnya berjalan ke arah wastafel, menyimpan lalu Fillo mencuci tangannya, dan berjalan cepat ke arah kamarnya.

Fillo menutup pintu kamar, lalu menggerakan kursor komputer, sembari duduk, menatap layar komputer mencari kembali, tentang penyakit yang di alami Fio.

Pukul 7:30 malam Fillo membuka satu bagian dari semua situs tentang penyakit yang berkaitan.

Pukul 7:45 malam Fillo membuka ke dua bagian dari semua situs tentang penyakit yang berkaitan.

Pukul 7:50 malam Fillo membuka ke tiga bagian dari semua situs tentang penyakit yang berkaitan, semua yang di buka tidak ada yang mirip dengan penyakit Fillo.

Fillo menyenderkan badannya, menghela nafas, menyerah mencari tentang penyakit Fio, Fillo menatap layar komputer dengan penuh penasaran.

***

Fio menyimpan piring dan gelas di atas wastafel, lalu melangkah ke kamarnya, "makasih bu!" teriak Fio sambil berlari ke kamarnya.

Fio menutup pintu kamarnya lalu mencari ponsel, menekan langsung kontak Fillo, mengirim pesan.

Fio duduk di atas kasur, masih cemas dengan apa yang dia lakukan, saat tadi sore, jantung Fio berdetak tidak karuan.

Ting!

Fillo membalas pesan dari Fio.

Pesan!

Fillo: ya?

Fio: Fillo bisa ketemu sekarang di taman?

Fillo yang sedang menyenderkan badannya dikursi, sedikit kaget saat membaca pesan yang dikirimkan Fio.

Pesan!

Fillo: malam ini? Jam 8:00?

Fio: iya, aku mohon, penting!

Fillo: iya

Fillo menyimpan ponselnya di atas meja komputer, mengambil hoodie yang tergantung di bekalang pintu kamar, juga memakai celana panjang, mengambil dompet, mengambil ponsel dan juga rubik.