Chereads / Hujan Disaat Terik / Chapter 3 - BAB 3

Chapter 3 - BAB 3

Bel sekolah berbunyi, murid-murid perlahan memasukan buku-buku dan alat-alat tulis ke dalam tasnya masing-masing.

Guru masih tetap menjelaskan pelajaran, tidak menyudahi pelajarannya, murid-murid saling melirik satu sama lain, lalu menggeleng.

Terlihat diluar kelas murid-murid sudah keluar dari kelas, bersiap untuk pulang, Fio melihat terlihat bingung.

"Fi" bisik Gita dari belakang.

Fio dan Hanna perlahan membalikan badannya, "kenapa?" tanya Fio.

"udah jam pulang nih, mana di luar gelap mau hujan" bisik Gita.

"iya nih, takut pas pulang hujan" lanjut Fio.

"yaudah sama kamu Fi, tegur" suruh Gita.

Fio membalikan badan tanpa menjawab ucapan Gita, guru itu tetap menerangkan pelajarannya.

Sebelum Fio mengucapkan sesuatu, laki-laki di sebelah Fio memanggil.

"tegur Fio" bisik laki-laki itu.

"bentar" ucap Fio sambil mengkerutkan dahi.

Fio menghadap ke depan, menghela nafas, lalu mengangkat tangan, Fio tersenyum saat guru melirik Fio.

"ya? ada apa?" tanya guru, berhenti menerangkan pelajaran.

"maaf pak, waktu belajarnya sudah habis, lalu diluar sudah redup, sebentar lagi akan hujan" ucap Fio menjelaskan, sedikit ragu.

"oh iya, maaf bapak lupa dengar belnya, ya sudah materi hari ini sudahi saja dulu yah" ucap Guru, sambil berjalan menuju meja, juga melirik ke arah jendela.

Fio menurun kan tangannya lalu merapih kan buku dan alat-alat tulis memasukan kedalam tas, "baik pak"

Hanna dan Gita pun mengikuti Fio memasukan buku dan alat tulis ke tasnya.

"baik lah anak-anak, bapak kembali ke ruang guru, terima kasih semuanya" ucap pak guru keluar dari kelas sambil menggendong ranselnya.

"baik pak" seru murid-murid di dalam kelas.

Semua murid bergegas menggendong tasnya lalu keluar kelas untuk segera pulang. Sebagian murid-murid di kelas berterima kasih ke pada Fio telah menegur guru.

Hanna dan Gita sudah siap untuk pulang, menunggu Fio masih membereskan tas.

"Fi mau bareng kedepannya?" tanya Hanna.

"kalian duluan aja" ucap Fio masih sibuk membereskan tas.

"yaudah deh, yuk Hanna" ucap Gita membalikan badan melangkah keluar kelas.

"byee Fio" ucap Hanna sambil keluar kelas bersama Gita.

Sambil Fio membereskan barang-barang, sambil juga tangannya berlambai, "dahhh, hati-hati Hanna, Gitaa"

Setelah Hanna dan Gita keluar kelas, Fio sedang membenarkan tali di tasnya, menyamankan dengan dirinya.

Sekarang hanya ada Fio dan Fillo. Fio melihat Fillo yang sedang berjalan keluar kelas, lalu tiba-tiba berhenti, melirik ke arah Fio. Fio sedikit terkejut.

"Fio mau bareng pulangnya?" tanya Fillo.

Fio menggeleng, "Fillo duluan aja"

Fillo sedikit menaikan senyumannya, lalu berjalan kembali keluar kelas.

Selesai Fio membenarkan tali tas lalu, Fio memasukan tangannya kedalam jaket, tidak lupa dengan kupluk jaketnya di pakai.

Fio bersiap perjalanan pulang.

***

Fio berjalan keluar gerbang sekolah, jalanan terlihat sangat sepi, tidak ada orang yang menunggu jemputan seperti biasa, langit gelap pun mendukung jalanan menjadi gelap.

Angin bertiup kencang, Fio melipatkan tangannya didada, Fio tidak kuat dengan angin dingin, apalagi air hujan, Kulit Fio bisa sampai melepuh jika mengenai sesuatu yang sangat dingin.

Fio mempercepat jalannya, di tengah jalan dia sesekali melihat kebelakang, seperti ada yang mengikuti dirinya. Langkah Fio semakin cepat. Dia masuk kedalam perumahan rumahnya.

Fio berhenti langkahnya, membalikan badan dengan cepat, bola mata bergerak ke kanan dan kekiri untuk memastikan tidak ada yang mengikuti dirinya,. Angin menghembus, membuat poni Fio terayun.

Fio membalikan badan lalu bergegas berlari sambil melipatkan tangannya di dada.

***

Crek Fillo membuka kunci gerbang rumahnnya, masuk kedalam, tidak lupa mengunci gerbangnya kembali, duduk di halaman, membuka sepatu, Fillo memasukan kaos kakinya ke dalam sepatu lalu, menyimpannya di rak sepatu.

Fillo membuka pintu rumah, sangat gelap tidak ada suara apapun di dalam rumahnya, Fillo masuk kedalam mengecek ruang per ruang tidak ada orang, Fillo menyalakan lampu sekaligus menutup pintu rumah, lalu naik ke atas. Fillo sudah terbiasa sendiri di rumah.

***

Crek! Fio membuka kunci gerbang rumah, masuk kedalam tidak lupa menutup gerbang kembali, membuka sepatu lalu masuk kedalam rumah.

Terlihat ibu sedang sibuk di dapur, dengan harum aroma ayam goreng menghampiri bawah hidung, dan aromanya tidak berhenti, seperti menetap di bawah hidung.

"hallo bu" ucap Fio menutup pintu sambil berjalan ke dekat meja makan.

"hallo Fio, udah gelap awannya" ucap ibu sambil sibuk menggoreng memasak.

"iya, tadi aku lari-lari, takuh hujan" ucap Fio.

"yaudah kamu mandi, nanti ibu panggil makan" ucap ibu yang masih sibuk memasak.

Tanpa menjawab perintah ibu, Fio melangkah ke kamarnya, menyimpan sepatu di rak dan mengambil handuk di belakang pintu lalu bergegeas mandi.

Rumah sebesar ini hanya di tinggali dengan orang, Fio dan ibunya. Ayah Fio tidak di ketahui kemana, tapi sebagai anak tunggal Fio sangat pintar untuk menghidupkan susana agar tidak sepi dirumahnya.

***

Crek! Fillo membuka pintu kamar mandi, saat melangkah, Fillo mendengar telfon rumah berbunyi, Fillo cepat menyimpan handuk di belakang pintu lalu bergegas turun kebawah.

Fillo mengangkat telfonnya, menempelkan di sebelah telinga, tidak berbicara apapun.

"mau makan apa?" ucap seorang perempuan.

Fillo tidak terkejut, itu kakaknya, "terserah" ucap Fillo.

Tidak ada sahutan lagi dari kakaknya, Fillo langsung menutup telfon, bergegas kembali ke kamar.

***

"Fiooo!" seru ibu.

"sebentar bu!" balas Fio.

Fio membuka pintu kamar, "sebentar bu, lagi siapin buku buat belajar sama buku buat besok" teriak Fio.

Fio kembali masuk kedalam melanjutkan menyimpan beberapa buku ke atas meja, dan mengeluarkan alat tulis. Beberapa buku dari lemari dikeluarkan dan memasukannya ke dalam tas.

Fio mengikat rambutnya, lalu berjalan ke bawah. Fio mendekati ibu membantu memindahakan makanan, tiba tiba ibu menahan Fio, Fio kebingungan.

"sudah kamu duduk saja, ini biar ibu, kamu kan cape abis sekolah" ucap ibu.

"yah bu, ginian doang, ga bakal bikin aku masuk rumah sakit" ucap Fio tertawa.

"ehh, jangan ngomong gitu, udah sana duduk" ucap ibu.

Fio tertawa, "yaudah deh" Fio melangkah ke meja makan, menarik kursi lalu duduk.

Setelah selesai memindahkan makanan ibu menarik kursi lalu mengambil piring, menuangkan nasi, lalu memberikan ke Fio, ibu melakukan hal yang sama untuk dirinya.

"makasih bu" ucap Fio sambil mengambil ayam goreng yang tadi tercium aromanya.

Fio dan ibunya memulai makan.

"oh iya bu, ibu tau gak orang yang rumahnya tuh tiga dari jarak rumah kita?" tanya Fio sambil mengunyah makannya.

Ibu terlihat bingung, lalu menggeleng, "emang kenapa?"

"dia teman di kelas aku, aku baru tau setelah 1 tahun sekolah" ucap Fio.

"engga, ibu engga itu siapa, perempuan atau laki-laki?" tanya ibu.

"laki-laki" jawab Fio.

Ibu sejenak berhenti mengunyah, tangannya pun diam tidak bergerak.

"inget Fio, larangan ibu?" ucap ibu.

Fio menghela nafas, "tau bu, ga boleh pacaran, sampai nanti sesudah kuliah" ucap Fio dengan malas.

Ibu tersenyum.