"Pertama aku akan menjelaskan filosofi bunga Daffodil terlebih dahulu."
"Bunga Daffodil adalah salah satu tanaman bunga yang sering di kenal sebagai bunga bulan Maret karena ia tumbuh di awal tahun dan berbunga tepat di musim semi."
"Bunga ini bukan hanya memiliki beberapa arti yang terkandung di dalamnya tapi juga memiliki filosofi yang mendalam seperti semangat baru, terlahir kembali sebagai sosok yang baru, wujud dari sebuah penghargaan, kehormatan, keberuntungan, kebahagiaan dan sebagainya.
"Namun bagi saya secara pribadi, bunga Daffodil memberikan makna yang sangat dalam sebagai sebuah penghargaan akan setiap perjuangan hidup yang saya lalui dan merupakan sebuah lembar baru yang akan memberikan harapan baru, semangat baru dan kebahagian baru di setiap langkah yang saya lewati."
"Sedangkan bunga Baby Breath, bunga ini sering disebut sebagai nafas bayi yang memiliki arti dan filosofi sebuah kepolosan, kesucian, lembaran baru, harapan baru, perasaan suka cita,cinta keluarga dan sahabat serta cinta sejati yang tak akan pernah berakhir."
"Namun bagi saya bunga ini bermakna sebuah cinta abadi yang tak pernah berakhir dari sebuah keluarga."
"Jika di gabungkan maka kedua bunga ini akan memiliki arti sebagai setiap permulaan cerita hidup yang di tulis di setiap lembar cerita dengan membawa harapan baru, perjuangan baru dan penghargaan serta cinta dari orang-orang terkasih."
Penjelasan ini membuat Ivan dan Staff HRD merasa jauh lebih paham tentang desain yang Kirana buat itu sungguh desain yang indah dengan makna yang mendalam. Pada waktu berikutnya, Ivan tidak lagi banyak bertanya, pria itu nampak sibuk dengan ponselnya namun sebaliknya dua staff HRD disampingnya mengajukan beberapa pertanyaan terkait dengan pekerjaan dan Sarah mampi menjawab satu per satu dengan baik
"Kamu di persilahkan kembali, kami akan menghubungi mu nanti kalau kamu di terima bekerja di perusahaan ini dan kami akan menawari harga untuk desain mu kalau kamu tidak di terima." Ucap Staff HRD itu.
Sarah menganggukan kepalanya paham wawancaranya berakhir dengan lancar, Sarah berdiri membungkukkan badannya dengan sopan sebelum ke luar ruangan. baru saja hendak ingin pergi, dia dihentikan oleh panggilan seorang pria, saat ia menoleh kebelakang ternyata Direktur Ivan yang memanggilnya
Sarah Frederica! Panggil Ivan sekali lagi
"I-iya pak!" Jawab Sarah dengan suara gagap dia merasa sangat gugup dan takut kalau ia di tolak karena perusahaan ini satu-satunya harapan Sarah untuk bisa bekerja.
Pria paruh baya itu tampak berbisik pada staff HRD di sisi kiri dan kanannya menjelaskan secara singkat maksud sang CEO yang ingin bertemu secara langsung dengan Sarah karena tertarik pada karyanya dan sang bos juga ingin melakukan wawancaranya secara langsung.
Kedua staff HRD itu mengangguk paham lalu mengalihkan tatapan mereka melihat kearah sarah, membuat Sarah semakin gugup.
Hal ini sudah biasa terjadi saat para atasan tertarik pada sebuah desain dan saat mereka melihat potensi besar di dalam diri seorang desainer, para atasan akan memberikan tawaran khusus agar pelamar itu bersedia bergabung dalam jangka waktu lama di perusahaan ini.
"Sarah, Tuan Sean CEO perusahaan ini, ingin bertemu secara langsung dengan mu, kamu bisa ikut dengan dia sekarang!" Ucap Ivan menunjuk kearah seorang pria yang baru saja tiba di ruangan itu melalui jalan rahasia. Dia tidak lain adalah Yunxi.
Kirana mengangguk, dia merasa bingung kenapa ia di panggil sang CEO walaupun ia merasa sedikit gelisah dan tidak nyaman namun dia tidak banyak melakukan pertimbangan dia berjalan mengikuti pria itu dan masuk ke dalam lift.
Jantung Sarah berdetak dengan cepat, dia takut akan ada hal yang buruk terjadi dengannya, dia takut kalau ternyata karyanya menyinggung pemilik perusahaan ini.
Sarah melirik kearah pria yang mengantarnya dan bertanya, "Mohon maaf pak! Boleh saya bertanya ?"
"Boleh, kamu mau bertanya apa?" Jawab pria itu menjawab dengan sopan
"Kenapa saya di suruh menghadap ke CEO perusahaan ini Saya lihat para pelamar yang lain tidak ada yang seperti saya ?" Tanya Sarah pelan ia khawatir membuat pria di sampingnya ini tersinggung.
"Oh... Hal ini sudah biasa di perusahaan kami, kalau sang CEO melihat ada karya yang ia sukai atau melihat potensi dalam diri pelamar kerja itu maka beliau akan meminta secara pribadi untuk mewawancarainya." Ucap pria itu tersenyum menatap Sarah.
"Baik pak er... terima kasih." Jawab Sarah terjeda karena ia tidak tahu status pria di sampingnya ini namun ia merasa sedikit lega setidaknya ia hanya di wawancarai bukan di marahi.
"Kamu bisa memanggil ku Yunxi aku assiten CEO." Ucap Yunxi memperkenalkan dirinya.
"Baik pak."
Ding ...
Pintu lift pun terbuka.
Mereka berdua pun keluar dan menyusuri lorong menuju ruangan CEO yang letaknya paling ujung bersebelahan dengan ruang direktur.
Lantai paling atas adalah kantor CEO dan Direktur perusahaan ini Suasananya terlihat sunyi berbeda dengan suasana di lantai bawah yang ramai dan banyak karyawan. disini ada seorang wanita yang Sarah tebak sebagai asisten direktur karena ruangan wanita itu tersambung langsung dengan ruang di rektur, wanita itu terlihat sangat cantik dan modis dengan dandanan yang full make up tebal dan pakaiannya sangat stylish khas seorang desainer ternama, ia mengenakan kemeja yang begitu ketat menampilkan lekuk tubuhnya dan membuat mata pria manapun tidak akan mampu berpaling saat melihatnya.
Tidak lama kemudian, mereka pun
sampai didepan pintu yang bertuliskan kantor CEO PT Star Aurora.
Pria di depan sarah mengetuk pintu itu dan dari dalam terdengar sahutan jika dia boleh membukanya.
"Silahkan masuk."
Perasaan Sarah menjadi semakin gugup dia takut tidak bisa menjawab pertanyaan dari CEO itu.
Kreekk...
Pintu pun mulai terbuka, Sarah dan pria itu pun masuk. Posisi Sean tengah berdiri membelakangi mereka tampak CEO itu tengah memperhatikan pemandangan jalanan yang padat dari balik kaca kantornya.
Sean sengaja membelakangi mereka, dia sengaja tidak mau melihat wajah Sarah terlebih dahulu karena disana masih ada Yunxi, ia tidak mau di tertawakan oleh assitennya itu.
"Tuan, ini orang yang anda minta!" Ucap Yunxi dengan sopannya.
Sean melambaikan tangannya dan menyuruhnya untuk pergi. "Baiklah, kamu boleh pergi!" Ucap Sean.
Yunxi mengangguk patuh dan berlalu pergi dari ruangan itu
Setelah kepergian Yunxi Sarah merasa semakin gugup jika harus berhadapan langsung dengan sang CEO
Pria itu pun berbalik dan berjalan ke arah meja kerja, ia meraih remote dan langsung mengunci pintunya.
"Silahkan duduk." Titah Sean seraya memandang lekat wajah Sarah, ia berusaha sekuat tenaga mengendalikan dirinya agar tidak menerjang wanita yang selalu muncul hampir tiap malam di mimpinya.