Fahira berjalan memasuki kantor setelah perkelahian dan pengejaran yang membuatnya lelah. Dia melihat ketiga orang yang membuatnya kesal sedang duduk di depan meja mereka masing-masing.
"Istirahatlah—besok kita membicarakan semua informasi yang kalian dapatkan!" ucap Fahira pada semua anggota timnya.
"Mengapa kau tidak membiarkan salah satu dari kami bertiga menang dalam taruhan itu?!" tanya Rosmalia.
Fahira bertanya pada mereka apa yang menjadi taruhannya, mereka menggunakan hari libur untuk taruhan. Dengan tersenyum picik Fahira berkata, "Kalian kalah dan aku yang menang—jatah liburan kalian untukku."
Semua orang itu tidak terima dan memprotesnya, mereka mengatakan jika Fahira tidak ikut dalam taruhan tadi. Sehingga semua taruhan tidak berlaku padanya. Namun, Fahira tidak mendengarkan apa yang mereka katakan dan berjalan menuju ruangannya.
Mereka semua menghela napas lalu memasuki ruangan mereka masing-masing. Ruangan itu adalah merupakan tempat mereka untuk beristirahat dan mengganti penyamaran.
Fahira melepaskan satu per satu pakaiannya lalu memasuki kamar mandi untuk membersihkan dirinya. Memar di sekujur tubuhnya terlihat dengan jelas, semua itu adalah sisa dari perkelahian tadi.
Dia keluar dari kamar mandi lalu berjalan menuju tempat tidur, Fahira merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur. Teringat kembali setiap kata yang keluar dari bibir Kazumi saat meminta bantuan padanya untuk menghubungi polisi. Dia juga teringat akan perkataan Kenta, bahwa dialah yang sudah menyuruh Akira menggunakan jasanya.
Masih banyak misteri yang belum terungkap tetapi besok dia akan membicarakan semuanya dengan semua anggota timnya. Membicarakan berbagai informasi yang sudah dikumpulkan oleh mereka dalam beberapa hari ini.
Keesokan harinya.
Semua sudah duduk di posisinya masing-masing, Fahira pun duduk di kursi yang biasa ditempatinya. Melihat raut wajah keempat orang itu dapat dilihat masih ada sedikit rasa kesal karena jatah liburnya diambil begitu saja oleh seorang Fahira.
"Nisrina—laporanmu!" perintah Fahira pada Nisrina.
Nisrina pun melaporkan apa yang sudah ditemukan olehnya, setelah dia selesai sekarang giliran Rosmalia begitu pun semua anggota timnya. Mereka pun mulai melaporkan semua hasil yang mereka dapat.
"Zetta—kau sudah menyelidiki Hinata?" tanya Fahira.
Zetta dengan tersenyum lalu menyerahkan hasil penyelidikannya tentang Hinata berupa dokumen. Dan itu diserahkan pula pada Nisrina, Rosmalia, dan Violetta, mereka pun membaca semua informasi mengenai wanita yang menurut Fahira memiliki hubungan dengan penculikan Kazumi.
Fahira pun bertanya pada Zetta apakah dia sudah menemukan keberadaan Kazumi Aoki. Zetta mengangguk, dia mengatakan jika saat ini Kazumi tidak berada di Jepang melainkan berada di Kalimantan.
"Kalimantan?" tanya Fahira untuk meyakinkan apa yang sudah didengar olehnya.
"Ya. Benar Kalimantan," jawab Zetta dengan yakin karena dia tidak pernah salah dengan apa yang sudah dikerjakannya.
"Indonesia—sudah lama aku tidak kembali ke sana, lebih enak sehabis misi langsung berlibur." Rosmalia berkata dengan senang.
Plak! Nisrina memukul kepala bagian belakang Rosmalia lalu dia mengatakan untuk serius karena ini adalah misi bukan berlibur. Rosmalia terlihat kesal sembari mengelus-elus kepalanya yang baru saja di pukul oleh Nisrina.
"Kau—jika berani sekali lagi memukul kepalaku, akan kukatakan pada ibu bahwa selama ini kau menyembunyikan itu!" ancam Rosmalia pada Nisrina.
"Apa yang disembunyikan oleh, Nisrina?!" tanya Fahira penasaran begitu pula dengan Zetta dan Violetta.
Secara refleks Rosmalia menjawab, "Foto pria sexy yang disimpannya semenjak dia masih duduk di bangku sekolah!"
Plak! Nisrina kembali memukul kepala Rosmalia dan sekarang sedikit kuat, Zetta serta Violetta terkekeh-kekeh mendengar itu. Mereka tidak menyangka jika Nisrina masih menyimpan semua itu. Begitu pula dengan Fahira, dia tersenyum karena tingkah si kembar Nisrina dan Rosmalia.
"Akan aku jadikan itu senjata untuk menyerangmu kelak jika bertemu dengan ibumu!" Fahira berkata dengan nada menggoda tetapi dengan nada dingin.
"Sial—ini ulahmu, Rosmalia!" ujar Nisrina dengan nada kesal akibat ulah Rosmalia yang membongkar rahasianya.
Rosmalia merasa menang, akhirnya dia tidak sendiri memegang kartu keburukan Nisrina. Meski mereka kembar tetapi keduanya selalu saja bertengkar. Namun, jika salah satu dalam bahaya maka mereka akan saling melindungi satu sama lain.
"Bersiaplah—kita akan terbang ke Kalimantan!" Fahira berkata dengan tegas.
"Siap, Flower 1!" jawab mereka berempat serentak lalu mulai menyiapkan semua keperluan untuk misi mereka kali ini.
Ada sebuah email yang masuk, email itu dikirim oleh Kenta dan dia ingin bertemu dengan 5 Flower Girl. "Kenta, meminta kita bertemu." Zetta berkata pada Fahira.
"Kirimkan tempatnya padaku!" jawabnya sembari bersiap untuk bertemu dengan Kenta.
Fahira merasa jika Kenta akan memberikan informasi yang berharga baginya dan sudah pasti itu akan membantunya dalam penyelamatan Kazumi Aoki. Dia sudah bersiap dengan penyamaran yang berbeda. Zetta menyerahkan peralatan yang akan diperlukan nanti jika ada bahaya dan alat tempat pertemuan dengan Kenta.
"Hati-hati!" ucap Zetta.
Fahira tersenyum lalu dia berjalan menuju mobilnya, saat ini lebih menguntungkan baginya jika menggunakan sebuah mobil dibandingkan motor. Dia sudah memasuki mobilnya lalu menjalankan mobilnya perlahan keluar dari area parkir. Setelah keluar dari area parkir, Fahira menambahkan kecepatan mobilnya.
Kenta membuat janji temu di sebuah taman, mengapa dia ingin bertemu di taman. Itu semua untuk keamanan saja. Dia duduk di sebuah kursi putih dekat sebuah danau. Memandangi beberapa ekor burung yang sedang bersenang-senang di atas air danau.
"Apa yang kau ingin sampaikan?!" tanya Fahira pada Kenta yang masih duduk dan bersikap sewajarnya.
"Apa kau sudah mengetahui di mana, Kazumi?!" tanya Kenta.
"Mengapa kau terlihat cemas dengan keselamatan, Kazumi?" Fahira balik bertanya padanya.
Kenta menghela napasnya lalu dia mengatakan bahwa Kazumi adalah wanita yang baik. Dia sudah menganggapnya sebagai putrinya sendiri, kebaikan Kazumi yang membuatnya bisa bertahan hingga saat ini. Bagaimanapun caranya Kenta menginginkan Kazumi kembali ke rumah dalam keadaan selamat.
"Malam itu—apa kau yang mengacau di kediaman Akira?!" tanya Kenta.
"Kau ingin membatalkan perjanjian kita?" Fahira balik bertanya.
Kenta mengatakan tidak tetapi dia ingin tahu wanita yang sudah mengacau di rumah tuannya itu. Fahira pun mengatakan jika dirinya yang telah mengacau di malam itu. Dan dia pun kembali bertanya pada Kenta.
"Apa kau yakin jika tidak ada orang terdekatnya ingin dia mati?" Fahira terus bertanya pada Kenta, dia ingin mengetahui semuanya sehingga dia bisa mengetahui siapa dibalik penculikan itu.
Kenta menggelengkan kepalanya dan mengatakan jika dirinya belum yakin dengan apa yang ada di pikirannya saat ini. Setelah mengatakan semuanya, Kenta pun pergi begitu pula dengan Fahira.
Namun, Kenta kembali sebelum Fahira berjalan jauh lalu dia berkata, "Flower Girls—bawa dia dengan selamat."
Fahira pun berjalan menelusuri taman ini sembari memikirkan semuanya yang sudah dilihat dan didengarnya sewaktu masih berada di rumah Akira.