"Cindy!" teriakan Anti terdengar dari lantai kamarnya. Entah apa yang sedang direncanakan gadis itu pada Cindy. Satu hal yang pasti, itu adalah hal yang menyebalkan.
Cindy menjadi bertanya-tanya, apa lagi yang terjadi hingga ia harus diteriaki seperti itu. Cindy masih tidak bergerak dan memilih tetap tenang di dalam kamar. Meski begitu, ia memasang pendengarannya dengan baik untuk berjaga-jaga.
"Cindy!" Lagi, teriakan itu berulang.
Cindy mengerti ada hal yang harus ia lakukan bila tak ingin memperburuk keadaan nantinya. Perlahan, ia melangkahkan kaki menuju kamar sang Kakak. Sebelum sampai di sana, ia terlebih dahulu bertemu dengan Sofi yang sedang memberik sebuah kode dengan menggelengkan kepala seolah berkata 'Jangan ke sana' pada Cindy.
"Tidak apa-apa," ujar Cindy. Ia lalu memberanikan diri mengetuk pintu kamar Anti.
Tuk tuk tuk!
"Akhirnya kamu datang juga …."
"Ada apa, Kak?"