Langit yang seharusnya berwarna kuning cerah kini terlihat abu-abu dengan gumpalan awan hitam yang menutupi bola panas di atas langit. Gadis yang berdiri di depan gerbang menengadah, entah kenapa perasaannya tak enak saat Kevin mengatakan akan membalas orang yang memukulnya.
Langkah kakinya membawa Nia ke sebuah gang kecil yang kemarin menjadi tempat perisakan. Menggigit bibir bawah, melangkah pelan ke dalam gang gelap nan sempit. Pupil matanya melebar melihat sosok pemuda yang ia kenal.
"Kevin!" pekik Nia berlari menghampiri sesosok pemuda yang tergeletak di sana. Walau agak susah mengingat ia masih memakai tongkat. Nia memeluk tubuh Kevin sembari menepuk-nepuk pipi putihnya. Pandangan Nia menatap sejenak ke arah tangan itu yang mengeluarkan banyak darah. Dengan tergesa ia menelfon ambulance. Suaranya terdengar bergetar ketika pihak Rumah sakit mengangkat.
"Kevin, bertahanlah! Jangan mati," ucap Nia sembari menitihkan air mata.