Song Ji Min.
Dia benar-benar gila. Hampir sebagian bibi di kamar Eun Ra berhasil dia usir. Entah karena apa sejujurnya, hanya saja melihat kuasa besar milik Ji Min sebagian pembantu tidak akan ada yang berani berbicara pada Ji Min bahkan untuk menegurnya.
Mereka tidak berani melakukannya, tidak akan pernah.
"Kau benar-benar sangat beruntung," keluh Ji Min membuat Eun Ra hanya bisa menundukan kepalanya mendominasi suasana yang terlihat satu yang berkuasa dan yang satu lainnya terus terinjak dan diinjak-injak. "Aku? Kenapa aku?" tanya Eun Ra yang tidak paham akan maksud yang sedang Ji Min katakan padanya.
"Ayo keluar!" titah Ji Min membuat Eun Ra menelan ludahnya sukar, Eun Ra berjalan mundur begitu Ji Min akan menarik tangannya dengan sangat kasar untuk keluar dari kamarnya sendiri. Hanya lantai dua.
Pintu terbuka paksa, Ji Min yang membukanya. Ada dua pekerja laki-laki yang menunggu, dua pembantu yang tadi berada di kamar Eun Ra juga masih menunggunya. "Mau kau bawa kemana nona Eun Ra, Ji Min?" tanya bibi satu itu dengan nada yang sama.
Tidak menghormati Ji Min sama sekali, setidaknya sebagaimana mereka menghormati Eun Ra. Satu orang yang dibeli oleh Tae Jung dengan harga mahal.
"Dia jalang, apa kalian lupa?" Sekarang Ji Min meningginya nada bicaranya pada beberapa pembantu di depannya. Pada pembantu hanya bisa menghela nafasnya berat dan mulai berjalan turun ke lantai bawah, Eun Ra sejak tadi masih melihat batas kamar dimana Tae Jung sudah memberinya peringatan keras jika saja Eun Ra melewati batas kamar itu hubungan seperti sebelumnya kan Eun Ra dapatkan dari Tae Jung detik itu juga Tae Jung tahu.
Eun Ra menelan ludahnya sukar, kering, sakit dan pahit sekali. Keringatnya tiba-tiba keluar, isi kepalanya yang membingungkan membuat Eun Ra menjadu semakin bimbang.
'Apa aku harus pergi?'
Lainnya.
'Bagaimana aku menangani Tae Jung, nanti?'
Sial, tidak ada jalan lain selain menolaknya. Eun Ra menghempaskan tangannya dari cekalan seorang Ji Min dari tangannya. "Kak," seru Eun Ra membuat Ji Min menaikan satu alianya bingung. "Apa?"
"Aku tidak bisa keluar dari kamarku, ini perintah tuan Tae Jung, Kak," ingatnya memberi peringatan tegas pada Ji Min agar ingin mendengarnya, namun Eun Ra memutar bola matanya malas mendengarkan. "Kau bukan siapa-siapa," tegur Ji Min membuat Eun Ra terdiam.
Matanya masih tertuju hal yang sama, namun terlambat pergelangan Eun Ra Ji Min tarik dan.
Keluar!
Eun Ra keluar dari kamarnya ataspaksaan seorang Ji Min. Marganya Song, lengkapnya Song Ji Min.
"Kak!" seru Eun Ra sedikit marah namun terkejut. "Apa? Kau ingin memakiku!" balas Ji Min tidak kalah ganas membuat Eun Ra langsung kicep saja.
Eun Ra menyerah, dia gagal di hari pertamanya lagi. Entahlah, Tidak ada cara lain untuk pergi. Eun Ra tidak akan bisa mematuhi apa yang Tae Jung perintahkan padanya jika ada Ji Min, inilah masalah utamanya.
Matanya menatap tajam, Ji Min menarik tangan Eun Ra dengan keras dan tidak manusiawi. Sekarang jauh lebih kasar dari sebelumnya. "Ikut aku!" titahnya egois sendiri, Eun Ra tidak bisa mengatakan apapun. Dia memilih dia dan mengikuti apa yang Ji Min inginkan walaupun cengkaram tangan Ji Min padanya sangat keras dan kejam.
"Tidak bisakah kau sedikit mengendurkan pegangan tanganmu padaku?" perotesnya kecil membuat Ji Min melakukan hal gila lagi pada Eun Ra.
Sekarang Ji Min menarik rambut kepala Eun Ra semakin kasar menuruni anak tangga membuat sebagian pekerja yang melihatnya berteriak. 'Aish,' umpat Eun Ra dalam hati, lembut sekali.
Hanya limabelas detik jambakan tangan Ji Min pada kepala Eun Ra seseorang mengintrupsi Ji Min akan perlakukan kasarnya terhadap Eun Ra.
"Lepaskan tanganmu dari Eun Ra, Ji Min," tegur seorang pria pada Ji Min yang membuat Ji Min langsung melepaskannya.
"Apa ayah mengajarimu memperlakukan orang lain seperti itu?"
○○○
Kim Tae Hyun bersaksi pada kakaknya soal perkelahian Ji Min (pekerja yang bekerja di mansion kakek nya) dengan Eun Ra.
"Ada apa? Kau terlambat dua jam Kak Ji Kang bilang, dan sekarang kau datang ke tempat ini? Pergilah! Aku sedang menghitung ada berapa potongan jantung dan ginjal yang bisa ku jual untuk beberapa Rumah Sakit di China," keluh Tae Jung pada adiknya yang sejak tadi mencarinya dengan wajah serius ingin menceritakan berita besar untuk kakaknya dengan sangat bersemangat.
"Aku ingin berbicara padamu Kak, ini soal Eun Ra. Kau pasti akan mendengarnya kan? Ini masalah serius," jujur Tae Hyun membuat Tae Jung menghela nafasnya berat, Tae Jung melepas masker hitamnya lalu meletakkan beberapa peralatan dan bopoint yang sudah dia gunakan untuk menghitung.
"Cepat ceritakan dengan jelas, aku akan sibuk," Tae Jung mengalahkan pekerjaannya untuk adiknya karena dia sangat berrsemangat, Tae Hyun tersenyum tipis.
Keduanya pergi ke ruangan Tae Jung untuk membahas sesuatu yang menurut Tae Hyun sangat pentung. "Ada apa lagi dengan wanita lemah itu? Aku sudah memberikannya untuk jangan bekerja karena dia jatuh di kamar mandinya, lalu apa lagi sekarang?"
"Bisa-bisa aku akan memutilasi tubuhnya sendiri dengan menyayatnya menggunakan benda tajam yang tumpul agar mendapatkan masalah yang lebih serius nanti," gerutu Tae Jung membuat Tae Hyun terkekeh.
"Kau ingat Ji Min? Song Ji Min pembantu yang tinggal di lantai dua?" tanya Tae Hyun mengingatkan Tae Jung untuk dapat mengingat wanita bernama Ji Min pekerja di mansionnya.
"Ah, iya. Aku ingat ada yang bernama Song Ji Min, apa ada urusannya dengan Eun Ra dan Song Ji Min?" Tae Hyun menganggukkan kepalanya sangat bersemangat mengingatnya. "Iya."
"Ji Min memaksa Eun Ra keluar dari kamarnya, dengan menarik rambut kepalanya dari anak tangga pertama sampai anak tangga terakhir lantai satu," jelas Tae Hyun mengadukan masalahnya pada Tae Jung kakaknya seoalah-olah jika dia sedang mengadu pada ibunya. "Kau serius?" tanya Tae Jung yang bingung pada masud Tae Hyun.
"Aku melihatnya Kak dengan mataku sendiri, Eun Ra juga diseret dari kamarnya dengan kasar. Sepertinya Song Ji Min tidak menyukai Eun Ra diam-diam. Dia sepertinya berulah hanya saat kau tidak ada di mansion, beberapa pembantu tidak bisa berbuat apapun karena pengaruh ayahnya. Kau ingat kan Kak?" Tae Hyun menjelaskan seberapa berpengaruhnya ayah Song Ji Min pada keluarga kakek mereka.
Tapi, bukankah Song Ji Min sangat keterlaluan jika seperti ini?
Dia melukai wanita yang Tae Jung beli, dan Tae Jung harus memberinya peringatan tegas terhadap barang yang dua sentuh.
"Kau tidak berbohong kan?" Pertanyaan bodoh keluar dari mulut Tae Jung, Tae Hyun yang mendengarnya hanya bisa menghela nafasnya berat. "Aku serius," jawab Tae Hyun sangat tegas pada apa yang dua maksudkan.
Tae Jung menghela nafasnya beberapa kali, mengetuk-ngetuk bolpoint pada atas meja beberapa kali untuk mengatakan jika dia sedang berpikir dengan sangat serius.
"Bisakah kau tidak ikut campur untuk urusan Eun Ra? Biar aku saja yang akan mengurusnya," jawab Tae Jung di luar dugaan dari Tae Hyun yang dia bayangkan. "Kenapa?" tanya Tae Hyun yang masih bingung dan terkejut.
"Aku menyukai Eun Ra," jelas Tae Hyun membuat Tae Jung terkekeh melihatnya, Tae Jung memukul bahu adiknya pelan sekali. "Menyerahlah," titahnya satu pihak.
"Jika kau tidak ingin Eun Ra mati di tanganku atau setidaknya Eun Ra menjadi seperti Soo Bin sebelumnya, kau harus menghentikan perasaanmu pada Eun Ra," jelas Tae Jung membuat Tae Hyun adiknya tidak percaya dengan apa yang Tae Jung katakan.
"Kau bermain egois, Kak," tegur Tae Hyun tidak suka, Tae Jung terkekeh melihatnya. "Aku memperingatimu," jelas Tae Jung membuat Tae Hyun terdiam.
"Kembalilah ke perusahaan kakek aku akan pulang cepat untuk berbicara pada Song Ji Min nanti," jawab Tae Jung membuat Tae Hyun merasakan kelegaan.
"Tegur ayahnya juga!" tambah Tae Hyun yang membuat Tae Jung terkekeh dengan jawaban gelengan kepalanya yang tegas. "Aku tidak yakin dengan, paman," jawab Tae Jung cepat.
Jadi, ada yang tahu siapa nama ayah Song Ji Min?