(Diperjalanan pulang bertemu dengan Tae Gwang, Ji Kang menghubungi sepupu laki-lakinya bernama Kim Tae Hyun)
"Kau mendengar suaraku?" Tanya Ji Kang katrna dia rasa apa yang dia ingin tanyakan dan apa yang ingin dia usahakan saat ini untuk menebus dosanya karena telah meledakkan mobil sepupunya. "Kak Ji Kang ada apa? Katakan padaku dengan cepat karena aku sibuk, Kak." Tae Hyun meminta pada Ji Kang agar cepat mengatakan apa yang dia inginkan dan apa yang dia butuhkan.
Sebab berlama-lama berurusan dengan Ji Kang selalu membuat Tae Hyun merasa kelelahan, yang membuat Tae Hyun malah hanya, dia akan semakin benci.
Ji Kang dan kakak laki-lakinya Tae Jung, lalu bagaimana ibunya Min Su Ri memihak pada kakak laki-lakinya dan hubungan keluarga mereka yang semakin berantakan tanpa sisa, sungguh. Sejujurnya Tae Hyun tidak ingin semuanya terjadi begitu nyata dan tajam menusuk perasaan dan hatinya.
Hanya saja jika seperti jika seperti ini Tae Hyun akan semakin tertekan, ayahnya yang meminta segalanya darinya yang Tae Hyun terima sebagai tuntutan, lalu kakak laki-lakinya yang semakin sukses membuat semua usaha Tae Hyun terlihat begitu sia-sia tidak terlihat dengan jelas.
Bohong Tae Hyun merasa dia bahagia dan senang, sebab semuanya terasa begitu sangat kerasa dan kentara sangat tidak sakit. Walaupun Tae Hyun diam, dia merasakannya dalam diam, mengumpulkan semuanya layaknya dendam dan membuat Tae Hyun semakin menjadi-jadi jika di laparkan sednag beroperasi. "Datanglah ke mansion kakek, Tae Hyun. Ada yang perlu ku katakan padamu," minta Ji Kang dengan lembut dan pelan.
Maksudnya hanya untuk mengajak sepupunya pergi membeki mobil yang sempat dia rusak katrna beberapa alasan yang tidak bisa Ji Kang kendalikan.
Namun jauh di luar porsi yang sebenarnya terhadi, Ji kang butuh informasi lebih dari adik laki-lakinya itu. "Katakan saja di sini, karena aku pikir aku juga tidak akan mungkin dan tidak akan bisa merasa tenang di sana, aku tidak akan datang."
Ji Kang menghela nafasnya berat, dia bingung, kenapa sangat sulit menyatukan Tae Jung dengan Tae Hyun saat yang sebenarnya terjadi mereka bermusuhan terlalu ketat.
Bahkan di rumah mereka (Keluarga Kim) bisa terlihat condong dan pilih kasih yabg terlihat jelas jika mereka tidak adil atas pembagiannya. Ya, benar.
Min Su Ri dan Kim Tae Jung. Lalu, Kim Yoon Gi dengan Kim Tae Hyun.
Terlalu cepat bahkan untuk seseorang yang tidak tahu keseluruhannya, orang melihat akan langsung tahu dan kentara, beruntungnya Ji Kang mendapat dan memiliki hubungan dan keharmonisan di dalam keluarganya.
Park Woo Sik dan Min Ji So menjaga keharmonisan hubungan keluarga mereka dengan naungan keluarga Park. Namun pads kenyataannya mereka terpecah, walaupun mereka menyatu lagi, mereka saling menyakiti dan tersakiti.
Tapi lebih baik daripada keluarga Kim yang kentara menujukkan ya di depan publik agar tahu.
"Kenapa tidak bisa datang? Tolong datang, aku hanya ingin mengajakmu membeli mobil baru, yang dulu ku ledakkan, yang dulu ku rusak karena kau hampir membunuh Song Ji Min. Kau ingat?" Tae Hyun menyatukan alisnya pelan, dia berusaha mengingat hal mana saja dan beberapa hal penting yang perlu dia lupakan.
Ah! Jadi mobil satu-satunya yang pernah Kim Tae Jung belikan untuknya? Tae Hyun mengingatnya, dia begitu sadar apa yang sedang mereka bicarakan sekarang, hanya saja sekarang terlihat begitu jelas jika Ji Kang ingin bermain kelompok dengannya.
Tae Hyun tahu, dan dia tidak mau.
"Langsung kirimkan saja mobil ke mansionku dengan seri dan jenis mobil yang sama dimana Kak Tae Jung membelikannya untukku, apapun aku akan menerimanya asalkan sama, dan uang lalu dalam mobil yang sama dimana aku mengisinya." Tae Hyun langsung menolaknya, dia tidak suka, dia tidak senang bagaimana Ji Kang memintanya untuk imbalan lain juga.
Walaupun Tae Hyun masih membencinya karena itu pemberian satu-satunya sampai detik ini juga dari Tae Jung kakaknya, Tae ahyun harap Ji Kang segera sadsr.
Tapi jika seperti ini cara mainnya, Tae Hyun tentu menolaknya.
"Tae Hyun, berhenti egois, kau mempersulit semuanya. Saat kau bisa mempermudahnya namun kau memilih mempersulitnya kau merugikan seseorang," tegur Ji Kang tidak ingin melakukan pembelian tanpa ada kehadiran Tae Hyun sama sekali, namun Tae Hyun membalasnya dengan terkekeh kecil.
"Kak." Tae Hyun memanggil kakak sepupunya yang lebih tua darinya. "Ya," jawab santai Ji Kang yang saat ini sedang dalam perjalanan pulang menuju mansion.
"Apa yang akan kau lakukan saat kau tahu kau akan dijebak namun kau mengikuti firasat bodoh itu hanya untuk mengikuti alur ceritanya?" tanya lirih Tae Hyun seakan-akan berbisik pada Ji Kang saat itu juga, lawan bicaranya terkekeh kecil.
"Ikuti, karena saat kau tidak menghadapinya dan memilih kabur, kau tidak lebih dari seorang pengecut kan?" Sambungab telefon Ji Kang matikan satu pihak, Tae Hyun terdiam.
"Lalu kenapa jika aku pengecut? Jika aku pemberani, semua tidak membengkak seperti ini Kak Ji Kang." Tae Hyun menghela nafasnya berat, tidak ada cara lain selain datang, sebab ini bukan soal permainan petak umpat, melainkan menyelesaikan masalah kecil yang menjadi besar.
○○○
Gong Tae Joon.
Membuat perusahannya sendiri sejak dia berusia delapanbelas tahun, membangun semuanya seorang diri bahkan saat adiknya Gong Tae Gwang masih masih bersekolah. Tae Joon mati-matian menghidupi dirinya dengan adik laki-lakinya.
Hiduonya tidak selancar yang dibayangkan, ditahun pertamanya Tae Joon memulai bisisnya dia bangkrut, bahkan terlilit hutang hampir pada semua rentenir yang awalnya berniat baik padanya mendukung justru menjadi tersungkur karena gagal.
Tiga tahun Tae Joon berushaa bangkit, dia melakukan demuanya sendiri, dari mulai berjualan makanan kecil-kecilan sendiri, menjual koran, bahkan juga harus mengambil pekerjaan lebih yang Tae Joon akui itu sangat sulit.
Meski Tae Joon masih bisa melanjutkan kuliahnya, Tae Joon masih bisa menyekolahkan Tae Gwang adik laki-lakinya sampai yang dua bisa. Diumur duapuluh delapan tahun Gong Tae Gwang bertemu dengan Jeon Na Ra.
Mereka berdua benar-benar dari kalangan yang berbeda. Saat Tae Joon harus mengemis untuk uang dengan memeras keringatnya, Jeon Na Ra hanya perlu untuk memerintah seseorang maka semuanya selesai.
Kasta mereka berbeda, sangat jauh, bahkan awal mereka berpacaran saja sudah sangat salah sejak awal. Di mata Tae Gwang, Na Ra bukan wanita yang baik, selain tidak bisa diandalkan dan juga manja, Tae Gwang benar-benar tidak menyukainya.
Saat syarat menikahi Na Ra saja memiliki perusahaan dan bisnis sendiri, Tae Gwang langsung menolak keras bagaimana kakak laki-lakinya akan mengusahakan wanita tidak bisa melakukan pekerjaan rumah sama sekali.
Namun yang namanya cinta, namun yang namanya mereka saling mencintai, bisa-bisanya mereka menjadi semakin saling menguatkan. Saat Tae Joon membutuhkan dukungan Na Ra ads di belakang Tae Joon, sampai pada saat bisnis Tae Joon dilihat, dilirik dan juga membesar, Tae Joon menjadi kaya hanya karena hal kecil saja.
Pernikahan mereka terjadi, bahkan saat adiknya (keluarga satu-satunya yang dimiliki Tae Joon) tidak menyetujuinya, Tae Joon tetap menikah dengan wanitanya. Lupakan latar belakang dan bagaimana mereka saling mencintai lalu menjadi rusak. Lupakan dulu.
"Tuan Kim Jin Seok." Tae Joon memanggil rekan berbisnisnya dimana mereka sudah berteman baik hamil limabelas tahun. Pria yang lebih tua itu menghadap pada Tae Joon dan menatap tajam wajah pria yang sudah dia anggap sebagai adik laki-lakinya juga.
"Ada apa, Tae Joon." Jin Seok seakan-akan menerima semuanya, dia melirik Tae Joon untuk membiarkan adik laki-lakinya mengatakan semuanya padanya. "Mengenai kematian anak laki-lakiku, apakan anakmu masih belum menemukan jawabannya sampai detik ini? Aku menunggunya sampai sekarang, Kak Jin Seok. Apa penyebabnya dan bagaimana bisa?"
Awalnya, Jin Seok masih diam. Dia tidak mengatakan apapun dan membiarkan Tae Joon berpikir dalam pikirannya sendiri, biarkan bagaimana frustasinya Tae Joon mencari jalan kelurnya sendiri.
Walaupun anaknya seorang pengacara Jin Seok sudah mengusahakan meminta dan menanyakannya. Bahkan pria itu juga masih tidak ingin menindak lanjuti atau bahkan dia menyelesaikan diam-diam darinya. Ya. Dari Jin Seok sendiri yang sebenarnya dia adalah ayahnya sendiri.
"Kau ingin berbicara dengan anakku sendiri? Berbicaralah, bahkan aku sangat sulit untuk berbicara serius dengannya, aku tidak paham bagaimana istri dan anakku berbicara. Tapi, aku tidak begitu yakin bagaimana bisa aku menanyakannya." Tae Joon memutar bola matanya malas, dia melirik Jin Seok dengan tatapan ssngat tidak berdaya.
"Bukankah sudah tiga tahun yang lalu?" tanya balik Tae Joon yang saat itu membuat Jin Seok sedikit terdesak karena jawaban yang ingin dia dapatkan. "Memang tiga tahun, apa kau tahu selama tiga tahun aku berbicara dan bertemu dengannya beberapa kali juga?"
Tae Joon kalah, dia memang tidak tahu, dan sangat amat yakin jika Kim Jin Seok sangat sibuk dan jarang bertemu dengan anaknya. Begitupun Tae Joon saat itu juga.
Tapi... Tae Joon butuh kabarnya.
"Aku tahu kau tidak mengusahakannya sungguh-sungguh, Kak." Kim Jin Seok sedikit tidak nyaman, dia tersenyum miring untuk menarik satu alisnya pelan.
"Aku memang tidak mengusahakannya, karena--"
"Jika kau meminta anak perempuanku yang terakhir, aku akan memberikannya asal kau membantuku dari semua sisi. Setuju?" Ada yang tertawa sekarang, dia senang sekali seperti iblis.
"Setuju."
Perjanjian konyol ini akan merugikan segala sisi. Tanpa Tae Joon tahu, dia benar-benar membuka masalah lain bahkan saat dia tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi pada orang-orang disekitarnya.
Gong Tae Joon yang egois.