Chereads / Gong Eun Ra : Contested Woman / Chapter 59 - 59. Wanita Tidak Memiliki Pendirian.

Chapter 59 - 59. Wanita Tidak Memiliki Pendirian.

"Apa jawabanmu, Eun Ra?" minta Ji Kang pada Eun Ra dia akui sejak tadi masih sibuk dengan isi kepalanya dengan apa yang sudah kemarin Ji Kang tanyakan pada Eun Ra.

Ji Kang juga sudah sangat yakin jika Eun Ra sudah memikirkan matang-matang dari apa yang dia tanyakan pada Eun Ra kemarin. Ini aneh, Ji Kang tidak pernah sangat bersemangat deperti hari ini.

Berbicara dengan Tae Jung, lalu dengan Gwang, disambung dengan Tae Hyun dan terakhir dengan Eun Ra. Di hari yang sama? Waw! Ji Kang sangat benci berbicara, namun satu hari ini dia banyak bicara.

Mulutnya sedang keracunan sesuatu atau apa sejujurnya Ji Kang juga tidak paham apa yang sebenarnya terjadi dengannya, namun yang Ji Kang yakin dan tahu, semua akan membaik jika seseorang tidak berulah di belakangnya.

Akan sulit lagi nanti.

"Kenapa kau menanyakan hal ini saat aku bisa bekerja dengan dua orang sekaligus, Ji Kang? Kenapa kau sekarang sedikit egois hanya memperebutkan apa yang seharusnya tidak direbutkan."

"Bukankah aku tidak penting di hidupmu?" tanya Eun Ra seakan-akan dia tahu jika yang dia tanyakan benar-benar masalah hidup riang lain juga Ji Kang menaikan satu alisnya pelan. Apa sampai detik ini Eun Ra masih tidak paham jika dia ada di keluarga Min adah beban bagi semua orang.

Tercontoh adalah dirinya, Tae Jung, Tae Hyun, lalu ibu Tae Jung yaitu Min Su Ri. Hey? Seharusnya Eun Ra sadar jika kedatanganya membawa dampak besar.

Min Su Ri yang tidak pernah datang ke mansion keluarganya saja menjadi datang setelah kematian ayahnya (kakek anak mereka) setelah dua tahun lamanya.

Lalu Woo Sik (ayah Ji Kang) yang sempat tidak tahu harus melakukan apapun sebab yang sebenarnya terjadi semakin renggang, membuat Yoon Gi dan juga Woo Sik diam-diam membenci dan diam-diam juga baik-baik saja.

Hey? Apa Eun Ra maaih tidan tahu juga sampai detik ini? Astaga! Padahal ini bencana sangat besar yang belum pernah ada.

"Memang tidak penting, Eun Ra," jawab langsung Ji Kang jika dia sama sekali tidak membutuhkan Eun Ra di dalam hidupnya. Bahkan saat Eun Ra datang dan tidamnya pada lingkuhan Tae Jung pun sejujurnya Ji Kang tidak perduli.

Tapi juga sudah menariknya, membawanya paksa dan memperlakukan Ji Kang seaman-akan mendorongnya masuk, dia harus ikut campur. Dua tangannya masih berfungsi, dan akan terasa gatal jika wanita bernama Eun Ra masih di delan wajahnya sampai detik ini juga.

"Aku mengatakan ini hanya ingin mempertegas saja, jika kau terlihat sangat jelas dan sangat bodoh menujukkannya kau sendiri yang akan menarik diri dan merasa gagal hidup di lingkungan sekotor ini."

"Aku memintamu memilih bukan untuk memintamu datang pada pihakku, bukan sekaan-akan aku membalas perasaanmu. Aku tidak mengemis."

"Tapi ada baiknya kau pikirkan lagi apa yang ku tawarkan, sebab Tae Jung pun tidak tahu sama sekali mengenai keluargamu, saat aku tahu segalanya Eun Ra." Ludah tertelan begitu pahit, sakit dan sulit. Milik Eun Ra, hanya saja Ji Kang terlalu sensitif, dia membisikkan apa yang dia tahu pada telinga Eun Ra bahkan dalam jarak yang egitu dekat, tubuh kecil Eun Ra mengigil, dia takut, bahkan untuk bernafas saja Eun Ra masih sangat ragu untuk melakukannya.

Dia takut, jantungnya berdetak begitu cepat tanpa dia minta, dia benar-benar baru saja merasakan dia mencintai pria baik dan menyebalkan seperti Ji Kang untuk pertama kalinya.

Detak jantung Eun Ra pada Tae Jung dan Ji Kang sangat berbeda, ini lebih intens, lebih menuntu dan lebih ingin lebih dari yang Tae Jung inginkan darinya.

"Bernafaslah, kau ingin mati atau apa?" tanya Ji Kang yang kebingungan sata melihat wajah Eun Ra memerah dengan melihat wajahnya dan fokus meneliti setiap pahatan wajah Ji Kang sangat keterlaluan.

"Kau, aku tidak bisa melakukan apapun jika kau seperti tadi. Aku hampir mati," keluh Eun Ra saat dia berhasil menjaga jarak dengan Ji Kang cukup jauh, bahkan limabelas langkah menjauh dari Ji Kang, yang saat itu membuat Ji Kang memutar bola matanya malas.

"Apa jawabmu?" tanya Ji Kang dengan menurunkan nada bicaranya agar Eun Ra berjalan mendekat ke arahnya sedikit-sedikit. Ternyata benar, Eun Ra berjalan ke arah Ji Kang tanoa dia minta.

"Mungkin aku mencintaimu, tapi menurutku lebih baik---"

"Pamanmu memberikan nyawanya untukku, dia menjual nyawanya sendiri hanya untuk mengetahui keberadaan keponakan perempuannya." Ji Kang lebih dulu mengelanya, mungkin dia tidak sabar.

"Apa kau tahu jika pamanmu begitu berani memberikan nyawanya saat aku bisa saja membuat pria tua itu kau kuliti di ranjang operasi tempatmu bekerja, uh?" Belum selesai Eun Ra menjawab dengan mulutnya, Ji Kang sudah memberikan opsi mengerikan yang bahkan tidak ingin Eun Ra lihat sama sekali.

"Kau kejam sekali," keluh Eun Ra dengan mengerucutkan bibirnya marah bahkan saat situasinya tidak benar-benar baik untuk Eun Ra sendiri.

"Kenapa? Kau harus tegas dengan jawabanmu, karena nyawa dan pilihan yang salah akan membuatmu kehilangan satu-satunya yang kau miliki di dunia. Apakah kau paham, Jeon Eun Ra alias Gong Eun Ra?"

Eun Ra membisu, dia terdiam, benar-benar seakan-akan mendengar namanya terlahir menjadi baru karena marga yang sejak lahir dia dapatkan.

"Gong Eun Ra?" Ji Kang menganggukkan kepalanya jelas, dia ingin mengatakan pada dunia jika itulah kenyataanya.

"Ya, kau Gong Eun Ra, bukan Jeon. Karena ayahmu bermarga keluarga Gong, bukan Jeon. Kau dibohongi, Eun Ra. Hiduplah lebih pintar lagi agar kau tidak mudah di bodohi, wanita tidak memiliki pendirian!"

○○○

"Ibu," panggil Tae Jung saat dia sedang ada masalah dengan apa yang dia pikirkan, pekerjaan, masalah mental lalu fisiknya dam pembelahan otak yang mrmikirkan dua arah yang membuatnya pusing.

"Ya?" jawab Su Ri yang bahkan baru saja akan menulai makan malam saat dia baru saja selesai membersihkan mansionnya yang diberantaki oleh suaminya.

Kim Yoon Gi. Ada yang ingat? Ya! Ini masih hari yang sama.

"Aku mendapat masalah saat ibu pulang, apa ibu pulang dan mendapat masalah juga?" tanya Tae Jung akan-akan dia tahu jika yang ibunya dapatkan pasti jauh lebih menyakitkan dari yang dia pikirkan.

Tae Jung menutup kemungkinan, dia memilih menanyakannya seakan-akan dia tidak tahu atau mungkin ayahnya akan bersikap baik pads ibunya untuk kali ini saja. Jujur, Tae Jung ingin mengatakan pada ibunya dia tahu semuanya, bahkan segalanya.

Namun lebih baik menanyakannya seperti ini daripada sok tahu, bukan?

Ya, sebabnya yang sama dan alasan yang sama juga.

"Ibu? Ibu tidak mendapat maslalah apapun, Tae Jung. Bahkan ibu baru saja selesai memasak makan malam dan akan makan malam juga, kau sudah makan malam, anak laki-lakiku?" tanya Su Ri menanyakan keadaan anaknya bahkan saat dia baru saja beristirahat sebentar, memesan makan malamnya dan memilih mengangkat lnggilan telefon dari anak pertamanya bahkan saat semua tubuhnya menjerit kedakitan tanla jeda seperti ini.

"Ibu berbohong padaku, bahkan saat aku tahu semua yang ibu lakukan, ku rasa ayah menghukum ibu lagi. Kali ini apa, ibu?" Su Ri terkekeh, Tae Jung tahu segalaya, namun dia selalu memperlihatkan sikap dan perlakuan sangat lucu yang membuat Su Ri merasa ini hanya bualan saja.

Ada beberapa hal yang membuatnya lucu sejujurnya, hanya saja Su Ri memilih menatap tajam makan malamnya yang terlihat sangat sepi kali ini.

Semua pekerja di mansionnya masih berdiri di delan gerbang sampai Yoon Gi nanti pulang, makan? Tidak!

Yoon Gi yang akan bertanggung jawab untuk itu, dan Su Ri akan mendapat masalah serius jika ikut campur lagi.

Mungkin ini masalahnya, mungkin ini yang membuat Su Ri terlihat serba salah sekarang.

"Hanya membersihkan lantai dasar, dan beberapa kotoran di halaman rumah. Ibu tidak apa-apa, Tae Jung. Kau tenang saja, karena ibu maskh bisa mengangkat sambungan telefonmu, itu tandanya ibu masih bahagia." Tae Jung terkekeh, dia bahkan hanya bisa menggelengkan kepalanya tanpa beban sedikitpun.

"Aku ingin menegur ibu sedikit, hanya sebatas hal kecil dan mengenai Eun Ra juva. Untuk masalah aku memberikan wanita itu pada Tae Hyun atau tidak aku tidak bisa menjelaskannya, ibu." Alis Su Ri menyatu serius, dia sepertinya sangat menyukai alur pembahasan mereka.

Ibu dan anak yang memiliki satu frekuensi pembahasan satu sama lain membuat keudanya mulai menyatu. "Kau tidak ingin mengalah pada adikmu?" tanya Su Ri pada anaknya karena dia pikir dia berhasil membuat Tae Jung mengalah satu kali lagi untuk adiknya, Kim Tae Hyun.

"Bukan seperti itu maksudku, ibu." Tae Jung terlihat mengoreksi pembicaran mereka, namun Su Ri menabrakkan pertanyaan yang membuat Tae Jung merasa disalahkan.

"Lalu? Kau ingin mempertahankan wanita itu sama seperti kau mempertahankan wanjta sebelumnya dan keluarga kita hancur, begitu?" Tae Jung menghela nafasnya berat, dia tidak paham kenapa semuanya akan serumit ini sekarang.

Seharusnya, diawal sekali Tae Jung menyetuji saran Ji Kang untuk membunuh Eun Ra saja jika masalahnya semakin panjang seperti ini. Rasa-rasanya Tae Jung menyesal sekarang.

"Kak Ji Kang akan mengurusnya, ibu. Aku tidak akan ikut campur lagi karena semuanya akan terlihat percuma, hanya Kak Ji Kang yang bisa membantuku keluar dari masalah ini yang seakan-akan menghisapku masuk saat aku tidak melakukan apapun."

"Tae Jung, kau---" Terlihat jelas jika Su Ri tidak suka sama sekali, namun Tae Jung tidak perduli. Dia menutupnya dengan cepat.

"Selamat malam, ibu."