Ini sudah larut malam, dan Naya belum juga pulang. Ken sudah menghubungi Puspita dan Rani, namun mereka juga tidak tahu di mana Naya sekarang.
'Apa dia marah karena aku membentaknya tadi? Mungkin aku memang sedikit keterlaluan. Seharusnya aku tidak membentaknya dan mengusirnya seperti itu.'
Ken menghela napas berat, lalu memejamkan matanya.
Ia merasa sudah bersikap terlalu kasar pada Naya. Dan sejujurnya, apa yang Naya ucapkan memang ada benarnya.
Hak itu otomatis menjadi milik gadis itu saat ia sah menjadi istri Ken.
Ken akui, sikapnya itu memang tidak bisa dibenarkan. Ia tidak memberi Naya hak selayaknya seorang istri.
Tapi Ken tidak bisa membohongi perasaannya. Ia belum bisa menerima kehadiran Naya dalam hatinya. Di dalam sana, hanya ada Maya seorang.
Cklek!
Ken langsung berdiri begitu pintu terbuka.
Naya muncul dari balik pintu dengan langkah gontainya. Gadis itu hanya melirik Ken sekilas, lalu melewatinya begitu saja.