Ruangan serba putih dengan aroma obat menjadi ciri khas rumah sakit, dan sekarang menjadi sahabat bagi Alena. Awalnya, Alena juga sangat membenci rumah sakit. Karena rumah sakit membuatnya teringat pada masa lalunya.
Tapi sekarang Alena sangat menyukai rumah sakit. Banyak dokter ramah yang Alena kenal, suster yang baik meskipun terlihat cuek, dan beberapa pasien yang sekarang menjadi akrab dengan Alena. Rumah sakit ini sudah menjadi rumah bagi Alena, dan dokter, juga suster itu menjadi keluarga besar bagi Alena.
Seorang lelaki berjalan memasuki kamar seorang gadis yang masih terbaring lemah di sana, tubuhnya yang terlihat semain kurus, juga wajah pucatnya yang membuat lelaki itu menghela napas berat. Tangannya menggenggam tangan mungil milik gadis itu, ia duduk di kursi dekat brankar itu.
Lelaki itu adalah Kevan.