Sesampainya di ruangan, dia duduk di kursi. tangannya memijat kening dengan memejamkan mata. Ia ingin ikut turun tangan dalam masalah anak muda itu, bagaimanapun Dion dan Alena saling mencintai. Ryota juga sudah menganggap Alena sebagai anaknya sendiri sejak awal. Tapi, ia bingung bagaimana caranya untuk memberitahu pada Dion.
"Dokter Ryota?"
Dokter Ryota mengangkat kepalanya, melihat pemuda yang tadi berpapasan di koridor. Ryota tersenyum dan menyambut lelaki itu, ia mempersilahkan duduk di sofa. Lelaki itu tersenyum sambil mengangguk, daan duduk di sofa. Ryota beranjak dari kursinya dan pindah di sofa dekat lelaki itu.
"Dokter kenapa? Lagi banyak pasien, ya?"
Dokter Ryota tertawa kecil sambil berkata, "Ah, tidak juga. Hanya saya ada satu pasien saya yang sedang ada masalah dengan anak saya. Saya ingin membantu mereka, tapi tidak tahu bagaimana caranya."
