Tatapannya seolah-olah tidak peduli dengan pandangannya saat ini. Ke mana Kevan yang dulu? Bukannya kemarin dia juga memohon untuk tetap tinggal di rumah? Jadi semua itu hanya rekayasa? Pikir Alena.
"Lepasin atau gue bunuh lo sekarang!"
Mendengar suara yang lantang itu membuat Alina menoleh. Seorang lelaki membawa banyak snack di tangannya, dan berjalan mendekati Alena dengan tegak. Ia meletakkan snack itu di troli dengan mata menatap dua orang itu dengan tajam.
"Ada hak apa bikin Alena nangis?" tanya Shaw itu menatap tajam Alina.
Shaw tau kalau mereka itu adalah saudara Alena. Tapi bagi Shaw, mereka adalah musuh Alena yang harus di musnahkan. Shaw tersenyum menyeringai melihat Alena.
"Jadi ini kembaran Alena yang menghasut banyak orang?"
Alina mengangkat alisnya. "Maksud lo apa? Jangan sok tau! Lo itu bukan siapa-siapa!"
Shaw tertawa kecil. "Saya emang bukan siapa-siapa, tapi itu dulu. Sekarang? Saya berhak untuk melindungi Alena dari orang seperti kalian!"