Lelaki itu duduk termenung di balkon rumahnya. Ia menatap kosong lautan luas yang dengan leluasa ia dapati dari ketinggian itu. Sejenak melintas di pikirannya, ingatan saat Anora di sekap olehnya. Menit berikutnya, sebuah senyuman terlukis di bibir lelaki itu. Ia ingat saat pertamanya bercumbu dengan Anora.
Gadis yang begitu menggemaskan untuknya.
Tring… tring..
Berkali-kali Sean mengacuhkan notifikasi yang masuk ke ponselnya.
Ya.. lelaki itu muak dengan terror yang di lakukan ole Alona. Gadis itu tidak membiarkannya untuk sendirian.
Tring…tring…..
Ponsel itu kembali bordering. Mengelurkan suara kebisingan yang memekakkan telinga.
" Apa sih mau anak ini!!" bentak Sean sambil memeriksa ponselnya. Dan ternyata ia salah, yang menghubunginya tidak hanya Alona. Tetapi ada nomor lain juga.
" Siapa ini?" pikir Sean.
Kebetulan saat Sean menggenggam ponselnya, nomor baru itu kembali menelpon.
" Halo.." sapa Sean.
" Hi… maaf mengganggu mu," terdengar sautan dari seberang.