Waktu berlalu dengan cepatnya, Anora dan teman-teman seangkatannya kini telah di ujung pendidikan mereka.
" aku takut sekali," ucap Velly yang menunggu hasil ujian akhirnya.
" Aku pikir kau tidak perduli," ucap Anora sambil bersandar di dinding dan memainkan ponselnya.
" kau benar-benar tidak punya hati Anora. Setidaknya beri aku penyemangat," rengeknya.
Anora hanya diam. Karena ia tau, siapa orang yang tepat yang dapat memberikan sepupunya itu semangat.
" hi… sayang, bagaimana? Kau lulus?" tanya Yanus sambil mencium pipi gadis manja itu.
" iuh… kalian berdua benar-benar memuakkan," ucap Anora lalu menghindar.
Ya… orang yang di ramalkan Yanus menjadi laki-laki terakhir Velly adalah dirinya sendiri.
Anora memutari kawasan kampus sembari menikmati untuk terakhir kalinya kampus itu.