Pagiku tidak lagi sama. Tak ada lagi perasaan menyenangkan, perasaan damai yang menjadi milikku setiap kali aku memandang pagi dari luar jendela. Coklat panas, kopi, susu, semua terasa hambar dilidahku. Selera makanku berkurang. Separah inikah patah hati?
" Ra … Anora…" terdengar suara Velly yang datang dari ruang tamu.
" Sedang apa kau?" tanyanya saat menemukanku melamun di balkon kamar.
Aku tidak menjawab. Aku hanya melemparkan senyuman tak berarti untuk sekedar menatapnya.
" Anora, mau coba cerita sesuatu?" tanya Velly sambil mengusap lembut rambut panjangku.
" Aku baik-baik saja Vell, jangan terlalu khawatir."
" Kau pikir kau bisa membohongi aku?" ucapnya kesal sambil duduk di kursi kosong yang ada di sampingku.
" Aku tidak apa-apa." Ucapku yang tidak dapat mencegah bulir air mata lolos dari kelopakku.
" Masih bilang tidak apa-apa?" ucapnya sambil mengusap tetesan air mata yang sengaja aku tutupi.