Anora berjalan dengan langkah pelan. Pandangannya tampak kosong. Dan ia tidak dapat mengendalikan pikirannya.
"apa yang kau katakan?". Ucap Sean sambil menjauh menghindari tatapan Anora.
"jawab aku Sean. Esay ini bisa kau jabarkan dengan begitu jelasnya. Kau juga tidak mengalami kesulitan dalam menganalisis berbagai kasus tentang dia. Jika kau bukan teman atau tidak mengenal dia. Mungkin kau adalah dia!! Iya kan?". Gadis itu benar-benar terdesak.
"kau gila? Apa kau begitu terobsesi dengan penjahat itu, hingga kau merasa aku adalah dia? Jangan bodoh Anora". Ucap Sean sambil menyusun semua buku yang telah selesai mereka gunakan.
Anora tampak begitu terpukul. Tetapi hatinya tetap yakin kalau itu adalah Rafael .
"bukannya kau ingin pulang? Kenapa kau masih berada di sana?". Tambahnya.
Anora masih tetap diam.
"apa kau mendengarku bicara? Setidaknya kau jawab setiap tanya yang aku lontarkan Anora". Ucap Sean sambil berjalan mendekati Anora.