Chereads / BROKEN PROMISE / Chapter 11 - 11. QUEEN OF THE STREET

Chapter 11 - 11. QUEEN OF THE STREET

Baru saja Anora ingin menginjak pedal gas mobilnya, tiba-tiba sebuah lamborgini kuning muncul dari belakang.

"hai…". Sapa gadis yang memegang kendali lamborgini kuning menggoda itu.

"Alona". Ucap Velly.

"tidak buruk. Berani balapan?". Tantang gadis itu lalu menancap gasnya. Meninggalkan Anora dan velly dalam kelebat debu.

"siapa dia?". Tanya Anora.

"dia Alona, si primadona kampus. Dia satu-satunya gadis yang bisa berkeliaran dekat Sean".

"kau jelous?". Tanya Anora.

"tentu saja. Sean adalah impian semua gadis di kampus".

"hah…kau punya George nona".

"ayolah Anora, kita wanita juga berhak untuk memilih bukan". Ucap Velly.

"hah…terserah. Kencangkan sabuk mu. Aku tidak ingin kau terlempar".

"maksudmu?!!". Tanya velly bingung.

Akkhhhhhhhhh....

Velly berteriak saat tubuhnya hampir terlempar keluar mobil, akibat kecepatan penuh yang di buat Anora.

"Anora…kau gila". Teriak Velly di sela-sela deru mobil itu.

Anora hanya tersenyum miring. Gadis itu kini kembali pada jati dirinya. Anora queen of the street.

"hahaha…taka da gunanya mengendarai mobil sport mewah jika tidak berani mengebut dijalanana". Ejek Alona sambil mengunyah dramatis permen karet di mulutnya.

"kau sendiri bagaimana?". Tanya El.

"aku sedang malas kebut-kebutan. Lagian yang ada di depanku adalah Sean". Ucap Alona. Expresi wajah El tampak berubah saat ia menatap kaca spion di sebelah Alona.

"kurasa kau salah menilai cover Alona".

"maksudmu?".

Wush...

Seketika Anora melewati lamborgini kuning milik Alona. Ia melesat jauh bagai roket yang siap menembus atmosfer bumi.

"f*ck". Maki Alona lalu menancap gasnya coba mengejar Anora yang sudah semakin jauh meninggalkannya.

"Anora….hentikan ini". Teriak Velly ketakutan. Ia tidak berhenti memegang bawah kursinya. Takut terlempar dan terbawa angina.

"tenang. Kau cukup pastikan sabuk pengamanmu terpasang nona. Kau berada di tangan yang tepat". Ucap Anora dan menambah kecepatan.

200 m di depan Anora, tampak mobil lamborgini hitam milik Sean. Ia tampak santai membawa mobilnya. Cepat namun tidak tergesa-gesa.

Hingga akhirnya mobil keduanya sejajar.

Tittttt ...

Anora memesang keras klaksonnya. Hingga Sean menoleh ke arahnya.

"Hii…pecundang. Jangan memakai mobil itu jika jalanmu seperti siput bodoh. Kau melukai harga diri dari pembuatnya". Teriak Anora.

"Anora". Ucap Velly.

Sean hanya tersenyum miring tidak mengindahkannya.

"Mau balapan? Aku yakin, kau bukan pecundang yang takut dengan arena balap bukan". Pancing Anora.

"teruslah bertingkah seakan kita dekat nona. Itu membuktikan betapa murahnya kau". Balas Sean.

"Ouh ya…dan sekarang aku akan buktikan, betapa Pecundangnya seorang Sean". Ucao Anora memainkan gas mobilnya dan kemudian meninggalakan Sean dengan kelebat debu yang membuat mata perih.

"Gadis keras kepala". Pikir Sean terpancing lalu mengebut kecepatannya.

Mereka saling berlomba untuk pertama kali sampai di pantai. Terkadang Anora yang mendahului Sean, terkadang Sean meninggalkan Anora.

Diam-diam Sean terkagung dengan cara mengemudi brutal gadis itu. Ia seperti seseorang yang professional dalam mengemudi. Ia bahkan mampu mematahkan tikungan tajam dengan mulus.

300M selanjutnya adalah parkiran pantai. Anora mengemudi dengan kecepatan penuh. Begitu juga dengan Sean. Mobil mereka sejajar dan mengunci akhir dari permainan mereka. Disisi lain, ada Velly yang hampir kehabisan suara karena meneriaki Anora.

Cyitttt...

Aaakkkkkk…..

Decitan rem mobil Anora di barengi teriakan frustasi sepupunya itu.

Bagaimana tidak, Anora berhenti tepat di depan mobil Sean. Jika saja Sean tidak sigap menghentikan mobilnya, mungkin kedua gadis itu sudah kehilangan nyawanya.

Anora tersenyum miring sambil menatap tajam lelaki tampan yang ada di lamborgini hitam itu. Anora turun disusul oleh Velly dengan rambut kusut dan wajah pucatnya.

"kau gila!!! Kau mau membunuh aku…hah". Velly kesal lalu pergi mencari kamar mandi di pantai itu.

Sementara Anora duduk di bagian depan mobilnya yang menghadap kearah mobil Sean sambil berpangku tangan.

"gimana? Benerkan. Kau loser". Ucap Anora saat Sean keluar dari balik lamborgini miliknya. Sean hanya diam sambil berjalan mendekati Anora.

Mereka berdiri berhadap-hadapan. Sean menatap mata gadis itu yang tersembunyi di balik kacamata hitamnya.

"kau tau, hanya kau wanita yang berani menantangku". Ucap Sean sambil melepas kacamata hitam yang menghalangi retina indahnya.

Anora tampak terdiam mendapati retina itu dari dekat. Ia mengingat sesuatu yang membuat dirinya secara tidak sadar melepas kacamata hitamnya.

"heh…kenapa? Kau terpesona padaku?". Ucap Sean tak mengubah expresi wajahnya yang dingin.

"Rafael".

Sean tertegun mendengar ucapan gadis itu.

"kau mengenal Rafael?". Tambahnya.

"jangan gila oleh fantasimu bodoh". Balas Sean salah tingkah.

"fantasi??? Bagaimana kau bisa simpulkan itu fantasiku?".

Deg….

Jantung Sean berdetak kencang. Ia tidak dapat menghindarkan kepanikannya dari gadis itu.

"dasar gadis aneh". Ucap Sean lalu pergi meninggalkan gadis itu.

Anora terdiam menatapi Sean yang pergi meninggalkan dirinya. Sementara disisi lain, tampak Alona menatap gadis itu penuh Amarah.

Dasar gadis benalu!!!!!

"Tetapi ini terlalu terbuka velly". Bentak Anora saat Velly memberinya bikini berwarna hijau lumut.

"ini pesta pantai nona. Sudah seharusnya kita tampil dengan bikini". Ucap Velly sambil berposa dengan bikini merah menyalanya yang seksi.

Wajah Anora tampak memelas. Ia memang tidak terbiasa dengan baju super terbuka seperti itu. Itu membuatnya tidak nyaman sama sekali.

"ok…aku sudah selesai. Btw, kalau kamu udah selesa, kamu tau kan cari aku dimana". Ucap Velly lalu meninggalkan Anora di kamar itu.

"Ibu salah menempatkanku di negara ini. Ini sama saja mendorongku masuk ke lubang buaya". Gerutu Anora dalam hati.

Anora memandangi tubuh rampingnya di kaca. Bikini itu memang membuatnya terkesan liar dan nakal.

"eee…kayanya kalau aku mengenakan…hmmm". Gadis itu tidak meneruskan ucapannya. Ntah apa yang ada di benak gadis itu.

Dentuman music memenuhi sekitar pantai. Beribu mahasiswa mengekspresikan kesenangnanya dalam menikmati libur bersama itu. Riak gelobang ombak tak luput dari kegilaan mereka. Beberapa mahasiswa tampak menunggangi ombak itu dengan papan selancar mereka. Dan beberapa lainnya tampak bermain di bibir pantai.

"kau tidak ingin berselancar Sean?". Tanya Alona yang selalu duduk dengan Sean.

"tidak". Jawab Sean dingin.

Alona hanya memandangi lelaki itu penuh arti. Daging yang membentuk otot kotak yeng mempesona tampak terexpos bebas dari bagian perut Sean.

Banyak wanita yang kehilangan akal saat melihat tubuh milik Sean. Mereka tampak menggila dan tidak perduli, meski Sean telah berkali-kali melukai mereka dengan ucapan tajamnya.

"Gila…si cewek baru itu manis sekali. Baru kali ini aku melihat gadis yang memiliki style seperti dia".

Beberapa menit kemudian, hampir semua anak lelaki yang berada di sekitar Alona membisik.

Mereka tampak terpesona pada suatu hal. Dan untuk pertama kalinya. Alona bukanlah penyebap dari itu semua.

"apasih yang mereka bicarakan". Celetuk Alona marah.

"hmm..aku pikir, gelarmu sebagai primadona kampus akan terseleksi oleh alam Lon,ada gadis baru yang akan menggantikanmu". Ucap El tersenyum sambil menatap kearah Anora.