Bau darah tercium di balkon itu, di bagian sudut tampak Anora yang terkapar dengan luka di tangan dan di pipinya akibat penganiayaan oleh orang bertopeng itu.
" Aku suka dengan caramu bertahan Anora. Dengan begitu aku butuh usaha untuk bisa melenyapkanmu," ucap orang tersebut sambil memainkan mata pisaunya.
" Siapa kau sebenarnya?" Tanya Anora geram.
" Tak penting aku siapa, hanya saat ini aku sangat bahagia bisa menyakitimu."
Akhhhh….
Anora merengkik kesakitan taat kala orang itu menginjak kakinya.
" Sakit bukan?" ucap orang itu.
Anora hanya merengkik menahan sakit, berharap kakinya dilepaskan.
" Aku senang melihatmu seperti ini Anora. Rasanya sangat memuaskan mendapatimu seperti ini," tawanya senang.
Akh…
Anora menendang orang itu dengan sekuat tenaga hingga ia terkapar.
Dengan cepat Anora bangun lalu berlari menuju pintu keluar. Berharap ia bisa sembunyi dan menghindar dari manusia bertopeng itu.
" Anora…." Teriaknya yang geram dan kemudian menyusul gadis itu.