Chereads / Plagiat Cinta / Chapter 26 - Hancur Sudah

Chapter 26 - Hancur Sudah

Isabel sudah semakin terpojokan, dia tidak bisa pergi kemana pun. Tetesan air mata sudah sangat membasahi pipi Isabel. Isabel tidak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya. Dia berharap akan ada seseorang yang menolongnya.

Para berandalan semakin mendekati Isabel dan mulai menyentuh tangan Isabel. Isabel merasa jijik dengan sentuhannya. Dan ada salah seorang berandal yang menyentuh dagu Isabel dengan sangat tidak sopan. Isabel menepis tangan mereka dengan sangat kasar dan menendang kaki para berandal tersebut. Berandalan itu merasa tertantang dengan sikap Isabel yang sedikit berani melawan mereka.

"Jangan mendekat! Enyah kalian dari hadapanku! Jangan berani-berani kalian untuk menyentuhku! Atau kalian akan mati ditanganku!" ancam Isabel dengan begitu tegasnya.

"Ahahaha ... hahaha ..." mereka semua bukannya takut dengan ancaman Isabel, justru mereka malah merasa lucu.

"Bagaimana bisa? Haha ... wanita secantik dirimu membunuh orang dengan menggunakan tangan mungilmu itu. Hahaha ... berhenti membuat kami tertawa wahai wanitaku," ucap salah satu dari mereka.

Isabel sudah tidak yakin dia akan selamat dari terkaman mereka. Tapi Isabel juga tidak ingin pasrah begitu saja, dia mencari cara agar bisa kabur dari mereka semua. Isabel berniat akan mengalihkan perhatian mereka terlebih dahulu, setelah itu dia akan lari secepat mungkin.

Isabel mulai menyusun rencana untuk segera berlari dari tempatnya sekarang berada.

'Aku harus ngapain? Hmm ... pertama aku akan mengambil pemukul milik salah satu dari mereka, setelah itu aku akan memukulkannya pada bagian kaki mereka. Setelah itu akan kudorong dia sampai jatuh, dan aku memiliki jalan untuk berlari'. Batin Isabel.

Isabel melirik salah seorang berandal yang berada tepat dibelakangnya. Dia mulai sedikit mundur untuk mendekat, tangannya bergerak secara perlahan untuk mengambil pemukul yang ada ditangannya. Isabel melakukannya dengan sangat hati-hati.

Pelan-pelan Isabel mulai mengambil pemukulnya tanpa disadari oleh satu orang pun. Dan akhirnya Isabel, berhasil mengambilnya dengan sangat susah payah. Setelah pemukul itu berada dalam genggamannya, Isabel segera memukulkan pemukul itu tepat pada bagian paha si berandal. Sontak saja berandal yang kena pukul Isabel langsung kesakitan dan memegangi pahanya. Saat si berandal mulai lengah, Isabel segera mendorongnya sampai terjatuh, lalu ia berlari secepat mungkin.

Semua berandal yang ada di sana merasa kesal. Mereka sangat marah karena Isabel berhasil lolos dari cengkraman mereka.

"Sial! Cepat kejar wanita itu! Ayo cepat!" titah salah seorang berandal.

"Baik," sahut semuanya.

Lalu semua berandal itu pun segera mengejar Isabel.

Isabel yang tahu bahwa dia sedang diikuti, mempercepat langkah kakinya. Dia tidak ingin kalau harus tertangkap kembali oleh para berandal sialan itu.

"Tolong! Tolong! Siapa pun tolong aku! Tolong!" teriak Isabel meminta pertolongan.

Beruntung Isabel berlari berbalik arah. Mungkin saja 2 orang lelaki tadi yang berniat menolong Isabel, akan bertemu dengannya, dan membantu Isabel menghadapi mereka semua.

Sadar bahwa dirinya tidak mungkin bisa berlari lagi, Isabel segera mencari tempat persembunyian yang aman. Isabel mempercepat langkah kakinya agar para berandal itu kehilangan jejaknya, setelah itu dia akan segera bersembunyi.

Saat Isabel tahu bahwa para berandal itu sudah kehilangan jejaknya, dia segera bersembunyi disemak-semak. Isabel tahu betul, jika dia melanjutkan berlari, maka para berandal itu akan kembali mengejarnya dan menemukannya. Maka dari itu, Isabel lebih memilih untuk bersembunyi saja. Selain lebih aman, itu juga bisa mengurangi rasa lelahnya.

Isabel mengatur nafasnya yang sudah tak beraturan. Dia memegangi dadanya yang terasa sesak. Kemudian Isabel segera menutup mulutnya agar tidak mengeluarkan suara sedikit pun.

Dan para berandal itu pun tepat berada didepan semak-semak tempat Isabel bersembunyi. Isabel sangat takut para berandal itu akan menemukannya dan menangkapnya kembali.

"Ya Allah, tolong lindungi hamba. Jauhkan para penjahat itu dari hamba. Hamba mohon, selamatkan hamba dari segala bahaya apapun," do'a Isabel didalam hatinya.

"Ayo cepat kita harus terus berlari untuk mengejarnya. Jangan buang waktu lagi, gadis itu sangat cepat larinya," ucap berandal tersebut. Rupanya mereka tidak menyadari bahwa Isabel bersembunyi disemak-semak. Isabel sangat senang, hatinya sedikit tenang.

Para berandal itu terus berlari untuk mengejar Isabel. Mereka tidak tahu bahwa orang yang mereka kejar telah dilewati oleh mereka.

Saat mereka berlari, mereka tak sengaja bertemu 2 lelaki yang tadi akan menolong Isabel. Kedua lelaki tersebut tahu, bahwa para berandal tengah mengejar mangsanya. Mereka sudah sering memergoki berandal-berandal itu melakukan kejahatan.

"Sedang apa kalian di sini? Pasti kalian sedang meresahkan orang lain lagi, kan?" tanya salah satu lelaki tersebut.

"Emangnya kenapa kalau kita meresahkan orang lain? Toh, kita tidak merugikan Lu pada, kan? Sudah lah, kalian ga usah sok alim. Badan kayak berandal kayak gitu aja, sok-sokan baik sama orang," ucap berandal itu.

"Meski pun badan kami kayak berandalan, tapi hati kami tidak sejahat kalian. Kami masih memiliki hati nurani. Tidak seperti kalian," jawabnya.

"Halah banyak omong, Lu. Ayo cepat hajar mereka berdua!" titah salah satu berandal kepada rekan-rekannya.

Aksi baku hantam pun terjadi diantara kedua kelompok tersebut. Yang satu membela kebaikan dan yang satu kejahatan.

Sementara itu, Isabel masih betah ditempat persembunyiannya. Dia masih belum berani untuk keluar sekarang. Isabel takut para berandal itu akan balik lagi dan menemukannya. Tapi ditengah ketakutannya, tiba-tiba saja ada seseorang yang menutup mulutnya dari belakang.

"Kyaa ...."

"Sttt ... diamlah! Ini Mas Azam. Jangan berteriak," ucap Azam. Ternyata orang itu adalah Azam. Setelah Isabel tenang, Azam segera menyingkirkan tangannya dari mulut Isabel.

"Kenapa? Kenapa kamu bersembunyi seperti ini?" tanya Azam yang tidak mengetahui kejadian sepenuhnya.

"Tadi ... tadi ada para penjahat yang mengejarku. Aku sangat takut, lalu bersembunyi ditempat ini," terang Isabel.

"Di mana? Mas akan beri mereka pelajaran," jelas Azam.

"Jangan! Mereka terlalu banyak. Mas Azam pasti tidak akan bisa melawannya," tutur Isabel.

"Mas pasti bisa. Mas sering juara dikelas. Jadi Mas cukup pintar kalau masalah pelajaran," ucap Azam memberi lelucon garing.

"Apa sih, Mas? Ini serius tahu," kesal Isabel.

"Hehe ... maafkan, Mas. Mas hanya bercanda," terang Azam.

"Sttt ... Mas, jangan berisik!"

"Iya deh iya. Ayo cepat kita keluar dari sini," titah Azam.

"Ga mau," tolak Isabel.

"Ishhh ... kamu nih, bandel sekali. Tahu ga? Disemak-semak itu pasti banyak uletnya, bahkan kadang ada ularnya. Kamu mau kedua jenis hewan itu mengerayangi tubuhmu?" ucap Azam menakut-nakuti Isabel. Isabel langsung merasa takut mendengar ucapan Azam barusan. Dengan berat hati Isabel pun menuruti perkataan Azam untuk keluar dari tempat persembunyiannya.

Azam dan Isabel pun berjalan untuk kembali kepenginapan mereka. Tapi diperjalanan mereka bertemu kelima berandal itu dalam keadaan lemah tak berdaya. Isabel masih ingat, salah satu dari mereka telah berani menyentuhnya. Dengan emosi yang menggebu, Isabel melakukan hal tak terduga. Isabel mendekati berandal tersebut dan menginjak bagian intim si berandal. Hancur sudah masa depannya sebagai seorang lelaki.