Nyonya Shalina menatap wajah anak gadisnya dengan tajam. Sementara putrinya itu malas sibuk menggosok-gosokkan cream pelembut ke tangannya. Selama di dapur tangannya jadi kasar.
"Ri-eN...apa kamu senang punya bibi baru?"
"Maksud ibu?" Nona Ri-eN menghentikan kegiatannya.
"Kamu senang Soraya jadi bibi-mu?"
"Bibi? Bibi dari mana?"
"Apa kamu tidak dengar kalau kakek-mu mengangkat Soraya menjadi anaknya?"
"Oh itu! Dia cuma anak angkat, bukan bibiku? Jangan ibu pikirkan!" jawab nona Ri-eN santai.
"Apa ibu tidak usah mikir, kalau kakek-mu tiba-tiba memberi dia berbagai fasilitas mewah untuknya!" Nyonya Shalina berkata dengan wajah emosi. Putrinya ini tidak tahu, kalau di masa depan statusnya akan berada sama atau bahkan di bawah Soraya.
"Maksud ibu?" nona Ri-eN tidak berpikir jauh.
"Ibu akan menyelidiki apa saja yang dia dapatkan sebagai anak angkat Benyamin Salman!"
Bukan Shalina namanya kalau dia tidak mampu mengakses informasi di Salman Corporation.
