Chereads / Savage Heart / Chapter 3 - Episode 2 : KEMATIAN

Chapter 3 - Episode 2 : KEMATIAN

( in Heart )

' Kesendirian, Kesepian, Ataupun Kesakitan. hadir untuk menguji jiwa yang lemah ini. Hadir untuk melihat sejauh mana aku dapat BERTAHAN.

' Tapi aku malah menganggapnya buruk. namun lama - kelamaan aku sadar , bahwa takdir seharusnya dijalani, tak peduli sesuatu itu buruk ataupun baik. jika ingin kebaikan di masa depan, maka aku harus menjadi pengembara yang kuat demi menuju jalan yang terbaik

( Story )

Cahaya pagi masuk lewat celah celah kecil rimbunnya daun, aku yang terbangun karenanya pun langsung berpegangan di ranting pohon yang tak jauh dari dekatku. aku baru sadar sedang berada di atas pohon.

Seketika aku teringat kejadian kemarin malam saat aku mengkhawatirkan keluargaku, aku malah jatuh menangis dan putus asa begitu saja. tapi ingatan semalam terasa asing bagiku, meskipun sudah kuingat berkali - kali. tapi semua pikiran itu kubuang jauh - jauh, lalu turun dari pohon yang begitu tinggi dengan sekali lompatan.

memang mentalku lemah tapi fisikku jauh melebihi kekuatan mentalku. ingatanku tentang hutan ini pun kuat -- mungkin terlalu kuat untuk seusiaku, sehingga aku dengan mudah melangkahkan kakiku menuju arah rumahku. arah menuju rumahku dipenuhi dengan pohon -pohon yang tinggi dengan ranting yang sedikit, aku hapal itu karena aku sering bermain diatasnya bersama teman - temanku dulu.

tapi entah mengapa mereka harus pindah dari daerahku. sambil mengingat - ingat itu kakiku masih terus berlari kencang menuju rumahku, itu juga sebagian dari kemampuanku dapat mengingat jalan tanpa fokus yang stabil. masih seiring waktu berjalan aku semakin dekat dengan rumahku yang di tandai dengan sedikit kabut embun pagi.

disaat itu pun aku melambatkan lariku sehingga berjalan pelan sembari merunduk. aku tidak ingin menangis kembali, karena apa yang kulihat. mungkin ini cerita yang cepat. tapi ini terlalu tragis untuk jadi kenyataan.

Daerahku dipenuhi darah yang berceceran di mana - mana, tanpa tau mengapa aku ingin meneteskan lagi air mataku setelah melihatnya. mayat - mayat tak berkepala pun tergeletak di segala tempat dengan tubuh yang rusak bagai bumi yang retak akibat gempa.

di ujung desa pun tak kalah mengerikannya dengan yang berada di tengah, yah lebih tepatnya juga daerah rumahku. melihatnya saja aku tak dapat lagi menutup mataku.

matahari yang bersinar terang pun seperti enggan melihat tempat ini. kini aku berdiri di depan rumahku, melihat jelas takdir yang harus aku terima. terlihat jelas ayah ibu, dan adik - adikku pun mati mengenaskan.

SIAPA YANG MELAKUKANNYA?, SIAPA YANG BERULAH?, ATAU INI MEMANG TAKDIR YANG DITENTUKAN?. tapi tak mungkin ini takdir, karena ini sudah tak masuk akal, warga desaku mati begitu saja seperti tanpa perlawanan. di dalam hanyutnya pikiran, satu suara berbicara padku dari belakang,

" Apa yang kau lakukan di tempat seperti ini, Kazzex? ", tanya gizae, orang yang bertarung dengan perempuan semalam,

" Apa yang terjadi di sini, Gizae?! ", tanyaku balik dengan teriakan kesedihan padanya

" Tidak ada yang perlu kau ketahui tentang ini. jika kau ingin mengetahuinya, Lihatlah sendiri! ", Mendengar perkataannya air mataku tiba - tiba berhenti dan termundur beberapa langkah dari tempatku tadi berada.

seketika aku langsung membalikkan hadapanku, mendekati mayat - mayat keluargaku yang sudah dingin. mataku bergetar beriring dengan tubuhku yang ikut dingin walau sudah diterpa hangatnya sinar pagi. yang pertama aku temui adalah mayat ibuku yaang sedang memelukku adikku yang masih bayi, dan pasti adikku itu sudah mati

. aku mengulurkan tanganku dengan gemetar hebat. lalu, aku membuka pelukan ibuku itu untuk melihat penyebabnya. namun lagi - lagi aku hanya menemukan hal yang menyayat hatiku, tangannya sudah hampir putus dengan perut yang berlubang tak rata. tak salah lagi mereka mati kehabisan darah dalam ketakutan.

aku hanya dapat membelalakkan mata melihat kejadian tragis itu. lalu aku langsung saja berlari ke dalam untuk melihat yang lain, namun ternyata nasib mereka sama saja, yah mati dengan Tragis. aku terduduk di sana,memikirkan apa takdir masa depanku jika semua seperti ini?.

" Sampai kapan kau ingin meratapinya, Kazzex?!", Teriak Gizae dari belakang, bertanya

" Apa kau tak lihat Keluargaku Mati mengenaskan, hah!!?. KAU TAK TAU APA YANG KURASAKAN SEKARANG, GIZAE!! ", aku berteriak marah, meluapkan marahku pada Gizae yang berada di ambang pintu di sebelah mayat Ibuku tadi,

" Aku memang tak tahu perasaanmu saat ini, Kazzex. Karena aku tak punya keluarga apalagi orang tua. tapi meskipun begitu aku dapat mengambil jalan untuk diriku hingga saat ini ", ucapnya kecil padaku sambil menghadap ke bawah seperti berharap sesuatu.

Aku yang mendengarnya terkejut, yang malah menenggelamkan aku dalam rasa bersalah karena telah menyinggung pembahasan seperti ini.

" Maafkan aku, Gizae. aku tak bermaksud menyinggung soal ini ",

setelah meminta maaf suasana jadi canggung, tapi Gizae maju melangkah mendekatiku. lalu dia mengambil sesuatu dari kantongnya 3 bungkus coklat.

" Nih mau nggak?, aku lagi lapar makan dulu lah ", tawarnya sambil mengulurkan 2 bungkus yang berada di tangan kanannya padaku,

" Satu aja ambil! ", ketusnya

Aku yang melihatnya hanya tersenyum kecil sambil meraih coklat yang di tangannya. tak lama aku mengerutkan keningku, heran bukan main.

" Woy, ini kan suasananya sedih ngapa jadi ada acara makan - makan!. wah Gak ngotak loe ngubah adegannya! "

dan anehnya aku baru sadar, liat mayat keluargaku sendiri tapi dia malah ngajak makan. Keche nya bukan main. tapi dia tak menghiraukan ucapanku tadi dan terus melanjutkan makannya. dalam suasana seperti itu, tiba - tiba saja adikku Ryu dan Miuno yang tergeletak berdekatan bergerak secara signifikan tepat di depanku.

sontak aku langsung menghampiri mereka, begitu pula dengan gizae tadi yang sedang asyik dengan makanannya langsung berdiri siaga memegang pedangnya. aku menatap penuh harap pada dua adikku tersebut, Apa mereka masih hidup?, Apa mereka yang akan menemani hari - hariku dalam menemukan jalan takdir yang benar?, namun Gizae mematahkan semua harapanku dengan kata - katanya,

" Siapapun yang hidup setelah penyerangan Iblis, Maka ia adalah Iblis! ", Tegas gizae sambil memegang pedang yang masih disarungkan di pinggangnya

" Tidak Gizae, mereka adikku, mereka manusia. lagipula apa yang merasuki pikiranmu di saat seperti ini. Iblis hanyalah mitos dahulu ", jawabku sambil menyiapkan pengangkut untuk adikku yang masih bernapas tadi,

" Kalau begitu siapa yang membunuh seluruh isi desa ini, hah ", ucapnya sambil menatap campah padaku

" yah palingan dibunuh oleh penjahat hebat ", jawabku tanpa perasaan, datar. tak tahu apa yang merasuki pikiranku, tiba - tiba aku dirasuki perasaan datar dan tak dapat berpikir jernih lagi. aku pun langsung keluar sambil menyeret pengangkut dengan adikku di dalamnya. terus aku berjalan keluar melewati gizae begitu saja.

" sepertinya kau seorang yang unik ya, Kazzex ",

entak kenapa kata - katanya membuat hatiku bergetar takut dan terkejut secara tiba - tiba, lalu dia berputar menghadap ke arahku dengan tatapan jijik seolah aku tidak ada dihadapan. ada apa ini?, apa yang terjadi?, mulai aku berpikir yang tidak - tidak.

setelah itu gizae malah memegang erat lagi pedang yang disarungkan di pinggangnya dan menyiapkan posisi untuk menebas ke arahku. aku yang melihatnya hanya dapat menyaksikan detik - detik kejadian tak terduga ini,

" Tunggu gizae, apa yang terjadi?, kenapa kau ingin membunuhku?! ", tanyaku dengan nada takut padanya,

" Jawabannya ada di belakangmu sendiri ", jawabnya singkat

Spontan aku langsung menghadap ke belakangku, entah bagaimana atau apa yang harus ku ekspresikan sekarang melihat Miuno bertingkah seperti iblis yang terdapat di mitos dahulu. dengan giginya yang tajam panjang siap mengoyak daging apa saja yang berada di hadapannya, dan kuku - kukunya yang sudah menjadi cakar hewan buas yang tak kenal nyawa atau jiwa lagi. kini hatiku kosong, tanpa harapan lagi.

begitu pula dengan jiwaku saat ini tak lagi merasakan sesuatu perasaan, seperti sudah hilang begitu saja dari diriku. tapi semua itu hilang setelah mengetahui yang dilakukan oleh adikku adalah untuk MELINDUNGIKU DI BELAKANGNYA. dia maju kedepanku tanpa alas kaki dengan baju dress panjangnya yang penuh dengan lumuran darahnya yang merah.

Mataku melebar cepat seolah tak percaya dengan kejadian yang terlalu singkat dan mengejutkan ini. lalu Gizae yang sudah bersiap dalam posisinya pun sudah meluncur membawa mata pedang biru lautnya ke arahku dengan miuno. tak mau kalah, miuno pun sudah siap dengan posisinya seolah ingin menahan MATA PEDANG gizae yang sudah terlihat mahir dengan permainan pedangnya.

SHUUFF!!... dengan singkat suara angin melaju menunjukkan kecepatan luar biasa yang tak tertandingi, terlihat mustahil namun nyata tangan adik perempuanku yang lembut itu menahan mata pedang gizae secara langsung.

tanpa darah dan teriakan kesakitan, dia malah mendorong balik serangan itu dengan tenaga nya sendiri. suatu hal yang tak masuk akal namun itu terjadi di depan mataku sendiri. gizae yang terdorong ke belakang langsung melancarkan serangan balik ke miuno yang masih kewalahan (CoolDown) karena terlalu banyak mengeluarkan tenaga pada pertahanan tadi.

melihatnya berada dalam masalah, aku reflek langsung menarik miuno ke bawah untuk menghindar dari serangan gizae. TRAKK...!!, bunyi retakan batu yang terkena hawa serangan pedang gizae yang kuat.

tiba - tiba dari belakang gizae datang Ryu adikku yang pertama menginjak pedang gizae hingga terlepas dari genggaman tangannya, tidak ada yang tahu kapan ryu berada di belakang gizae. tapi ternyata lepasnya pedang itu adalah tekhnik kejut dari gizae, karena dia langsung memberikan tendangan cepat ke arah ryu di depannya.

sudah berada tepat di depan wajah ryu, tendangan gizae di gagalkan oleh pukulan miuno yang sama volume kekuatannya dengan tendangan gizae. lagi - lagi aku di dikejutkan oleh miuno yang sudah hilang dari genggaman tanganku.

( sudah kuduga ini cerita yang cepat untuk diceritakan, karena takdir tak dapat diuraikan kecuali dengan perjuangan. maka dari aku akan berjuang mulai sekarang )

" Kau mempunyai ikatan yang unik dalam keluargamu, Kazzex. wajar saja terlihat di matamu sebuah masa depan yang merubah takdir manusia yang sudah dibuat palsu oleh para Iblis itu ", Ucap gizae padaku di depan Ryu dan Miuno yang masih menatap tajam padanya,

" hah, Maksudmu? ", Tanyaku yang semakin kebingungan dibuatnya

" Ini mungkin perkiraanku saja tapi sang Raja Iblis pertama akan bangkit membawa catatan takdir manusia yang palsu, lalu menguasai ini dengan merubah semua manusia menjadi sejenisnya. dan aku yakin kau yang akan merubah takdir palsu yang dibuat oleh Raja Iblis itu. dah Bye.. bye.. ", jelasnya dan langsung meninggalkanku bersama Ryu dan Miuno yang masih berada di depan rumahku tadi. hari beranjak siang dengan naiknya sang api angkasa ke puncak tahtanya.

mungkin takdir ku belum jelas sekarang, karena climax cerita ini pun belum dimulai. nanti, Suatu hari nanti aku akan membawa takdir yang benar pada manusia. untuk saat ini aku hanya perlu belajar dari kesalahan masa lalu untuk menjadi kuat di masa depan. dan perjalanan ku baru dimulai. ~ Himitsu_Ryu